ANJURAN BERMURAH HATI KEPADA ISTERI
ANJURAN BERMURAH HATI KEPADA ISTERI
Ada sebuah riwayat yang menyatakan: "Bahwa isteri-isteri Nabi pernah membantah ucapan beliau dan salah seorang diantaranya membiarkan beliau (tidak mengajaknya bicara) hingga malam hari. Diantara beliau dengan 'Aisyah terjadi permasalahan hingga datanglah Abubakar menanyai tentang apa yang terjadi antara beliau dengan 'Aisyah? Maka Rasul pun berkata kepada 'Aisyah: Engkau yang hendak menjawab atau aku yang berbicara? Ia menjawab: Bicaralah engkau dan janganlah berkata kecuali yang benar. Maka Abubakar menamparnya hingga mulut 'Aisyah berdarah seraya ber- kata: Apakah pernah beliau berkata dusta (tidak benar), wahai yang meng- aniaya diri? Maka 'Aisyah berlindung kepada Rasulullah dan duduk di- belakangnya. Kemudian Nabi berkata kepada Abubakar: Sesungguhnya kami tidak mengundangmu untuk melakukan hal itu (menampar) dan kami tidak ingin engkau berlaku demikian." (HR. Bukhari)
Pada riwayat yang lain disebutkan: "Suatu ketika 'Aisyah berkata, se- dangkan ia tengah marah pada saat itu: Engkaukah yang mengaku sebagai Nabi? Akan tetapi, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam justru terse- nyum dan memaafkannya dengan kemurahan hati serta kemuliaan." (Hadits Sahih)
Sabar terhadap sikap isteri merupakan ujian bagi jiwa, juga menekan amarah dan memperbaiki akhlaq. Seseorang tidak mampu menguji ke- sabaran dengan diri sendiri, juga tidak mampu untuk mengungkapkan ke- lemahan-kelemahan dirinya. Karena itu, tidak menjadi madharat bagi orang yang mencari kebahagiaan akhirat untuk terbuka terhadap ujian-ujian ter- sebut. Sebab, hanya dengan berlaku sabar seseorang mampu belajar meng- atur diri, menentukan strategi yang baik dan mampu mengarahkan keadaan,
Anjuran Bermurah Hati Kepada lsteri — 257 Anjuran Bermurah Hati Kepada lsteri — 257
Walaupun diwajibkan bagi seorang suami untuk bermurah hati kepada isterinya, namun bukan berarti suami harus terbelenggu tangannya, se- hingga sang isteri bebas berbuat sesuatu yang tidak baik, sementara sang suami berkata: "Aku tetap bersabar." Yang dimaksudkan disini adalah suami menegur isteri dengan karamahan dan ketenangan. Janganlah bersikap se-perti seorang prajurit yang telah mendapati musuhnya dalam keadaan lemah, lalu membunuhnya.
Disinilah seharusnya seorang suami bersabar dan berusaha untuk ber- laku lembut. Setelah hilang kekalutan dan suasana mulai mereda, maka pada kesempatan itulah yang harus digunakan dengan bijaksan dan luwes untuk menegurnya, sekaligus memberi petunjuk tentang bagaimana se- harusnya ia bertingkah laku secara benar. Janganlah bertindak semena- mena dengan menghukum, akan tetapi bisa digunakan cara-cara yang lebih bijaksana, seperti dengan mengkritik serta tetap bersikap lembut.
Mustahil jika hal tersebut tidak mempunyai nilai-nilai yang berdampak positif. Karena, perbuatan tersebut telah teruji dan dapat dibuktikan ke- benarannya. Seorang lelaki (saumi) lebih besar sifat kebijaksanaannya dan memiliki daya berpikir yang lebih jika dibandingkan dengan wanita (isteri). Untuk itu, wajib baginya (suami) bertanggung jawab memberikan peng- arahan kepada pihak yang menyimpang dengan cara yang bijaksana, lemah lembut serta dengan pengarahan yang baik dan pada kesempatan yang tepat. Tidaklah semua waktu itu tepat, khususnya disaat-saat pertengkaran tengah berlangsung dan perasaan saling membenci masih berkecamuk.
Socrates (seorang filosof kenamaan) adalah orang yang gagal didalam perkawinannya. Pada akhir kejenuhan dengan isterinya, ia memberi nasihat bagi para pemuda yang enggan menikah: "Hendaknya kalian menikah, bagaimanapun keadaannya. Jika kalian mendapatkan isteri yang shalihah, maka kalian akan memperoleh kebahagiaan. Sedang apabila nasib kalian mendapatkan isteri yang berahklaq buruk, maka minimal kalian akan men- jadi lebih bijaksana. Kedua hasil tersebut sangat bermanfaat bagi manusia."
Alangkah sempurnanya pengajaran yang disampaikan oleh Nabi, di mana beliau menjadikan rumah sebagai surga, yang didalamnya berbiaskan kedamaian dan menjamin kebahagiaan hidup berumahtangga selamanya. Jika salah seorang dari suami isteri marah, maka wajib kiranya yang lain bermurah hati. Karena sesungguhnya keadaan marah itu tidak berbeda dengan keadaan orang yang sedang mabuk, tidak mengerti apa yang di- ucapkan dan apa yang diperbuatnya serta telah dikuasai oleh pengaruh
258 — Kado Perkawinan 258 — Kado Perkawinan
Anjuran Bermurah Hati Kepada hteri — 259