BAHAYA BERDUAAN DENGAN WANITA DITEMPAT YANG SEPI

BAHAYA BERDUAAN DENGAN WANITA DITEMPAT YANG SEPI

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Ketahuilah, seorang laki-laki tidak diperbolehkan bermalam di rumah

wanita janda, kecuali ia telah menikahinya atau masih ada hubungan mahram dengannya." (HR. Muslim)

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda: "Sesungguhnya wanita —yang bukan mahram— itu jika di lihat dari

depan maupun belakang merupakan gambaran dari bentuk godaan syaitan (melenakan)." (HR. Muslim)

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki berduaan ditempat sepi dengan wanita,

kecuali syaitan menjadi pihak ketiga diantara mereka berdua." (HR_ Tirmidzi dengan sanad hasan)

428 — Kado Perkawinan

Imam Muhammad mempublikasikan didalam kitabnya yang berjudul Al Mar-atu wa Al Hijaab: "Bahwa menghilangkan adanya pembatasan dan memberlakukan sistem pergaulan bebas merupakan harapan bangsa Eropa pada zaman dahulu. Dikarenakan adanya maksud yang dituju dari pema- haman orang-orang Eropa terhadap dunia Islam pada masa tersebut." Lebih lanjut Imam Muhammad berkomentar —masih didalam kitab yang sama— bahwa pembatasan dimaksud pada saat itu masih berlaku —jika tidak di- hancurkan— dalam masyarakat Islam yang ada di Timur, bukan hanya masyarakat Islam di Mesir semata. Kecuali apabila perubahan terjadi dengan sendirinya atau secara spontan dikalangan wanita muslimah. Sebenarnya kerusakan telah terjadi secara menyeluruh dikalangan wanita-wanita negeri Barat pada saat itu, hingga mereka menyadari sendiri akan bahaya yang bakal menimpa jika hal tersebut tetap di pertahankan."

Sayangnya, sebagian pemuda dan pemudi negeri-negeri Timur pada saat itu tidak terlalu memahami akan segala persoalan yang telah menimpa negara-negara Barat mengenai masalah ini. Mungkin mereka menganggap hal tersebut sebagai membatasi kebebasan yang ada pada diri mereka, di- sebabkan mereka bertindak sesuka hati atas segala keinginan dan syahwat mereka.

Sampai akhirnya, seorang penulis wanita berkebangsaan Amerika me- nulis tentang kebobrokan yang tengah dialami oleh wanita-wanita Barat melalui harian yang terbit di Republik Mesir pada tanggal 9 Juli 1962 dengan judul Cegahlah Pergaulan Bebas Dan Batasilah Penyimpangan Yang Ada Pada Wanita.

Seorang wartawati Barat yang sangat terkenal pernah dalam rankaian tugas jurnalistiknya mengunjungi Universitas dan asrama pemuda serta yayasan sosial yang ada di negeri Mesir. Menurut data yang ia peroleh dikemukakan: "Bahwa sesungguhnya masyarakat Arab adalah masyarakat yang sempurna dan berkepribadian bersih. Keadaan masyarakatnya sangat berpegang dengan tradisi atau ajaran yang membatasi pergaulan antara wanita dan laki-laki pada batasan yang dapat di terima oleh rasio. Kemudian ia menyarankan kepada masyarakat di sana untuk tetap mempertahankan dengan berpegang teguh kepada ajaran yang kokoh serta mengingatkan atas bahayayang bakal di timbulkan dari adanya pergaulan bebas. Seperti yang tengah dialami oleh negara-negara Barat yang hanya berakibat ben- cana pada masyarakatnya dan kehancuran dalam keluarga-keluarga mereka (masyarakat Eropa dan Amerika)."

Dengan demikian, penulis menyarankan, agar pembaca senantiasa ber- pegang teguh dengan ajaran serta syari'at Islam dan membatasi diri dari

Bahaya Berduaan dengan Wanita di Tempat yang Sepi — 429 Bahaya Berduaan dengan Wanita di Tempat yang Sepi — 429

Sesungguhnya kebebasan berlebihan yang kita berikan kepada anak laki-laki dan perempuan kita yang masih berada di bawah umur telah men- jadikan mereka kelompok-kelompok berbahaya yang sangat transparan. Pergaulan bebas dikalangan masyarakat Eropa dan Amerika telah mem- porak-porandakan kehidupan rumah tangga serta budi pekerti mereka.

Dari rencana muslihat yang mereka susupkan kedalam masyarakat kita, yaitu melalui cara menanamkan pemahaman yang menyesatkan. Mereka menyatakan: "Bahwa hubungan pra nikah antar lawan jenis dapat mem- bentuk tabiat dan mempersempit pemikiran keduanya yang selalu cen- derung kepada pemenuhan kebutuhan biologis." Inilah penyelewengan dari segi pemahaman terhadap pengetahuan yang telah mereka lakukan, yaitu dengan mengelabui kebenaran kehidupan.

Penulis telah menyatakan kepada seorang psikolog terkemuka menge- nai pandangan yang dapat merusak tersebut. Yaitu, seandainya pendapat mereka benar adanya, maka bagaimana dengan hubungan antara suami isteri yang disinyalir lebih dapat menyebabkan mereka berdua memper- kecil dari terjadinya penyimpangan hubungan biologis. Sudah tentu inilah yang lebih bisa dianggap benar.

Hubungan dan pergaulan yang berdampak menyesatkan tersebut bukan hanya berhenti dengan menimpa pada kedua pasangan saja. Akan tetapi, akibat yang sesungguhnya justru terjadi lebih dari itu. Dimana antara laki- laki dan wanita —utamanya generasi muda— tidak lagi terlihat ada beda- nya dengan monyet dan babi. Bahkan kebanyakan mereka bertambah besar keinginan nafsunya, hingga menyebabkan keguncangan dalam rumah tangga dan mempercepat terjadinya keruntuhan.

Untuk itu, menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kita umat Islam — khususnya— mengarahkan anak-anak kita tentang penolakan pendapat- pendapat yang mengatakan; bahwa pergaulan bebas dapat membentuk nurani yang baik terhadap lawan jenis serta memperkuat perasaan keter- tarikan satu sama lain dan menghilangkan (mencegah) tindak kekerasan. Maka janganlah membiasakan memandang lawan jenis, karena hal itu hanya

430 — Kado Perkawinan 430 — Kado Perkawinan

Pernyataan mereka tersebut —bahwa dengan bergaul secara bebas akan dapat menumbuhkan rasa kasih dan sayang yang lebih mendalam— me- rupakan suatu kebohongan yang nyata. Setelah penulis amati, berdasarkan bukti dan pengalaman, bahwa dengan bergaul secara bebas antara dua jenis kelamin, justru dikalangan mereka mengalami kerusakan akhlak sampai pada batas kehancuran. Yaitu, hubungan sejenis (homoseksual) antar pelajar disekolah-sekolah menengah negeri mencapai 48%. Angka ini merupakan hitungan yang di peroleh melalui data yang lama. Dapat kita bayangkan bagaimana dengan perolehan data yang sekarang?

Mungkin kehancuran sudah sampai pada bilangan yang sangat tinggi, seiring dengan meningkatnya pergaulan bebas didalam rumah yang syarat dengan nafsu tak terkendali dan kegelisahan yang menerpa. Hal tersebut sangat mempengaruhi gejolak perasaan dalam masyarakat yang bergaul bebas dan menampakkan kepada suami serta isteri (bapak dan ibu mereka) akan suatu kelebihan baru pada wanita dan laki-laki modern yang mereka jumpai. Sehingga rumah tangga pun menjadi terguncang karena di terpa badai.

Hal tersebut menuntut mereka untuk mencarai sesuatu yang baru yang tentunya lebih bermoral. Ini terjadi setiap kali suami atau isteri memandang sekilas kepada pribadi atau rumah tangga lain yang lebih baik derajat moral- nya. Sebagaimana jika suami atau isteri membutuhkan sebuah asesoris baru dalam kehidupannya.

Profesor Fathi Yakan berpendapat: "Insting merupakan sesuatu yang labil (pasang surut), mengikuti hal-hal yang membangkitkan atau mereda- kannya. Seseorang yang selalu memakan hidangan dengan beragam jenis- nya, maka ia akan dapat menerima lebih banyak jenis makanan daripada orang yang tidak pernah menghadapinya (karena mengalami banyak pan- tangan, Ed.). Untuk itu, maka pastilah ia akan selalu mempersiapkan ke- butuhan makannya yang dapat mengikuti daya tampung perutnya yang semakin membesar."

Benarlah kiranya apa yang dikatakan oleh Imam Busiri didalam Qasidah burdahnya:

"Maka janganlah berharap dengan maksiat Untuk dapat mematahkan syahwat Sungguh makanan itu menguatkan Nafsu orang-orang yang rakus

Bahaya Berduaan dengan Wanita di Tempat yang Sepi — 431

Nafsu itu seperti seorang anak bayi Jika engkau membiarkannya Ia akan terus ingin menyusu Dan jika engkau menyapihnya Niscaya ia akan berhenti Maka jauhkan keinginannya Dan waspadalah agar ia tidak menguasaimu Sesungguhnya apabila hawa nafsu berkuasa Maka akan membunuh pemiliknya."

Orang yang hidup dalam lingkungan yang menipu akan menjadikan mereka di hadapkan pada melakukan segala sesuatu diluar kemampuan dan melampiaskan nafsu lebih banyak dari orang selain mereka. Karena se- sungguhnya bumbu hawa nafsu senantiasa membangkitkan gejolak tabiat biologis mereka dan mendorong untuk melakukannya dengan berbagai cara, tanpa berpikir panjang. Disini rahasia dari isyarat bahaya yang di- kemukakan.

Adapun sebagian dari pengaruh pergaulan bebas telah merambah, hingga para orang tua menganjurkan kepada anak-anak muda untuk berdansa ber- sama wanita, sebagaimana mereka menganjurkan pasangan suami isteri berdansa dengan pasangan lain dengan alasan mendidik tabiat atau watak. Disanalah bukti dari kehancuran yang besar. Penjelasan pada pembahasan ini dengan menyebutkan beberapa bait dari qasidah burdah dimaksudkan untuk mensikapi apa yang dapat mengikis moral kita. Walau demikian. tidak diperbolehkan bagi kita membacanya (qasidah burdah) untuk meminta pertolongan kepada Rasul, yang justru nantinya akan mengakibatkan kita terjatuh dalam kemusyirkan.

Dengan kata lain, tidak di perbolehkan apabila seseorang di antara kita dizhalimi oleh orang lain, lalu ia berlindung kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk mendapatkan pertolongan dari beliau dengan me-ngatakan (petikan dari qasidah burdah yang dilarang untuk dibaca, Ed.):

"Wahai makhluk yang paling mulia Tiada tempat bagiku berlindung selain engkau Ketika terjadi bencana yang menimpa semua makhluk."

Sedangkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda yang artinya: "Apabila salah seorang dari kalian hendak meminta perto- longan, maka mintalah kepada Allah. Apabila hendak meminta perlindung- an, maka mintalah perlindungan kepada Allah." (Al Hadits)

Meminta perlindungan itu adalah do'a dan do'a adalah ibadah. Seperti yang dijelaskan dalam hadis sahih berikut ini (yang artinya): "Barangsiapa

432 — Kado Perkawinan 432 — Kado Perkawinan

Begitu pula dengan contoh qasidah burdah lain yang dilarang untuk dibaca oleh kaum muslimin. Yaitu, bait yang menyatakan mengenai diri Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang mengetahui tentang hal-hal ghaib:

"Kemurahan meliputi urusan alam nyata dan ghaib Termasuk ilmu-ilmu yang engkau miliki Adalah ilmu yang tertulis di Lauh Mahfuzh Dengan perantaraan kalam."

Sementara Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: "Dan pada sisi Allah lah kunci semua persoalan yang ghaib. Tidak

ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri." (Al An'am 59) Pada ayat berikutnya Allah berfirman:

"Katakanlah; aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa perben- daharaan Allah adapada diriku dan tidakpula aku mengetahui akan hal-hal yang ghaib." (Al An'am 50)

Disamping itu, Allah juga berfirman pada surat yang lain: "Dan sekiranya aku (Muhammad) mengetahui akan hal-hal yang

ghaib, maka tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa oleh kemadharatan." (Al A'raf 188)

Karena itulah penulis menasihatkan kepada segenap masyarakat Islam agar tidak membiasakan membaca qasidah burdah. Semua itu untuk men- jaga keselamatan didunia dan akhirat. Semua ini penulis ungkapkan dengan tujuan agar kebodohan tidak meluas dan kesesatan tidak merajalela di mana- mana. ‡