BAHAYA KEBUTUHAN BIOLOGIS

BAHAYA KEBUTUHAN BIOLOGIS

Agama Islam sangat memperhatikan tentang masalah tuntunan biologis dari yang seharusnya kita ketahui pada beberapa kitab yang telah ada. Ini disebabkan kebutuhan akan tuntutan biologis tersebut dan bahaya yang dapat di timbulkan akibat melalaikannya. Adapun yang berkaitan dengan judul pada pembahasan kali ini di sebutkan didalam kitab tafsir Ibnu Katsir, yakni bahwasanya malapetaka yang pertama terjadi di muka bumi ini di sebabkan oleh tuntutan biologis. Bahwa anak-anak Adam terlahir dalam keadaan kembar (sepasang), laki-laki dan perempuan. Diantara anak laki- laki yang terlahir kembar lain jenis yaitu Habil dan Qabil. Qabil adalah seorang petani dan Habil seorang peternak. Qabil sebagai saudara tertua dan ia mempunyai saudara kembar lain jenis yang lebih cantik daripada saudara kembar lain jenis yang terlahir barsama Habil.

Atas ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka diantara keduanya haruslah dikawinkan secara silang. Yaitu, antara Habil yang dinikahkan dengan saudara kembar lain jenis yang lahir ber- sama Qabil dan begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, kemudian Qabil me- nolak apa yang telah di tetapkan oleh Allah itu seraya berkata: "Ia adalah saudara perempuan kembarku dan ia lebih cantik dari saudara kembar pe- rempuanmu. Karenanya, aku lebih berhak mengawini saudara kembarku."

Kemudian Nabi Adam —sang bapak— memerintahkan agar Qabil dan Habil (keduanya) memberikan qurban kepada Allah. Dengan suatu per- janjian, bahwa qurban siapa diantara keduanya yang di terima oleh Allah, maka ia yang lebih berhak menentukan pilihannya. Lalu petir menyambar dan mengambil qurban yang di persembahkan oleh Habil dan meninggal-

Bahaya Kebutuhan Biologis — 423 Bahaya Kebutuhan Biologis — 423

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an: "Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-

apa yang diingini, yaitu; kepada wanita, anak-anak, harta benda yang banyak darijenis emas, perak, kudapilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang." (Ali 'Imran 14)

Dalam ayat ini Allah menjadikan kaum wanita sebagai puncak dari segala keinginan. Yang demikian itu dikarenakan laki-laki lebih meng- utamakan para wanita dalam hati mereka daripada segala keinginan lain yang ada. Seorang wanita shalihah berkata: "Dari seluruh beban berat yang harus kaum wanita pikul (seperti hamil dan melahirkan anak, Ed.), maka Allah memuliakan kaum wanita dengan mendahulukan didalam hal penye- butannya dari segala apa yang diinginkan melalui firman-Nya." Kemudian wanita shalihah itu membaca ayat tersebut. Sebagian wanita berkata ke-pada laki-laki: "Kalian semua tidak akan ada gunanya selama kami (kaum wanita) tidak dikehendaki oleh-Nya untuk ada di muka bumi ini."

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): "Sesuatu yang banyak menyebabkan manusia masuk surga yaitu; bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan budi pekerti yang luhur. Juga sesuatu yang banyak menyebabkan manusia masuk kedalam neraka, yaitu; mulut dan kemaluan." (HR. Tirmidzi dengan sanad sahih)

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda (yang artinya): "Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari kejahatan sesuatu diantara dua rahangnya dan kejahatan sesuatu diantara kedua kakinya, niscaya ia akan masuk surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban dengan sanad sahih)

Awal mula dari terjadinya pertumpahan darah diatas bumi ini adalah pertumpahan darah yang dilakukan oleh salah seorang dari anak Nabi Adam. yang disebabkan adanya perselisihan diantara mereka mengenai persoalan wanita. Karenanya, tidak mengherankan apabila Rasulullah5/ia//a//a/z« 'Alaihi wa Sallam menjamin atas keselamatan bagi orang yang dapat men- jaga lidah dan kemaluannya. Beliau menyatakan, bahwa mereka itu adalah orang-orang yang pertama-tama masuk ke dalam surga.

424 — Kado Perkawinan

Dengan demikian, mendidik tabiat biologis dan mensucikan serta mengarahkannya kepada jalan yang benar merupakan sesuatu yang sangat penting untuk di perhatikan. Sebab, keselamatan dan kebangkitan umat bergantung kepadanya.

Untuk melengkapi pembahasan megenai bahaya kebutuhan biologis ini, maka di sini penulis sebutkan seorang penggerak pembaharuan yang sangat representatif didalam pembahasannya mengenai bahaya kebutuhan bio- logis, sebagaimana di jelaskan oleh Martin Lautsar, ketua dari pembaharu- an tersebut, dimana ia berkata —seperti yang termaktub— didalam kitab yang berjudul Hayatuna Al Jinsiyah, karangan Dr. Frederik Kuhn: "Barang- siapa yang ingin memaksakan untuk memecahkan gejolak biologis, maka la bagaikan orang yang tidak berperasaan yang ingin merubah akan makna sebuah kepuasan. Tabiat yang akan terbentuk senantiasa merupakan ke- balikan dari apa yang ada (yang tampak). Untuk itu, janganlah sekali-kali seseorang membiasakan diri bermain dengan api. Sebab, lambat laun ia pasti akan membakar dirinya. Janganlah pula bermain-main dengan air, karena ia akan membasahi tubuhnya."

Lautsar menentang dengan perkataannya akan pemahaman gereja yang diajarkan kepada manusia oleh para pendeta. Dari ajaran pendeta secara umum dapat diketahui: "Bahwa jiwa manusia pada dzatnya adalah kotor dan bahwa wanita adalah makhluk penggoda yang menjijikkan, hingga wajib menjauh darinya. Begitu pula dengan perkawinan yang secara umum hanya merupakan perwujudan dari tabiat binatang. Untuk itu, orang yang sangat beruntung dan dianggap paling bertaqwa adalah mereka yang sanggup menguasai keinginan jiwanya dan tidak menikah."

Ajaran seperti ini berlangsung dari waktu ke waktu, hingga meluas sampai ke kerajaan Romawi. Para pendeta yang menyebarkan ajaran ter- sebut mengembara mencapai perbatasan-perbatasan gurun sahara dimana para penduduk negeri setempat berlarian menyambut sebuah kerusakan mental yang akan di tawarkan.

Likai (nama orang) berkata didalam kitabnya yang berjudul Tarikhul Akhlaqfii Arubba'a: "Bahwa negara-negara seperti Romawi pada waktu itu tengah bergejolak, dimana saling mendahului antara ajaran yang dibawa oleh para pendeta dengan kemaksiatan yang merajalela. Negeri dimana terdapat orang-orang yang menjauhkan diri dari kemegahan dunia akibat kejenuhan yang menimpa diri penduduknya merupakan negeri yang per- tama mengalami perbuatan sesuka hati dengan berbuat berbagai jenis ke- maksiatan. Pada zaman inilah segala kemaksiatan dan kebingungan men- jadi satu, yangmana kedua masalah ini merupakan musuh bagi kehormatan dan kemuliaan manusia."

Bahaya Kebutuhan Biologis — 425

Di sini pengarangnya menggambarkan akan pemikiran tentang jiwa dan segala yang masih mempunyai hubungan dengan jiwa kepada pemikiran para biarawan. Lebih lanjut ia (Likai) berkata: "Mereka melarikan diri dari (menjauhi) kaum wanita dan mereka menganggap suatu dosa bagi orang yang mendekati wanita, terlebih lagi jika harus berkumpul (berhubungan badan) dengan mereka. Mereka berkeyakinan, bahwa pertemuan dijalan dan berbicara dengan para wanita, sekalipun mereka adalah ibu-ibu yang sudah melahirkan atau isteri atau saudara sendiri, merupakan perusak amal dan kekuatan ruhaniah mereka."

Ustadz Abu A'la Al Maududi menukil pendapat mereka didalam kitab- nya yang berjudul Al Hijaab, dimana beliau berkata: "Pokok pandangan mereka (para pemimpin kaum Nashrani) tentang kaum wanita adalah, bahwa wanita merupakan sumber maksiat, kejahatan dan kemaksiatan. Ia (wanita) adalah pintu dari pintu neraka bagi laki-laki. Karena, ia yang menggerakan serta mendorong kepada suatu tindakan dosa dan darinyalah terpancar segala kerusakan yang menimpa pada seluruh umat manusia."

Berkata seorang pemuka Nashrani —pada periode pertama— kepada umatnya untuk menerangkan pendapat dari ajarannya tentang wanita. Bahwa- sanya wanita adalah tempat masuknya syaitan kedalam jiwa manusia dan ia merupakan pendorong bagi seseorang kepada pohon terlarang. Merusak hukum dan menjelekkannya. Begitu juga dengan pendapat seorang pem- besar agama Nashrani yang mengatakan, bahwa wanita itu memiliki sifal kejahatan yang tidak boleh tidak melekat baginya. Ia adalah penggoda. bencana yang cenderung untuk disenangi dan akan mengancam, menghan- curkan serta membinasakan.

Cukuplah kiranya bukti atas penyesalan dan kegelisahan yang selama ini melanda mereka. Untuk itu, sudah selayaknya pada saat ini kaum wanita menjaga kecantikan dan kehormatan dirinya. Sebab, kecantikannya itn menjadi senjata bagi iblis. Yakni, senjata yang tidak tertandingi kehebatan- nya oleh berbagai macam senjata modern yang ada pada saat ini. Disam- ping itu, hendaknya bagi kaum wanita tidak berputus asa. Sebab terkadang ia datang bertepatan dengan datangnya bencana dan malapetaka bagi duni» serta keluarganya. Disinilah di tuntut bagi mereka untuk berperan didalam ikut serta memperbaiki berbagai kerusakan yang telah terjadi.

Kesimpulannya, bahwa hubungan biologis antara laki-laki dan wania —menurut mereka— wajib dihindari. Sekalipun hubungan itu dilakukan melalui proses akad nikah yang resmi. Pendapat yang menyimpang ini tidak pernah diperintahkan oleh agama maupun oleh Nabi mereka. Ini me- rupakan reaksi yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliyah yang bentuknya

426 — Kado Perkawinan 426 — Kado Perkawinan

Semua itu merupakan rekayasa pemahaman yang ditanamkan oleh pihak gereja melalui buku-buku yang mereka terbitkan untuk menghancurkan jiwa pengikutnya. Adapun mereka yang mempercayainya lebih disebabkan oleh kebodohan yang ada pada diri mereka dan fitnah yang telah merasuk kedalam jiwa. Bencana serta kesulitan biologis yang diperkenalkan secara membabi buta oleh orang-orang Barat itu didukung oleh kelengahan pihak gereja dan tercerai-berainya sistem hidup yang sebelumnya telah mereka anut. Sistem hidup ala Barat hanya dapat menjanjikan kehancuran yang bersifat perlahan tapi pasti.

Sementara sistem hidup yang di tawarkan oleh Islam yang senantiasa menjaga fitrah kemanusiaan dan menatanya menjanjikan masa depan yang lebih baik, perlahan tapi pasti. Kehidupan yang bahagia, tegak dan pro- duktif seperti yang kita dambakan ada dalam ajaran Islam yang kita cintai ini.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda yang arti- nya: "Dua golongan yang akan masuk surga. Yaitu, mereka yang selalu menjaga sesuatu diantara kedua Tahangnya (mulut) dan mereka yang se- nantiasa menjaga apa yang terdapat diantara kedua kakinya (kemaluan)." (Al Hadits, sahih)

Pada riwayat yang lain disebutkan, bahwa beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah berdo'a:

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pendengaranku, dari kejahatan penglihatanku, dari kejahatan lisanku, dari kejahatan hatiku dan dari kejahatan spermaku (kemaluanku)." ‡