SIFATWANITA SHALIHAH
SIFATWANITA SHALIHAH
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an: "Pada sisi mereka telah disediakan bidadari-bidadari yang pan-
dangan matanya tidak liar dan memiliki bola mata yang sangat jelita." (Ash Shaffat 48)
Ayat ini serta dua ayat sesudahnya menggambarkan kepada kita tentang keadaan bidadari-bidadari surga. Disini bisa kita ambil satu pelajaran dan manfaat untuk mengetahui berbagai sifat wanita yang shalihah, yaitu antara lain:
a. Wanita yang menundukkan pandangannya terhadap suami karena rasa cinta dan rasa ridha kepadanya. Ia tidak akan mengalihkan pandang- annya kepada laki-laki lain. Seperti dikatakan didalam sya'ir:
"Menolak tajamnya pandangan mata Dan condong kepada orang lain."
b. Dilarang mempertontonkan kecantikan kepada selain dari para suami mereka, dengan tetap menundukkan pandangan terhadap suami mereka —menjunjung tinngi rasa hormat— dan tidak keluar dari rumah mereka serta tidak menginginkan laki-laki lain selain suami mereka.
c. Sifat isteri yang terbebas dari kejelekan dan gangguan syaitan serta me- miliki jiwa yang bersih dari rasa cemburu dan kehendak untuk menyakiti hati suami. Mereka senantiasa mencegah diri dari menginginkan sesuatu selain apa yang telah diberikan oleh suami mereka.
286 — Kado Perkawinan
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an: "Bidadari-bidadari yangjelita, putih, bersih serta dipingit (terjaga)
didalam rumah." Allah juga berfirman:
"Untuk mereka —tersedia— didalamnya isteri-isteri yang suci dan mereka kekal disana."
Allah juga berfirman: "Oleh sebab itu wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah
lagi memelihara diri ketika suaminya tidak berada dirumah. Karena- nya, Allah telah memelihara mereka."
Ibnu 'Abbas dan para ahli tafsir lainnya menegaskan, bahwa yang di- maksud oleh pengertian dari firman Allah tersebut adalah wanita-wanita yang taat kepada suami-suami mereka.
As Sa'di dan lainnya berkata, bahwa yang dimaksudkan oleh ayat ter- sebut yaitu wanita-wanita yang menjaga dirinya ketika sang suami tidak berada didekatnya dan sekaligus juga menjaga harta miliknya. Sedangkan yang dimaksud dengan orang yang dijaga adalah mereka itu orang-orang yang dijaga kesuciannya oleh Allah dari gangguan pihak lain.
Disamping kesemuanya itu, Allah Subhanahu wa Ta 'ala juga pernah berfirman didalam Al Qur'an yang artinya: "Jika Nabi menceraikan kalian, maka boleh jadi Rabbnya akan memberikan ganti kepadanya dengan isteri- isteri yang lebih baik daripada kalian. Yaitu yang lebih patuh, lebih ber- iman, lebih taat, yang selalu meminta ampun pada pagi dan malam hari, yang selalu bertaubat, yang senantiasa mengerjakan ibadah, yang gemar berpuasa, yang berstatus janda dan yang masih gadis. "
Isteri-isteri yang senantiasa menjaga dirinya dan berpuasa pada saat suaminya sedang tidak berada dirumah dimaksud adalah lebih mengarah kepada sifat yang apabila telah menjadi karakter bagi sang isteri, maka
Sifat Wanita Shalihah — 287 Sifat Wanita Shalihah — 287
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mu 'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang bertindak benar, laki-laki dan perempuan yang berlaku sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang senantiasa bersedekah, laki- laki dan perempuan yang selalu menjaga diri dengan berpuasa, laki- laki dan perempuan yang selalu memelihara kehormatan diri dan agamanya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, maka bagi mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar." (Al Ahzab 35)
Ayat tersebut cenderung untuk mengkhususkan dengan kalimat men-jaga diri dan berpuasa, baru setelah itu menyebutkan rangkaian berbagai ibadah yang lain. Sebab, menjaga diri dengan berpuasa sangat berperan didalam menahan atau menekan keinginan biologis yang menyimpang dari aturan syari'at.
Imam Ibnu Katsir berkata didalam kitab tafsirnya: "Bahwasanya puasa itu sangat membantu didalam menanggulangi pelampiasan nafsu syahwat yang menyimpang. Sebagaimana disinyalir didalam sabda Rasulullah Sha-llallahu 'Alaihi wa Sallam yang artinya: 'Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu —moril maupun materiil— untuk menikah. maka lakukanlah (menikahlah). Karena, hal itu dapat menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak baik dan sekaligus untuk memelihara kehormatan
288 — Kado Perkawinan 288 — Kado Perkawinan
Layak disebutkan setelah mengemukakan mengenai hadits ini, bahwa bagi para suami yang senantiasa menjaga kehormatannya dan bagi para isteri yang selalu menjaga diri dari segala apa yang diharamkan oleh Allah mendapatkan surgayang telah dijanjikan oleh-Nya Subhanahu wa Ta'ala.
Sebagaimana disebutkan melalui sabda Rasulullah Shallalla.hu 'Alaihi wa Sallam: "Tidakkah telah aku kabarkan kepada kalian —para sahabat— mengenai sebaik-baiknya wanita (isteri) yang akan kalian dapatkan nanti didalam surga? Para sahabat menjawab: Pernahwahai Rasulullah. Kemu- dian beliau berkata: Setiap wanita yang memiliki banyak keturunan itu dicintai oleh Allah, dimana apabila suaminya marah terhadapnya, maka ia akan berkata: Inilah tanganku yang saat ini berada dalam kekuasaanmu. Aku tidak akan membalas atas hinaan yang hendak engkau berikan se-hingga engkau merasa puas karenanya." (HR. Thabrani)
Salah seorang suami mengirim sepucuk surat kepada kedua orang mer- tuanya untuk menceritakan perihal sifat sang isteri, sekaligus sebagai tanda terima kasih kepada mertuanya yang telah berhasil mendidik anaknya yang pada saat ini telah menjadi isteri dari sang suami tersebut. Adapun isi surat dimaksud berbunyi sebagai berikut:
"Wahai mertua yang sudah aku anggap sebagai bapak, sekaligus se-bagai temanku, aku ucapkan banyak terima kasih terhadap kalian berdua yang telah mengizinkan aku menikahi anak kalian yang sangat mulia. Di mana ia tidak pernah menyakitiku, sekalipun aku terkadang bertindak keras kepadanya. Ia selalu tulus menolong dan merawatku, sekalipun saat ini ia tengah berada jauh dari keluarga (bapak ibunya) dan dari tanah tempat kelahirannya. Akan tetapi, sedikit pun ia tidak pernah merasa bersedih ketika harus berada ditempat tinggal kami berdua sekarang. Sampai saat ini, ia selalu membahagiakan aku dan membuat keadaan atau kehidupanku senantiasa romantis. Ia juga selalu membantu aku didalam melaksanakan dan menegakkan syi'ar agama. Seandainya aku belum mengetahui nama dari seorang pengarang sebuah kitab, niscaya akan aku katakan bahwa isterikulah yang mengarang kitab tersebut. Karena, isi dari kitab tersebut merupakan jelmaan dari sifat isteriku. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian atas keberhasilan yang telah kalian capai didalam men-didik isteriku, dimana setiap ada pujian —sekalipun tidak tertuju kepada dirinya—, akan tetapi ia merasa bahwa hal itu merupakan sebuah kesom-bongan. Sebab, ia meyakini bahwa pujian itu hanya pantas diberikan ke-
Sifat Wanita Shalihah — 289
pada Allah semata. Dari itu, ia mendidik anak-anak kami saat ini dengan cara yang sangat bersahaja, agar mereka nantinya menjadi pemuda-pemudi yang shalih dan shalihah serta menjadi tentara atau delegasi bagi bangsa dan agamanya dimasa mendatang. Disamping itu, ia juga —sama-sama— telah mengutamakan antara pekerjaan dunia dan akhirat serta tidak meng- utamakan antara salah satu dari keduanya. Aku merasa senang menjadi suaminya dan ia pun senang menjadi isteriku. Maka aku mengharap kalian juga merasa senang. Dengan sepenuh hati ia memberi perhatian kepada anak-anaknya, baik dari segi pergaulan hidup, makanan, pakaian sampai pada saat kapan mereka harus tidur. Ia memberi mereka hadiah sesuai dengan keberhasilan yang telah mereka —anak-anak kami— capai dalam ujian sekolah. Para tetangga kami pun sangat menyayangi dirinya —isteriku— dikarenakan ia sangat perhatian dengan keadaan mereka —para tetangga— baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan bersedih dan ia se- nantiasa membantu mereka semampunya dalam segala hal. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku isteri seperti dirinya. Dalam suratku ini juga aku sebutkan mengenai satu cerita kepada kalian berdua, yaitu bahwa suatu hari seorang laki-laki mengunjungiku dengan tujuan ia ingin bekerja denganku. Kemudian laki-laki tersebut memberi aku sogokan dan berkata bahwa semua itu merupakan hadiah untukku. Kemudian isteri- ku berkata kepadanya: Seandainya pada saat itu suamiku tidak mempunyai pekerjaan, maka apakah engkau masih tetap akan memberikan kepadanya hadiah seperti ini? Laki-laki itu merasa kagum akan jawaban yang keluar dari mulut isteriku dan kemudian ia menginginkan seandainya isterinya berkunjung kepada isteriku. Setelah berselang satu tahun, laki-laki itu me- mintaku kembali agar aku mau mempekerjakannya, tanpa disertai dengan sogokan. Selain itu, isteriku juga selalu menganjurkan agar aku tidak me- lupakan kewajiban mengeluarkan zakat dan memperbanyak sedekah. Wahai kedua mertuaku, aku tulis surat ini dengan air mata yang berlinang, karena menyimpan rasa cinta yang hakiki kepada kalian berdua dan semua orang yang berperan didalam mendidik isteriku. Cukup sampai disini dahulu suratku ini. Seandainya aku ceritakan semuanya mengenai sifat isteriku, maka aku membutuhkan beberapa jilid kertas dan memakan waktu yang sangat banyak. Oleh karena itu, yang aku inginkan dengan datangnya surat ini hanyalah, bahwa aku ingin memberikan sekelumit gambaran tentang kehidupan wanita atau isteri shalihah yang aku yakini dari perasaanku tentang orang yang banyak berperan didalam pendidikannya dan memudahkan bagi- ku untuk menikahinya."
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Berhati-hatilah dengan kejahatan wanita! Karena sesungguhnya mulut wanita itu manis
290 — Kado Perkawinan 290 — Kado Perkawinan
Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda: "Tidak ada anugerah yang didapatkan oleh seorang mukmin setelah
taqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla yang lebih baik baginya dari memperoleh isteri yang shalihah. Yaitu, seorang isteri yang jika di- perintahkan sesuatu kepadanya —oleh sang suami—, maka ia pun mentaatinya dan jika sang suami melihat kepadanya, maka ia pun membuat sang suami merasa senang kepadanya jika ia membagi (nafkah) untuknya, ia menerima dengan baik dan jika sang suami pergi, maka ia pun menjaga diri serta menjaga harta suaminya." (HR. Bukhari)
Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda:
"Sebaik-baik wanita, yaitu yang mampu mengendarai onta. Sedang- kan wanita Quraisy yang paling shalihah yaitu isteri yang memberi perhatian secara penuh terhadap anak-anaknya pada saat sang anak masih kecil dan memelihara kehormatan suaminya setelah ia me- nikah." (HR. Bukhari)
Ada sebuah riwayat yang menyatakan: "Bahwa pernah ditanyakan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
Siapakah isteri yang terbaik? Beliau menjawab: Yaitu yang mampu
Sifat Wanita Shalihah — 291 Sifat Wanita Shalihah — 291
Dari Qashim bin Abdurrahman, ia berkata: "Bahwa Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu —ketika masih belum menikah— pernah membaca Al Qur'an ditengah suasana yang cukup hening. Setelah selesai dari bacaannya, ia pun kemudian berdo'a yang artinya: Ya Allah, berilah rizki kepadaku seorag isteri yang jika melihat kepadanya, maka aku akan merasa bahagia. Jika aku memerintahkan sesuatu kepadanya, maka ia akan mematuhiku dan jika aku pergi dari sisinya —untuk mencari nafkah—, maka ia menjaga dirinya dan hartaku (selama aku pergi)."
Dari beberapa penjelasan tentang hadits diatas, maka dapat disimpulkan disini; bahwa wanita atau seorang isteri itu diserahi tugas yang sangat penting didalam hidupnya. Disamping itu juga menunjukkan, bahwa para suami harus memenuhi apa yang menjadi hak isterinya serta mempersiapkan diri- nya dengan pendidikan dan pengajaran, sehingga dapat memperkuat karak- ter sang isteri. Seperti kemampuannya didalam menjaga diri dari kejahatan yang bisa saja terjadi (menimpa), rapi serta teratur didalam mengelola rumah tangga, memberikan nafkah —zhahir maupun batin—, selalu mencurahkan kasih sayang terhadap isteri dan anak serta demham seksama memperhati- kan pendidikan mereka.
Adapun yang dimaksudkan dengan ketaatan terhadap perintah suami adalah sepanjang perintah tersebut tidak berlawanan dengan Islam, se- bagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang artinya: "Tidak ada ketaatan bagi perintah seorang hamba yang mendurhakai Rabbnya." ‡
292 — Kado Perkawinan