ANJURAN MENDIDIK ANAK SEJAK DINI

ANJURAN MENDIDIK ANAK SEJAK DINI

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat ketika ber- umur tujuh tahun dan pukullah mereka untuk melakukan shalat ketika berumur sepuluh tahun serta pisahkan masing-masing dari tempat tidur mereka (anak laki-laki dan perempuan)." (HR. Ahmad dalam musnadnya dan Abu Dawud dengan sanad sahih)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an: "(Allah) menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan mengetahui

atas bekas-bekas dari apa yang mereka tinggalkan." (Yaasin 12) Ayat ini mengisyaratkan kepada kita, bahwa Allah tidak hanya men-

catat perbuatan-perbuatan seseorang, akan tetapi membedakan bekas- bekasnya setelah meninggal dunia. Jika baik, maka akan di catat sebagai suatu kebaikan dan jika jahat, maka akan di catat sebagai suatu kejahatan. Anak merupakan wujud (bekas) terpenting bagi eksistensi seseorang. Oleh karena itu, Allah akan menuliskan pahala bagi orang tua mereka dari per- buatan baik yang telah mereka lakukan, tanpa mengurangi sedikit pun dari

Anjuran Mendidik Anak Sejak Dini — 403

nilai kebaikan sang anak. Sebagaimana Allah juga menuliskan dosa (ke- jahatan) bagi orang tua mereka jika mereka berbuat suatu pelanggaran akibat tidak dididik secara benar (dengan kata lain orang tua mengabaikan pendidikan mereka).

Allah Subhanahu wa Ta 'ala juga berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluar- gamu dari siksa api neraka, yang bahan bakarnya adalah tnanusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang telah diperintah- kan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah. " (At Tahrim 6)

Melindungi keluarga disini dimaksud, yaitu meliputi isteri dan anak- anaknya dari siksa api neraka, yang disebabkan oleh lemahnya pendidikan dan pengajaran yang di berikan kepada mereka. Pendidikan dan pengajaran yang baik seharusnya diberikan sejak dini, hingga benar-benar tertanam dalam lubuk sanubari mereka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: "Dan orang-orang yang memohon dengan berdo'a: Ya Rabb, beri-

kanlah kepada kami isteri-isteri kami dan anak-anak kami yang membahagiakan hati kami dan jadikanlah kami Imam bagi orang- orang yang bertaqwa." (Al Furqan 74)

Orang-orang mukmin yang penuh dengan kesadaran dan perhatian — sebagaimana di isyaratkan oleh ayat diatas— menghendaki agar keturunan mereka menjadi keturunan yang shalih. Agar menjadi buah hati bagi mereka dan menjadi harta karun (peninggalan) dalam kehidupan mereka setelah kematian. Betapa malangnya orang tua yang meremehkan pendidikan putera puterinya.

404 — Kaclo Perkawinan

Socrates, seorang filosof Yunani pernah berkata: "Apa yang kalian ingin- kan, wahai saudara-saudaraku setanah air. Kalian begitu semangat hingga tampak berlebihan dalam mengumpulkan kekayaan. Sehingga hampir saja kalian berpaling, tidak memberikan perhatian kepada anak-anak kalian. Padahal mereka merupakan aset yang sangat berharga bagi siapa yang menghendaki kekayaan pada suatu saat nanti (setelah kematian)."

Kita telah sama-sama mengetahui, bahwa firman Allah dan hadits ter- sebut menyampaikan pesan kecintaan para bapak dan ibu (orag tua) ter- hadap anak-anak mereka dan menyampaikan mengenai betapa penting se- buah pendidikan. Disamping itu juga menyampaikan bahwa para orang tua akan mendapatkan balasan (pahala) dalam hidup dan setelah kematian mereka atas balasan pendidikan yang mereka berikan kepada putera puteri mereka.

Berbicara tentang pendidikan anak-anak, menurut pendapat penulis: "Sesungguhnya pendidikan merupakan bidang terpenting yang membutuh- kan kesabaran dan ketekunan. Tidak cukup hanya dengan bermodalkan watak dasar ke-bapaan atau ke-ibuan saja yang dimiliki oleh orang tua, sebagaimana keadaan yang terdapat pada hewan. Betapa banyak kesalahan dan keteledoran didalam cara-cara yang digunakan untuk mendidik anak yang justru mendatangkan akibat yang sangat buruk. Sebab, kebanyakan dari para orang tua menganggap bahwa memarahi, menghardik atau mem- berikan hukuman fisik merupakan bentuk final dari pendidikan anak, pa- dahal ini merupakan kesalahan yang besar.

Untuk itu, bagi siapa saja yang ingin menambahkan wawasan tentang bagaimana cara yang baik dan benar didalam mendidik anak, maka sebaik- nya membaca kitab-kitab seperti Kaifa 'Urabbi Thifli atau Naqaaishul Athfaal wa Thariiqatul Ishlahuha atau At Tarbiya Al Jinsiyah 'ala Al Mak- syuuf atau 'Athfaaluna Dhahaayaanaa dan yang berkaitan dengannya, yang dikarang oleh penulis. Kesemuanya itu bertujuan untuk memberi tempat bagi mereka yang nantinya akan dapat mengangkat kemuliaannya dihadapan orang banyak, ke derajat yang dapat dipertanggung jawabkan dan terjaga tatanannya.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: "Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara; yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo'akan orang tuanya." (HR. Muslim)

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda:

Anjuran Mendidik Anak Sejak Dini — 405

"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang Imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri adalah pemimpin didalam urusan rumah tangganya dan bertanggung jawab atas kepemimpin- annya. Seorang pelayan (pembantu) adalah pemimpin atas harta tuan- nya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari, Muslim)

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda: "Ada seorang laki-laki yang diangkat derajatnya oleh Allah di dalam

surga. Lalu ia bertanya: Mengapa aku mendapatkan semua ini? Di- jawab oleh Allah: Lantaran anakmu memohonkan ampun untukmu. Seandainya bapakmu telah meyatakan tauhid (beriman kepada Allah), kemudian engkau berpuasa dan bersedekah untuknya, maka hal itu akan bermanfaat baginya." (HR. Ahmad didalam musnad- nya)

Hadits ini hanya membatasi pada puasa nadzar dan sedekah yang di- lakukan oleh seorang anak untuk kedua orang tuanya, karena anak me- rupakan hasil jerih payah serta peninggalan orang tua. Dalam hadits ini tidak terdapat indikasi yang menunjukkan sampainya pahala sedekah dan puasa kepada para mayit (orang lain, tidak ada ikatan antara anak dan orang tuanya) dengan gambaran yang luas. Dengan demikian, sebagaimana apa yang tertera didalam firman Allah diatas dan juga didalam hadits Rasulullah. hanya membatasi pada anak saja. Dikecualikan pada hal diatas adalah do'a bagi para mayit yang sampai kepada mereka, baik dari keluarga dekat mau-

406 — Kado Perkawinan 406 — Kado Perkawinan

Anjuran Mendidik Anak Sejak Dini — 407