Latar Belakang Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Bebek Kaleyo di Jakarta Timur

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DKI Jakarta merupakan pusat pemerintahan negara Indonesia dan pusat kegiatan bisnis. Daya tarik Kota Jakarta sebagai pusat bisnis memberi dampak pada peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta menunjukkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2010 di ibukota mencapai 1,40 persen per tahun. Persentase ini jauh lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan dari 1990-2000 sebesar 0,17 persen per tahun. Jumlah penduduk Jakarta pada tahun 2011 telah mencapai 10.187.595 jiwa Tabel 1. Tabel 1. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Hasil Registrasi Menurut Wilayah di Provinsi DKI Jakarta dalam jiwa Wilayah Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Kepulauan Seribu 19.362 839.637 22.705 21.818 21.082 24.936 Jakarta Selatan 2.053.684 1.919.366 1.748.251 1.894.889 2.062.232 2.135.571 Jakarta Timur 2.413.875 1.578.687 2.195.300 2.623.288 2.693.896 2.926.732 Jakarta Pusat 891.778 1.214.250 813.905 924.679 902.973 1.123.670 Jakarta Barat 2.130.696 1.376.203 1.635.246 1.635.645 2.281.945 2.260.341 Jakarta Utara 1.452.285 626.318 1.201.431 1.422.838 1.645.659 1.716.345 DKI Jakarta 8.961.680 7.554.461 7.616.838 8.523.157 9.607.787 10.187.595 Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta 2011 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk DKI Jakarta mengalami fluktuasi pada tahun 2006-2011. Terjadi penurunan jumlah penduduk pada tahun 2006- 2007 meskipun ada pula wilayah yang mengalami peningkatan. Selanjutnya pada tahun 2008-2011 mulai terjadi peningkatan jumlah penduduk di wilayah DKI Jakarta. Kepadatan rata-rata penduduk DKI Jakarta pada tahun 2010 sebesar 14.440 jiwa per kilo meter persegi dan membuat DKI Jakarta sebagai provinsi 2 terpadat di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa, bila dikalkulasi dari total jumlah penduduk yang baru maka penduduk DKI Jakarta bisa bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun 1 . Peningkatan jumlah penduduk tersebut memberikan peluang menjanjikan pada sejumlah bidang usaha. Peluang usaha tersebut terkait dengan kondisi perekonomian nasional, terutama yang menyangkut daya beli masyarakat dan perubahan gaya hidup yang terjadi. Perubahan gaya hidup dapat terlihat dari perubahan pola konsumsi masyarakat DKI Jakarta yang semakin praktis dan dinamis. Pola konsumsi yang praktis dan dinamis saat ini dapat terlihat dari pemenuhan kebutuhan makan di luar rumah yang semakin meningkat. Peluang pemenuhan kebutuhan makanan di luar rumah dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk mendirikan usaha penyedia makanan salah satunya adalah restoran. Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2010 Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2010 Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Miliar Rupiah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Miliar Rupiah Laju Pertumbuhan 2010 persen Sumber Pertumbuhan 2010 persen 2009 2010 2009 2010 2010 2010 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 762,98 857,21 301,75 306,88 1,70 0,00 Pertambangan dan Penggalian 3155,76 3704,28 936,03 950,02 1,49 0,00 Industri Pengolahan 118.163,2 135.643,2 58.447,7 60.567,5 3,63 0,57 Listrik, gas dan air bersih 8294,31 9012,26 2450,87 2589,00 5,64 0,04 Konstruksi 86.646,98 98.424,99 38.422,4 41.143,3 7,08 0,73 Perdagangan, hotel dan restoran 156.084,3 178.395,8 80.154,1 85.997,9 7,29 1,57 Pengangkutan dan komunikasi 74.970,89 87.703,27 40.769,7 46.783,4 14,75 1,62 Keuangan, real estat dan jasa 213.437,9 239.164,2 106.788 111.284 4,21 1,21 Jasa-jasa 86.180,24 109.253,6 43.198,5 46.042,4 6,58 0,77 PDRB 757.696,6 862.158,9 371.469 395.715 6,53 6,51 Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta No.080231Th. XIII 1 http:www.tempo.coreadnews20100820057272658 [27 Januari 2012] 3 DKI Jakarta merupakan pusat pertumbuhan bisnis restoran terbesar, yang memiliki kontribusi 26,1 persen dari jumlah restoran di Indonesia. Selama tahun 2010, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen serta memberikan sumbangan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5 persen BPS 2011. Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menunjukkan terjadi peningkatan jumlah restoran pada tahun 2 006-2011 Tabel 3. Pertumbuhan bisnis restoran yang cepat di DKI Jakarta menimbulkan persaingan antar restoran untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan konsumen. Tabel 3. Pertumbuhan Rata-Rata Usaha Industri Pariwisata Bidang Penyedia Makanan dan Minuman di DKI Jakarta Tahun 2006-2011 No Jenis Usaha Tahun Pertumbuhan Rata-Rata 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Restoran 1849 1779 2014 2215 2481 2742 8,39 2 Bar 504 526 586 600 646 705 14,85 3 Pusat Jajan - - 26 48 54 55 - 4 Kafetaria - - - 1 7 21 - Jumlah 2353 2305 2626 2864 3188 3523 8,544 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta 2010 Tabel 3 menunjukkan perkembangan jumlah restoran di DKI Jakarta antara tahun 2006-2011. Terjadi peningkatan jumlah restoran pada tahun 2007- 2011. Pada tahun 2011 jumlah restoran di Jakarta sudah mencapai 2742 restoran. Salah satu jenis usaha restoran yang berpeluang untuk berkembang di Jakarta saat ini adalah restoran yang menyediakan menu dengan bahan baku bebek. Restoran bebek di DKI Jakarta saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin ramainya pengunjung ke restoran bebek di ibukota. Restoran bebek di DKI Jakarta juga mulai banyak berkembang, dilihat 4 dari semakin meningkatnya kebutuhan daging bebek oleh restoran –restoran bebek di DKI Jakarta. Berdasarkan kajian Road Map Perbibitan Ternak Departemen Pertanian pada tahun 2010, kebutuhan daging bebek mencapai 14,3 ribu ton. Sedangkan ketersediaan daging diperkirakan 6,4 ribu ton, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 7,9 ribu ton 2 . Hal tersebut dikarenakan peningkatan kebutuhan daging bebek yang tinggi tidak diimbangi dengan ketersediaan bibit DOD Day Old Duck yang mencukupi. Hal tersebut didukung dengan Data Statistik Direktorat Jenderal Peternakan 2011 yang menunjukkan peningkatan jumlah permintaan daging bebek serta populasi bebek dari tahun 2008-2011 Tabel 4. Tabel 4. Populasi, Produksi Telur, dan Daging Bebek No Jenis Tahun 2008 2009 2010 2011 1 Populasi ekor 39.840.000 40.680.000 44.302.000 49.392.000 2 Daging ton 30.980 31.945 25.999 29.180 3 Telur ton 200.989.000 216.701.000 245.037.000 265.788.000 Sumber : Data Statistik Peternakan Ditjen Peternakan 2011 3 Restoran bebek saat ini diminati masyarakat DKI Jakarta karena dagingnya yang empuk, bau yang tidak amis, serta rasanya lebih gurih daripada daging ayam. Daging bebek juga merupakan salah satu alternatif pangan yang mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah baiknya daripada daging ayam. Hal inilah yang menjadi alasan masyarakat DKI Jakarta menyukai olahan daging bebek karena kandungan gizi yang baik serta rasanya yang nikmat. Daging bebek memiliki kalori yang lebih besar dibandingkan dengan daging ayam. Daging bebek juga mengandung kalsium, vitamin A dan vitamin B lebih tinggi 2 http:www.sinartani.comTernakMenjanjikan-Prospek-Agribisnis-Ternak-Itik-di-Masa- Mendatang-dan-Sekarang.html [27 Januari 2012] 3 http:ditjennak.deptan.go.idindex.php?page=statistikpeternakanaction=info [27 Januari 2012] 5 dibandingkan daging ayam. Oleh karena itu, daging bebek memiliki banyak manfaat yang berguna bagi tubuh. Perbandingan kandungan gizi dalam daging bebek dan ayam dapat diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan Gizi Pada Daging Ayam dan Bebek Jenis unggas Energi kal Protein g Lemak g Kalsium mg Fosfor mg Zat Besi mg Vit A SI Vit B mg Ayam 302 18,2 25 14 20 2 810 0,08 Bebek 326 16 28,6 15 18 2 900 0,2 Sumber : Mito dan Johan 2011 Salah satu restoran yang terletak di daerah DKI Jakarta dan menyajikan masakan dengan olahan bebek yaitu Restoran Bebek Kaleyo. Restoran Bebek Kaleyo menyediakan lima jenis variasi daging bebek. Rahasia kelezatan masakan Restoran Bebek Kaleyo berasal dari resep keluarga secara turun temurun sejak tahun 1976. Hasilnya, masakan daging bebek yang disajikan memberikan rasa yang gurih dan nikmat serta disukai masyarakat DKI Jakarta. Restoran Bebek Kaleyo ini terletak di Jalan Raden Inten 2 No. 3B Buaran, Jakarta Timur. Restoran Bebek Kaleyo memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen. Persaingan bisnis restoran di ibukota, menuntut Restoran Bebek Kaleyo untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen memegang peranan penting terhadap kesuksesan dan keberlangsungan suatu restoran. Restoran tidak hanya menawarkan produk tetapi juga jasa, untuk memenangkan persaingan bisnis tersebut, Restoran Bebek Kaleyo harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan restoran. Kualitas produk dan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen akan memberikan kepuasan bagi konsumen Restoran Bebek Kaleyo. Kepuasan konsumen ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Ukuran ini mampu memberikan gambaran 6 mengenai mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk merek lain, terutama jika didapati adanya perubahan pada merek tersebut baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Konsumen yang loyal akan melakukan pembelian berulang dan tidak berpindah ke perusahaan lain meskipun mereka ditawarkan sesuatu yang lebih menarik sehingga laba yang akan didapatkan perusahaan akan terus meningkat. Oleh karena itu, kajian mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen sangat diperlukan bagi Restoran Bebek Kaleyo.

1.2 Perumusan Masalah