Bertutur kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila
Kegiatan Pembelajaran 3
50
yakni yang bertentangan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya tutur kata menghujat,
menghina, memfitnah. Tutur kata yang tidak menempatkan kedudukan manusia pada harkat dan martabatnya nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
Makmur, misalnya menyebut manusia dengan sebutan hewan. Tutur kata buruk adalah tutur kata yang dapat menimbulkan perpecahan, pertengkaran,
konflik antar suku , agama, ras, antar golongan SARA , hal ini berarti tutur kata yang menciderai sila Persatuan Indonesia, misalnya menghina suku,
agama. Tutur kata buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan tutur kata buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,
sehingga menghinakan, merendahkan sehingga merasa tidak mendapat keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Adapun tutur kata yang buruk sebagai berikut: Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila
Tidak Baikburuk
bohong, fitnah tidak menggunakan
sapaan njangkar menjatuhkan mental
sombong, diksi vulgar, kasar
humor olok-olok melecehkan
kaku menyulut emosi, memanas-memanasi
melukai tidak tulus ada
maksud, basa-basi ngotot
berbicara seenaknya
menuduh mempermalukan
kasar mengabaikan tugas
tidak peduli kasar pada
orang tua kurang ajar
kata-kata campuran bahasa daerah merendahkan,
memuji tapi ironi tidak menggunakan penanda kesopanan
menyakiti melanggar aturan
berbelit-belit tidak pernah minta maaf, tidak mengenal kata terima kasih , dan tidak
pernah menggunakan kata tolong arogan
berbicara hal yang dibuat-dibuat
memanas-memanasi superior
status sosial lebih bawah
provokatif marah-marah
pujian berlebihan menyindir
tidak peduli konteks
menyalahkan menyalahkan
nada tinggi berani pada otoritas
tidak toleran