Persamaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara

PPKn SMP KK C 35 Yamin, yang merupakan persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan. Panitia Sembilan telah berhasil mencapai satu persetujuan yang selanjutnya dicantumkan dalam suatu rancangan pembukaan atau preambule hukum dasar dan dilaporkan dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta, dapat dikemukakan sebagai beriku. 1 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab 3 Persatuan Indonesia 4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Kesepakatan Para Pendiri Negara dalam Sidang PPKI

Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan sebelumnya oleh BPUPKI, antara lain: 1 Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan. 2 Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat “Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa. 3 Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat .... menurut kemanusiaan yang adil dan beradab diganti menjadi .... kemanusiaan yang adil dan beradab. 4 Kalimat “… dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia …” dalam Piagam Jakarta diganti dengan “… dalam suatu UUD Negara Indonesia ....” 5 Pada pasal 6 ayat 1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia asli. 6 Pada pasal 29 ayat 1 dengan mencoret kalimat “dengan kewajiban dan lain- lain”. Kegiatan Pembelajaran 2 36 7 Selanjutnya Moh. Hatta menjelaskan perubahan-perubahan berkenaan dengan pasal 4 ayat 2, pasal 5, pasal 6 ayat 2, pasal 7, pasal 8 ayat 1 dan ayat 2, pasal 9, pasal 33, pasal 24 pasal 25 dan pasal 26. Berikut ini merupakan kronologi beberapa usulan perubahan yang terjadi dalam pembahasan Pembukaan: Nama Usulan Keterangan Hadi Koesoemo Kata “menurut dasar kemanusiaan” diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adl dan Beradab Usul diterima Otto Iskandardinata Kata “pintu gerbang” dihilangkan saja Usul tidak diterima I Gusti Ktut Pudja Kata “Atas berkat Rahmat Allah” pada alinea 3 diganti dengan “atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa” Usul diterima Tanggal 18 Agustus tercatat pula merupakan perjalanan sejarah paling menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul pembukaan Undang-Undang Dasar negara tersebut. Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting. Sore hari setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima Nisyijima pembantu Laksamana MaydaAngkatan Laut Jepang yang memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka. Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama dan mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah Indonesia luar Jawa akan kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Akhirnya bung Hatta dan beberapa