Balok kopel coupling Komponen struktur lentur rangka momen khusus

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 200 dari 255 d Tulangan transversal elemen pembatas di dasar dinding harus menerus ke dalam tumpuan paling sedikit  d , menurut 21.9.2.3, dari tulangan longitudinal terbesar pada elemen pembatas khusus kecuali bila elemen pembatas khusus berhenti pada fondasi tapak, fondasi pelat penuh mat, atau penutup tiang fondasi, dimana tulangan transversal elemen pembatas khusus harus menerus paling sedikit 300 mm ke dalam fondasi tapak, fondasi pelat penuh, atau penutup tiang fondasi; e Tulangan horizontal dalam badan web dinding harus menerus ke dalam 150 mm dari ujung dinding. Tulangan harus diangkur untuk mengembangkan f y dalam kondisi tarik dalam inti terkekang dari elemen pembatas menggunakan kait atau kepala standar. Bila elemen pembatas terkekang mempunyai panjang cukup untuk menyalurkan tulangan badan horizontal, dan A v f y s dari tulangan badan tidak lebih besar dari A sh f yt s dari tulangan transversal elemen pembatas paralel terhadap tulangan badan, diizinkan untuk menghentikan tulangan badan tanpa kait atau kepala standar. 21.9.6.5 Bila elemen pembatas khusus tidak disyaratkan oleh 21.9.6.2 atau 21.9.6.3, a dan b harus dipenuhi Gambar S21.9.6.5: a Bila rasio tulangan longitudinal di pembatas dinding lebih besar dari 2,8f y , tulangan transversal pembatas harus memenuhi 21.6.4.2, dan 21.9.6.4a. Spasi longitudinal maksimum tulangan transversal pada pembatas tidak boleh melebihi 200 mm; b Kecuali bila V u pada bidang dinding kurang dari c cv f A   083 , , tulangan horisontal yang berhenti pada tepi dinding struktur tanpa elemen pembatas harus memiliki kait standar yang memegang tulangan tepi atau tulangan tepi harus dilingkupi dalam sengkang U yang memiliki ukuran dan spasi yang sama seperti, dan disambung lewatkan ke, tulangan horisontal.

21.9.7 Balok kopel coupling

21.9.7.1 Balok kopel coupling dengan n h  4 harus memenuhi persyaratan dari 21.5. Ketentuan-ketentuan dari 21.5.1.3 dan 21.5.1.4 tidak perlu dipenuhi bila dapat ditunjukkan oleh analisis bahwa balok tersebut memiliki stabilitas lateral yang cukup. Gambar S21.9.6.5 - Rasio tulangan longitudinal untuk kondisi pembatas dinding tipikal. 14 batang tulangan longitudinal pembatas Batang tulangan terdistribusi Batang tulangan terdistribusi, A b , dengan spasi yang sama s X h X h s A b hs A b 2     a x h A b   2 14  “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 201 dari 255 21.9.7.2 Balok kopel coupling dengan n h 2 dan dengan V u melebihi cw c A f  33 , harus ditulangi dengan dua kelompok batang tulangan yang berpotongan ditempatkan secara diagonal simetris terhadap tengah bentang, kecuali bila dapat ditunjukkan bahwa kehilangan kekakuan dan kekuatan balok kopel coupling tidak akan mengganggu kemampuan pemikul beban vertikal struktur, kemunculannya egress dari struktur atau integritas komponen non struktur dan sambungannya ke struktur Gambar S21.9.7. 21.9.7.3 Balok kopel coupling yang tidak diatur oleh 21.9.7.1 atau 21.9.7.2 diizinkan untuk ditulangi dengan salah satu dari dua kelompok batang tulangan yang berpotongan ditempatkan secara diagonal simetris terhadap tengah bentang atau menurut 21.5.2 hingga 21.5.4. 21.9.7.4 Balok kopel coupling yang ditulangi dengan dua kelompok batang tulangan yang berpotongan ditempatkan secara diagonal simetris terhadap tengah bentang harus memenuhi a, b, dan salah satu dari c atau d. Persyaratan-persyaratan dari 11.7 tidak berlaku. a V n harus ditentukan dengan V n = 2A vd f y sin 0,83 f c , A cw 21-9 dimana  adalah sudut antara batang tulangan diagonal dan sumbu longitudinal balok kopel coupling. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 202 dari 255 b Setiap kelompok batang tulangan diagonal harus terdiri dari minimum empat batang tulangan disediakan dalam dua lapis atau lebih. Batang tulangan diagonal harus ditanam ke dalam dinding tidak kurang dari 1,25 kali panjang penyaluran untuk f y dalam kondisi tarik. Gambar S21.9.7 - Balok kopel coupling dengan tulangan yang diorientasikan secara diagonal. Tulangan pembatas dinding ditunjukkan pada satu sisi saja untuk kejelasan Tulangan pembatas dinding A vd = luas total tulangan dalam setiap kelompok batang tulangan diagonal Elevasi Potongan A-A Spasi tulangan transversal yang diukur tegak lurus terhadap sumbu batang tulangan diagonal tidak melebihi 350 mm Catatan: Untuk kejelasan, hanya bagian tulangan perlu ditunjukkan pada setiap sisi garis simetri. Tulangan balok horisontal di dinding tidak mengembangkan f y  h  n A A  b w 2 b w Garis si m etri A vd = luas total tulangan dalam setiap kelompok batang tulangan diagonal  Catatan: Untuk kejelasan, hanya bagian tulangan perlu ditunjukkan pada setiap sisi garis simetri. Garis si m etri B B  n Tulangan pembatas dinding h d b Elevasi Potongan B-B Spasi tulangan transversal tidak melebihi 200 mm Spasi tulangan transversal tidak melebihi 200 mm Catatan: Pengikat silang berturutan yang memegang batang tulangan longitudinal yang sama mempunyai kait 90 derajatnya pada sisi balok yang berlawanan. Spasi tidak melebihi yang lebih kecil dari 150 mm dan 6d b Tulangan balok horisontal di dinding tidak mengembangkan f y a Pengekangan diagonal individu. Catatan: Untuk kejelasan dalam tampak elevasi, hanya bagian tulangan perlu total ditunjukkan pada setiap sisi garis simetri. b Pengekangan penuh penampang balok beton bertulang diagonal. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 203 dari 255 c Setiap kelompok batang tulangan diagonal harus dilingkupi oleh tulangan transversal yang mempunyai dimensi luar ke luar tidak lebih kecil dari b w 2 dalam arah paralel terhadap b w dan b w 5 sepanjang sisi lainnya, dimana b w adalah lebar badan web balok kopel coupling. Tulangan transversal harus memenuhi 21.6.4.2 dan 21.6.4.4, harus mempunyai spasi yang diukur paralel terhadap batang tulangan diagonal yang memenuhi 21.6.4.3c dan tidak melebihi enam kali diameter batang tulangan diagonal, dan harus mempunyai spasi pengikat silang atau kaki-kaki sengkang yang diukur tegak lurus terhadap batang tulangan diagonal tidak melebihi 350 mm. Untuk tujuan perhitungan A g untuk penggunaan dalam Pers. 10-5 dan 21-4, selimut beton seperti yang disyaratkan dalam 7.7 harus diasumsikan pada semua empat sisi dari setiap kelompok batang tulangan diagonal. Tulangan transversal, atau tulangan transversal yang dikonfigurasi sebagai alternatifnya yang memenuhi persyaratan spasi dan rasio volume tulangan transversal sepanjang diagonalnya, harus menerus melalui perpotongan batang tulangan diagonal. Tulangan longitudinal dan transversal tambahan harus didistribusikan mengelilingi perimeter balok dengan luas total dalam setiap arah tidak kurang dari 0,002b w s dan spasi tidak melebihi 300 mm. d Tulangan transversal harus disediakan untuk penampang balok keseluruhan yang memenuhi 21.6.4.2, 21.6.4.4, dan 21.6.4.7, dengan spasi longitudinal tidak melebihi yang lebih kecil dari 150 mm dan enam kali diameter batang tulangan diagonal, dan dengan spasi pengikat silang atau kaki-kaki sengkang baik secara vertikal dan horisontal pada bidang penampang balok tidak melebihi 200 mm. Setiap pengikat silang dan setiap kaki sengkang harus memegang batang tulangan longitudinal dengan diameter yang sama atau lebih besar. Diizinkan untuk menyusun sengkang seperti yang ditetapkan dalam 21.5.3.6. 21.9.8 Pier dinding 21.9.8.1 Pier dinding harus memenuhi persyaratan rangka momen khusus untuk kolom dari 21.6.3, 21.6.4, and 21.6.5, dengan muka joint diambil diambil sebagai ujung atas dan ujung bawah dari tinggi bersih pier dinding. Sebagai alternatif, pier dinding dengan  w b w 2,5 harus memenuhi a hingga f: a Gaya geser desain harus ditentukan sesuai dengan 21.6.5.1 dengan muka joint diambil sebagai ujung atas dan ujung bawah dari tinggi bersih pier dinding. Bila tata cara bangunan gedung umum diadopsi secara legal menyertakan ketentuan untuk memperhitungkan kekuatan lebih dari sistem penahan gaya seismik, gaya geser desain tidak perlu melebihi  o kali geser terfaktor yang ditentukan oleh analisis struktur untuk pengaruh gempa. b V n dan tulangan geser terdistribusi harus memenuhi 21.9.4. c Tulangan transversal harus dalam bentuk sengkang tertutup kecuali diizinkan untuk menggunakan tulangan horizontal berkaki tunggal paralel terhadap  w dimana hanya satu tirai tulangan geser terdistribusi disediakan. Tulangan horizontal berkaki tunggal harus mempunyai bengkokan 180 derajat pada setiap ujung yang memegang tulangan longitudinal pembatas pier dinding. d Spasi vertikal tulangan transversal tidak boleh melebihi 150 mm. e Tulangan transversal harus memenuhi paling sedikit 300 mm di atas dan di bawah tinggi bersih pier dinding. f Elemen pembatas khusus harus disediakan jika disyaratkan oleh 21.9.6.3. 21.9.8.2 Untuk pier dinding pada tepi dinding, tulangan horizontal harus disediakan dalam segmen dinding yang berdekatan di atas dan di bawah pier dinding dan diproporsikan untuk “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 204 dari 255 menyalurkan gaya geser desain dari pier dinding ke dalam segment dinding yang berdekatan. 21.9.9 Joint konstruksi Semua joint konstruksi pada dinding struktur harus memenuhi 6.4 dan permukaan kontak harus dikasarkan seperti dalam 11.6.9. 21.9.10 Dinding tak menerus Kolom yang menumpu dinding struktur tak menerus harus ditulangi sesuai dengan 21.6.4.6. 21.10 Dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak 21.10.1 Lingkup Persyaratan dari 21.10 berlaku untuk dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak yang membentuk bagian sistem penahan gaya gempa. 21.10.2 Dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak harus memenuhi semua persyaratan dari 21.9 sebagai tambahan pada 21.4.2 dan 21.4.3. 21.10.3 Dinding struktur khusus yang dibanguan menggunakan beton pracetak dan tendon paca tarik dan tidak memenuhi persyaratan dari 21.10.2 diizinkan asalkan dinding tersebut memenuhi persyaratan dari ACI ITG-5.1. 21.11 Diafragma dan rangka batang trusses struktur 21.11.1 Lingkup Slab lantai dan atap yang bekerja sebagai sebagai diafragma struktur untuk menyalurkan gaya-gaya yang ditimbulkan oleh pergerakan tanah gempa pada struktur yang ditetapkan sebagai KDS D, E, atau F harus didesain sesuai dengan subpasal ini. Subpasal ini juga berlaku untuk elemen kolektor collector dan rangka batang trusses yang membentuk bagian sistem penahan gaya gempa. 21.11.2 Gaya desain Gaya desain gempa untuk diafragma struktur harus diperoleh dari tata cara bangunan umum yang diadopsi secara legal menggunakan ketentuan yang sesuai dan kombinasi beban. 21.11.3 Alur beban gempa 21.11.3.1 Semua diafragma dan sambungannya harus diproporsikan dan didetail untuk menyediakan suatu penyaluran gaya yang lengkap ke elemen kolektor collector dan ke elemen vertikal sistem penahan gaya gempa. 21.11.3.2 Elemen suatu sistem diafragma struktur yang dikenai terutama gaya aksial dan digunakan untuk menyalurkan gaya geser atau lentur diafragma di sekeliling bukaan atau diskontinuitas lainnya, harus memenuhi persyaratan untuk kolektor collectors dalam 21.11.7.5 dan 21.11.7.6.