Pemilihan proporsi Grouting untuk tendon dengan lekatan .1

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 169 dari 255 18.18.2.4 Bahan campuran tambahan admixture yang memenuhi 3.6 dan diketahui tidak memiliki pengaruh buruk pada grouting, baja, atau beton diizinkan. Kalsium klorida tidak boleh digunakan.

18.18.3 Pemilihan proporsi

grouting 18.18.3.1 Proporsi bahan untuk grouting harus didasarkan pada salah satu a atau b: a Hasil pengujian pada grouting segar dan mengeras sebelum permulaan pelaksanaan grouting; atau b Pengalaman terdokumentasi sebelumnya dengan bahan-bahan dan peralatan yang serupa dan di bawah kondisi lapangan yang setara. 18.18.3.2 Semen yang digunakan untuk Pekerjaan harus berhubungan dengan hal-hal dimana pemilihan proporsi grouting didasarkan. 18.18.3.3 Kandungan air harus minimum yang diperlukan untuk memompa grouting dengan tepat; akan tetapi rasio air-semen tidak boleh melebihi 0,45 berdasarkan berat. 18.18.3.4 Air tidak boleh ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan alir grouting yang telah diturunkan dengan penggunaan grouting yang tertunda. 18.18.4 Pencampuran dan pemompaan grouting 18.18.4.1 Grouting harus dicampur dalam peralatan yang mampu mencampur menerus secara mekanis dan adukan yang akan menghasilkan distribusi bahan yang seragam, dilewatkan saringan, dan dipompa dengan cara demikian hingga akan mengisi selongsong ducts secara penuh. 18.18.4.2 Suhu komponen struktur pada saat pelaksanaan grouting harus di atas 2 C dan harus dijaga di atas 2 C hingga kubus grouting 50 mm yang dirawat di lapangan mencapai kekuatan tekan minimum sebesar 5,5 MPa. 18.18.4.3 Suhu grouting tidak boleh di atas 32 C selama pencampuran dan pemompaan. 18.19 Perlindungan untuk baja prategang Pelaksanaan pembakaran atau pengelasan di sekitar baja prategang harus dilakukan agar baja prategang tidak dikenai suhu yang berlebihan, percikan las, atau arus listrik tanah. 18.20 Penerapan dan pengukuran gaya prategang 18.20.1 Gaya prategang harus ditentukan dengan kedua a dan b: a Pengukuran perpanjangan baja. Perpanjangan perlu harus ditentukan dari kurva beban-perpanjangan rata-rata untuk baja prategang yang digunakan; b Pengamatan gaya jeking jacking pada pengukur atau sel beban yang terkalibrasi atau dengan menggunakan dinamometer yang terkalibrasi. Penyebab sebarang perbedaan dalam penentuan gaya antara a dan b yang melebihi 5 persen untuk elemen pratarik atau 7 persen untuk konstruksi pasca tarik harus dipastikan dan dikoreksi. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 170 dari 255 18.20.2 Bila penyaluran gaya dari kepala yang menggembung bulk-head dari alas pratarik ke beton dicapai dengan pemotongan api baja prategang, titik pemotongan dan urutan pemotongan harus ditentukan terdahulu untuk menghindari tegangan sementara yang tidak diinginkan. 18.20.3 Panjang strand pratarik terpapar yang panjang harus dipotong di dekat komponen struktur untuk meminimumkan kejutan pada beton. 18.20.4 Kehilangan prategang total akibat baja prategang yang rusak yang tidak diganti tidak boleh melebihi 2 persen dari prategang total. 18.21 Angkur dan kopler coupler pasca-tarik 18.21.1