Pemilihan proporsi Grouting untuk tendon dengan lekatan .1
18.18.3 Pemilihan proporsi
grouting 18.18.3.1 Proporsi bahan untuk grouting harus didasarkan pada salah satu a atau b: a Hasil pengujian pada grouting segar dan mengeras sebelum permulaan pelaksanaan grouting; atau b Pengalaman terdokumentasi sebelumnya dengan bahan-bahan dan peralatan yang serupa dan di bawah kondisi lapangan yang setara. 18.18.3.2 Semen yang digunakan untuk Pekerjaan harus berhubungan dengan hal-hal dimana pemilihan proporsi grouting didasarkan. 18.18.3.3 Kandungan air harus minimum yang diperlukan untuk memompa grouting dengan tepat; akan tetapi rasio air-semen tidak boleh melebihi 0,45 berdasarkan berat. 18.18.3.4 Air tidak boleh ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan alir grouting yang telah diturunkan dengan penggunaan grouting yang tertunda. 18.18.4 Pencampuran dan pemompaan grouting 18.18.4.1 Grouting harus dicampur dalam peralatan yang mampu mencampur menerus secara mekanis dan adukan yang akan menghasilkan distribusi bahan yang seragam, dilewatkan saringan, dan dipompa dengan cara demikian hingga akan mengisi selongsong ducts secara penuh. 18.18.4.2 Suhu komponen struktur pada saat pelaksanaan grouting harus di atas 2 C dan harus dijaga di atas 2 C hingga kubus grouting 50 mm yang dirawat di lapangan mencapai kekuatan tekan minimum sebesar 5,5 MPa. 18.18.4.3 Suhu grouting tidak boleh di atas 32 C selama pencampuran dan pemompaan. 18.19 Perlindungan untuk baja prategang Pelaksanaan pembakaran atau pengelasan di sekitar baja prategang harus dilakukan agar baja prategang tidak dikenai suhu yang berlebihan, percikan las, atau arus listrik tanah. 18.20 Penerapan dan pengukuran gaya prategang 18.20.1 Gaya prategang harus ditentukan dengan kedua a dan b: a Pengukuran perpanjangan baja. Perpanjangan perlu harus ditentukan dari kurva beban-perpanjangan rata-rata untuk baja prategang yang digunakan; b Pengamatan gaya jeking jacking pada pengukur atau sel beban yang terkalibrasi atau dengan menggunakan dinamometer yang terkalibrasi. Penyebab sebarang perbedaan dalam penentuan gaya antara a dan b yang melebihi 5 persen untuk elemen pratarik atau 7 persen untuk konstruksi pasca tarik harus dipastikan dan dikoreksi. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 170 dari 255 18.20.2 Bila penyaluran gaya dari kepala yang menggembung bulk-head dari alas pratarik ke beton dicapai dengan pemotongan api baja prategang, titik pemotongan dan urutan pemotongan harus ditentukan terdahulu untuk menghindari tegangan sementara yang tidak diinginkan. 18.20.3 Panjang strand pratarik terpapar yang panjang harus dipotong di dekat komponen struktur untuk meminimumkan kejutan pada beton. 18.20.4 Kehilangan prategang total akibat baja prategang yang rusak yang tidak diganti tidak boleh melebihi 2 persen dari prategang total. 18.21 Angkur dan kopler coupler pasca-tarik 18.21.1Parts
» sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» Standar ini tidak mengatur desain dan konstruksi tangki dan reservoir. 1.2 Dokumen
» Persetujuan sistem khusus untuk desain atau konstruksi
» max min sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» max sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» V sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» Definisi Istilah berikut didefinisikan untuk penggunaan umum dalam Standar ini. Definisi khusus
» Material Agregat .1 Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
» Stud berkepala dan gabungan stud berkepala harus memenuhi ASTM A1044M. 3.5.6 Baja Kawat,
» Batasan wcm maksimum dalam Pasal 4 tidak berlaku untuk beton ringan. 4.2
» Pencatatan data kekuatan rata-rata
» Jika suatu uji kekuatan tekan lihat 5.6.2.4 benda uji silinder yang dirawat di
» Baja prategang harus bersih dan bebas dari minyak, kotoran, lapisan permukaan hasil oksidasi
» Tulangan yang Tulangan Lingkungan korosif
» Bila balok atau brakit brackets yang merangka dari empat arah ke dalam suatu
» Pada semua penampang bilamana diperlukan, tulangan untuk menahan tegangan
» Faktor panjang efektif k harus ditentukan menggunakan nilai E
» Inti beton berselubung baja struktural .1
» Kekuatan tumpu desain beton tidak boleh melebihi
» V V Kekuatan geser yang disediakan oleh beton untuk komponen struktur non- prategang
» Tipe tulangan geser Batas spasi untuk tulangan geser
» Torsi terkecil yang terdeteksi threshold
» Detail tulangan torsi .1 Tulangan torsi minimum .1
» Spasi tulangan torsi .1 Desain alternatif untuk torsi
» Metoda desain geser-friksi .1 Geser-friksi .1
» Penyaluran beban kolom melalui sistem lantai min min Balok tinggi
» A Ketentuan untuk brakit brackets dan korbel .1
» Bukaan pada slab Penyaluran momen dalam sambungan slab-kolom .1
» Penyaluran kait standar dalam kondisi tarik
» Penyaluran tulangan kawat polos las dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum .1
» Penyaluran tulangan momen positif .1
» Penyaluran tulangan momen negatif .1 Penyaluran tulangan badan web .1
» 12d sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» Sambungan tulangan –– Umum .1 Sambungan batang tulangan dan kawat ulir dalam kondisi tarik .1
» Detail tulangan pada slab tanpa balok .1
» Umum .1 Bukaan pada sistem slab .1
» Prosedur desain sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» Momen statis terfaktor total untuk suatu bentang Momen terfaktor negatif dan positif
» Momen terfaktor pada lajur kolom Momen terfaktor pada balok .1
» Rangka ekivalen Metoda rangka ekivalen .1
» Kolom .1 Komponen struktur puntir Pengaturan beban hidup
» Umum .1 Tulangan minimum sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» Geser pada fondasi tapak .1 Penyaluran tulangan dalam fondasi tapak .1
» Tebal minimum fondasi tapak Penyaluran gaya pada dasar kolom, dinding, atau pedestal bertulang .1
» Distribusi gaya di antara komponen struktur .1 Desain komponen struktur .1 Integritas struktur
» Desain sambungan dan tumpuan .1
» Lingkup .1 Umum .1 Penopangan Kekuatan geser vertikal .1
» Kekuatan geser horizontal .1 sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
» Pengikat untuk geser horizontal .1 Lingk .1 Umum .1
» Metoda desain Daerah pengangkuran tendon pasca tarik
» Pemilihan proporsi Grouting untuk tendon dengan lekatan .1
» Kehilangan prategang Selongsong ducts pasca tarik .1 Kekuatan desain bahan
» Penentuan dimensi dan properti material yang diperlukan .1
» Tulangan pada rangka momen khusus dan dinding struktur khusus
» Pengangkuran pada beton Balok .1
» Persyaratan umum Komponen struktur lentur rangka momen khusus
» Desain untuk beban lentur dan aksial
» Balok kopel coupling Komponen struktur lentur rangka momen khusus
» Joint konstruksi Rangka batang trusses struktur .1 Lingkup .1
» Balok pengikat grade dan slab di atas tanah .1
» Metoda desain empiris Batasan .1
» V V Geser pada fondasi tapak beton polos
» P P sni 2847 2013 persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (1)
Show more