T Kekuatan momen torsi .1

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 96 dari 255 11.5.3 Kekuatan momen torsi 11.5.3.1 Dimensi penampang harus sebagai berikut: a Untuk penampang solid 2 2 2 0,66 1,7 u u h c c w w oh V T p V f b d b d A                        11-18 b Untuk penampang berongga 2 0,66 1 7 u u h c c w w oh V T p V f b d b d , A                        11-19 Untuk komponen struktur prategang, d harus ditentukan sesuai dengan 11.4.3. 11.5.3.2 Jika tebal dinding bervariasi mengelilingi keliling penampang berongga, maka Pers. 11-19 harus dievaluasi pada lokasi dimana ruas kiri Pers. 11-19 bernilai maksimum. 11.5.3.3 Jika tebal dinding adalah kurang dari A oh p h , maka suku kedua dalam Pers. 11- 19 harus diambil sebagai 1 7 u oh T , A t       dimana t adalah tebal dinding penampang berongga pada lokasi dimana tegangan diperiksa. 11.5.3.4 Nilai y f dan yt f yang digunakan untuk desain tulangan torsi tidak boleh melebihi 420 MPa. 11.5.3.5 Bila T u melebihi torsi terkecil yang terdeteksi threshold, maka desain penampang harus berdasarkan pada n u T T   11-20

11.5.3.6 T

n harus dihitung dengan   cot s f A A 2 T yt t o n 11-21 dimana A o harus ditentukan dengan analisis kecuali bahwa A o boleh diambil sama dengan 0,85A oh Gambar S11.5.3.6b;  tidak boleh diambil lebih kecil dari 30 derajat ataupun lebih besar dari 60 derajat Gambar S11.5.3.6a.  boleh diambil sama dengan: a 45 derajat untuk komponen struktur non-prategang atau komponen struktur dengan prategang kurang dari yang dalam b; atau b 37,5 derajat untuk komponen struktur prategang dengan gaya prategang efektif tidak kurang dari 40 persen kekuatan tarik tulangan longitudinal. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 97 dari 255 11.5.3.7 Luas tulangan longitudinal tambahan untuk menahan torsi,  A , tidak boleh kurang dari 2 cot yt t h y f A A p s f            11-22 dimana  haruslah nilai yang sama dengan yang digunakan dalam Pers. 11-21 dan A t s harus diambil sebagai jumlah yang dihitung dari Pers. 11-21 tidak dimodifikasi sesuai dengan 11.5.5.2 atau 11.5.5.3; yt f merujuk pada tulangan torsi transversal tertutup, dan y f merujuk pada tulangan torsi longitudinal. 11.5.3.8 Tulangan yang diperlukan untuk torsi harus ditambahkan pada yang diperlukan untuk geser, momen, dan gaya aksial yang bekerja dalam kombinasi dengan torsi. Persyaratan yang lebih ketat untuk spasi dan penempatan tulangan harus dipenuhi. 11.5.3.9 Luas tulangan torsi longitudinal dalam daerah tekan lentur boleh direduksi dengan jumlah sama dengan   y u df M 9 , , dimana M u timbul pada suatu penampang serentak dengan T u , kecuali tulangan yang disediakan tidak boleh kurang dari yang disyaratkan oleh 11.5.5.3 atau 11.5.6.2. 11.5.3.10 Pada balok prategang: a Tulangan longitudinal total termasuk baja prategang pada tiap penampang harus menahan M u pada penampang tersebut ditambah gaya tarik longitudinal konsentris tambahan sama dengan y A f  , berdasarkan pada T u pada penampang tersebut; Batang tulangan longitudinal Diagonal tekan beton Sengkang Retak V 4 V 2 V 1 V 3 y o Gambar S11.5.3.6a - Analogi rangka batang truss ruang Gambar S11.5.3.6b - Definisi A oh Sengkang tertutup A oh = luas terarsir T x o  “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 98 dari 255 b Spasi tulangan longitudinal termasuk tendon harus memenuhi persyaratan dalam 11.5.6.2. 11.5.3.11 Pada balok prategang, luas tulangan torsi longitudinal pada sisi komponen struktur yang tertekan akibat lentur boleh direduksi di bawah nilai yang disyaratkan oleh 11.5.3.10 sesuai dengan 11.5.3.9. 11.5.4 Detail tulangan torsi 11.5.4.1