N N N max

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 237 dari 255 D.5.2 Kekuatan jebol breakout beton angkur dalam kondisi tarik D.5.2.1 Kekuatan jebol breakout beton nominal dalam kondisi tarik, N cb dari angkur tunggal atau N cbg dari kelompok angkur, boleh melebihi: a Untuk angkur tunggal N cb = Nc Nco A A  ed,N 

c,N

 cp,N N b D-3 b Untuk kelompok angkur N cbg = Nco Nc A A  ec,N  ed,N 

c,N

 cp,N N b D-4 Faktor-faktor  ec,N ,  ed,N , 

c,N

, and  cp,N didefinisikan berturut-turut dalam D.5.2.4, D.5.2.5, D.5.2.6, dan D.5.2.7. A Nc adalah luas kegagalan beton terproyeksi angkur tunggal atau kelompok angkur yang harus diperkirakan sebagai dasar gambar geometri persegi yang dihasilkan dari proyeksi permukaan kegagalan ke arah luar 1,5h ef dari garis pusat angkur, atau dalam kasus kelompok angkur, dari garis melalui suatu baris angkur yang bersebelahan. A Nc tidak boleh melebihi nA Nco , dimana n adalah jumlah angkur dalam kelompok yang menahan tarik. A Nco adalah luas kegagalan beton terproyeksi angkur tunggal dengan jarak tepi sama dengan atau lebih besar dari 1,5h ef A Nco = 9h ef 2 D-5 D.5.2.2 Kekuatan jebol breakout beton dasar angkur tunggal dalam kondisi tarik pada beton retak, N b , tidak boleh melebihi N b = k c  a c f h ef 1,5 D-6 dimana k c = 10 untuk angkur dicor di dalam; dan k c = 7 untuk angkur pasca pasang. Nilai k c untuk angkur pasca pasang diizinkan untuk ditingkatkan di atas 7 berdasarkan pada uji spesifik produk ACI 355.2 atau ACI 355.4M, tetapi tidak boleh dalam semua kasus melebihi 10. Sebagai alternatif, untuk stud berkepala yang dicor di dalam dan baut berkepala dengan 280 mm  h ef  635 mm , N b tidak boleh melebihi N b = 3,9  a c f  h ef 53 D-7 D.5.2.3 Bila angkur terletak kurang dari 1,5h ef dari tiga tepi atau lebih, nilai h ef yang digunakan untuk perhitungan A Nc sesuai dengan D.5.2.1, demikian juga dalam Pers. D-3 hingga D-10 harus yang lebih besar dari c

a,max

1,5 dan s3 , dimana s adalah maksimum antara angkur dalam kelompok. D.5.2.4 Faktor modifikasi untuk kelompok angkur yang dibebani secara eksentris dalam “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 238 dari 255 kondisi tarik,  ec,N , harus dihitung sebagai , 1 2 1 3 ec N N ef e h           D-8 tetapi  ec,N tidak boleh diambil lebih besar dari 1,0. Jika pembebanan pada kelompok angkur sedemikian hingga hanya beberapa angkur berada dalam kondisi tarik, hanya angkur tersebut yang berada dalam kondisi tarik harus ditinjau ketika menentukan eksentrisitas N e untuk penggunaan dalam Pers. D-8 dan untuk perhitungan N cbg menurut Pers. D-4. Dalam kasus dimana pembeban eksentris terjadi terhadap dua sumbu, faktor modifikasi,  ec,N , harus dihitung untuk setiap sumbu secara individu dan produk faktor-faktor ini yang digunakan sebagai  ec,N dalam Pers. D-4. D.5.2.5 Faktor modifikasi untuk pengaruh tepi untuk angkur tunggal atau kelompok angkur yang dibebani dalam kondisi tarik,  ed,N , harus dihitung sebagai If c

a,min