Penyaluran batang tulangan ulir berkepala dan diangkur mekanis dalam kondisi Penyaluran tulangan kawat ulir las dalam kondisi tarik

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 115 dari 255 bawah terhadap kait kurang dari 65 mm, batang tulangan berkait harus dilingkupi dalam pengikat atau sengkang tegaklurus terhadap batang tulangan yang disalurkan, berspasi tidak lebih besar dari 3db sepanjang  dh . Pengikat atau sengkang pertama harus melingkupi bagian bengkokan kait, dalam 2d b dari sisi luar bengkokan, dimana d b adalah diameter batang tulangan berkait. Untuk kasus ini, faktor-faktor dari 12.5.3b dan c tidak berlaku. 12.5.5 Kait tidak boleh dianggap efektif dalam penyaluran batang tulangan dalam kondisi tekan.

12.6 Penyaluran batang tulangan ulir berkepala dan diangkur mekanis dalam kondisi

tarik 12.6.1 Panjang penyaluran untuk batang tulangan ulir berkepala headed dalam kondisi tarik,  dt , harus ditentukan dari 12.6.2. Penggunaan kepala heads untuk menyalurkan batang tulangan ulir dalam kondisi tarik harus dibatasi dengan kondisi yang memenuhi a sampai f: a f y batang tulangan tidak boleh melebihi 420 MPa; b Ukuran batang tulangan tidak melebihi D-36; c Beton harus dengan berat normal; d Luas tumpuan bersih kepala A brg tidak boleh kurang dari 4A b ; e Selimut bersih untuk batang tulangan tidak boleh kurang dari 2d b ; dan f Spasi bersih antara batang tulangan tidak boleh kurang dari 4d b . 12.6.2 Untuk batang tulangan ulir berkepala yang memenuhi 3.5.9, panjang penyaluran dalam kondisi tarik  dt harus sebesar 0,19  e f y c f d b , dimana nilai c f yang digunakan untuk menghitung  dt tidak boleh melebihi 40 MPa, dan faktor  e harus diambil sebesar 1,2 untuk tulangan dilapisi epoksi dan 1,0 untuk kasus lainnya. Bila tulangan terpasang melebihi yang diperlukan oleh analisis, kecuali bila penyaluran f y secara khusus diperlukan, faktor A s perluA s terpasang dapat diterapkan pada perumusan untuk  dt . Panjang  dt tidak boleh kurang dari yang lebih besar dari 8d b dan 150 mm. 12.6.3 Kepala batang tulangan ulir tidak boleh dianggap efektif dalam penyaluran batang tulangan dalam kondisi tekan. 12.6.4 Sembarang penyambung attachment atau alat mekanis yang mampu mencapai f y dari batang tulangan ulir diperbolehkan, asalkan hasil uji yang menunjukkan kecukupan penyambung attachment atau alat tersebut disetujui oleh instansi tata bangunan. Penyaluran batang tulangan ulir diizinkan untuk mengandung kombinasi pengangkuran mekanis ditambah panjang penanaman tambahan batang tulangan ulir antara penampang kritis dan penyambung atau alat mekanis.

12.7 Penyaluran tulangan kawat ulir las dalam kondisi tarik

12.7.1 Panjang penyaluran untuk tulangan kawat ulir las dalam kondisi tarik,  d , diukur dari titik penampang kritis ke ujung kawat harus dihitung sebagai hasil dari  d , dari 12.2.2 atau 12.2.3, kali faktor tulangan kawat ulir las,  w , dari 12.7.2 atau 12.7.3. Hrus diizinkan untuk mengurangi  d sesuai dengan 12.2.5 bilamana sesuai, tetapi  d tidak boleh kurang dari 200 mm kecuali dalam perhitungan sambungan lewatan dengan 12.18. Bila menggunakan  w dari 12.7.2, diizinkan untuk menggunakan faktor lapisan epoksi  e sebesar 1,0 untuk tulangan kawat ulir las yang dilapisi epoksi dalam 12.2.2 dan 12.2.3. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 116 dari 255 12.7.2 Untuk tulangan kawat ulir las dengan paling sedikit satu kawat silang dalam  d dan tidak kurang dari 50 mm dari titik penampang kritis Gambar S12.7,  w harus yang lebih besar dari          y y f f 240 atau       s d b 5 tetapi tidak lebih besar dari 1,0, dimana s adalah spasi antara kawat yang disalurkan. 12.7.3 Untuk tulangan kawat ulir las tanpa kawat silang dalam  d atau dengan satu kawat silang kurang dari 50 mm dari titik penampang kritis,  w harus diambil sebesar 1,0, dan  d harus ditentukan sebagaimana untuk kawat ulir. 12.7.4 Bila setiap kawat polos, atau kawat ulir lebih besar dari D-31, terdapat dalam tulangan kawat ulir las dalam arah panjang penyaluran, tulangan harus disalurkan sesuai dengan 12.8.

12.8 Penyaluran tulangan kawat polos las dalam kondisi tarik