Material Agregat .1 Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 24 dari 255 yang dibatasi secara horisontal oleh dua bukaan atau oleh sebuah bukaan dan sebuah tepi. Pier dinding merupakan segmen dinding vertikal. Dinding Wall — Komponen struktur, umumnya vertikal, yang digunakan untuk melingkupi atau memisahkan ruang. Pier dinding Wall pier — Suatu segmen dinding vertikal dalam suatu dinding struktural, yang dibatasi oleh dua bukaan atau oleh sebuah bukaan dan sebuah tepi, dengan rasio panjang horizontal terhadap tebal dinding  w b w kurang dari atau sama dengan 6,0, dan rasio tinggi bersih terhadap panjang horizontal h w  w lebih besar dari atau sama dengan 2,0. Tulangan kawat las Welded wire reinforcement — Elemen bertulang yang mengandung kawat polos atau ulir baja karbon, yang difabrikasi menjadi lembaran atau gulungan sesuai dengan ASTM A1064M; atau elemen bertulang yang mengandung kawat polos atau ulir baja tahan karat yang difabrikasi menjadi lembaran atau gulungan yang memenuhi ASTM A1022M. Friksi wobel Wobble friction — Pada beton prategang, friksi yang diakibatkan oleh penyimpangan selubung atau pipa yang tak diharapkan dari profil yang ditetapkan. Pekerjaan Work — Konstruksi keseluruhan atau bagian-bagian yang dapat diidentifikasi secara terpisah yang merupakan bagian daripadanya yang disyaratkan untuk dilengkapi menurut dokumen-dokumen kontrak. Kekuatan leleh Yield strength — Kekuatan leleh atau titik leleh minimum tulangan yang ditetapkan. Kekuatan leleh atau titik leleh harus ditetapkan dalam kondisi tarik menurut standar ASTM yang sesuai sebagaimana dimodifikasi oleh 3.5 dari Standar ini. 3 Material 3.1 Pengujian material 3.1.1 Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap material yang digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton untuk menentukan apakah material tersebut mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. 3.1.2 Pengujian material dan pengujian beton harus dibuat sesuai dengan standar yang tertera dalam 3.8. 3.1.3 Laporan lengkap pengujian material dan beton harus disimpan oleh pemeriksa selama paling sedikit 2 tahun setelah selesainya proyek, dan harus tersedia untuk pemeriksaan selama Pekerjaan berlangsung.

3.2 Material

sementisius 3.2.1 Material sementisius harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut: a Semen Portland: ASTM C150M; b Semen hidrolis blended: ASTM C595M kecuali Tipe IS  70, yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama beton struktural; c Semen hidrolis ekspansif: ASTM C845; “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 25 dari 255 d Semen hidrolis: ASTM C1157M; e Abu terbang fly ash dan pozzolan alami: ASTM C618; f Semen slag: ASTM C989; g Silica fume: ASTM C1240. 3.2.2 Material sementisius yang digunakan pada Pekerjaan harus sesuai dengan material sementisius yang digunakan pada untuk pemilihan proporsi campuran beton. Lihat 5.2. 3.3 Agregat 3.3.1 Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut: a Agregat normal: ASTM C33M; b Agregat ringan: ASTM C330M. Perkecualian: Agregat yang telah terbukti melalui pengujian atau penggunaan nyata dapat menghasilkan beton dengan kekuatan dan keawetan yang baik dan disetujui oleh instansi tata bangunan. 3.3.2 Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi: a 15 jarak terkecil antara sisi cetakan, ataupun b 13 ketebalan slab, ataupun c 34 jarak bersih minimum antara tulangan atau kawat, bundel tulangan, atau tendon prategang, atau selongsong. Batasan ini tidak berlaku bila dalam pertimbangan insinyur profesional bersertifikat, kelecakan workability dan metoda pemadatan adalah agar beton dapat dicor tanpa keropos atau rongga udara. 3.4 Air 3.4.1 Air yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi ASTM C1602M.