Penentuan dimensi dan properti material yang diperlukan .1

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 174 dari 255 19.5.2 Dokumen kontrak harus menetapkan toleransi untuk bentuk cangkang. Bila pelaksanaan konstruksi mengakibatkan penyimpangan dari bentuknya yang lebih besar dari toleransi yang ditetapkan, analisis pengaruh penyimpangan harus dilakukan dan sebarang aksi perbaikan yang diperlukan harus diambil untuk memastikan perilaku yang aman. 20 Evaluasi kekuatan struktur yang ada 20.1 Evaluasi kekuatan –– Umum 20.1.1 Bila terdapat keraguan bahwa sebagian atau semua bagian suatu struktur memenuhi persyaratan keamanan dari Standar ini, evaluasi kekuatan harus dilakukan seperti disyaratkan oleh insinyur profesional bersertifikat. 20.1.2 Bila pengaruh kekurangan kekuatan dipahami dengan baik dan bila memungkinkan untuk mengukur dimensi dan sifat bahan yang diperlukan untuk analisis, evaluasi analisis kekuatan berdasarkan pada pengukuran tersebut mencukupi. Data yang diperlukan harus ditentukan sesuai dengan 20.2. 20.1.3 Bila dampak kekurangan kekuatan tidak diketahui dengan baik atau tidak memungkinkan untuk mendapatkan dimensi yang diperlukan dan properti material melalui pengukuran, maka uji beban harus disyaratkan apakah struktur tersebut masih dapat berfungsi. 20.1.4 Bila keraguan terhadap keamanan sebagian atau semua bagian suatu struktur melibatkan kerusakan, dan jika respons yang diamati selama uji beban memenuhi kriteria penerimaan, struktur atau bagian struktur diizinkan untuk dapat digunakan sesuai beban layan jangka waktu tertentu. Jika dianggap perlu oleh insinyur profesional bersertifikat, evaluasi ulang secara berkala harus dilakukan. 20.2 Penentuan dimensi dan properti material yang diperlukan 20.2.1 Dimensi elemen struktur harus diukur pada penampang kritis. 20.2.2 Lokasi dan ukuran batang tulangan, tulangan kawat las, atau tendon harus ditentukan dengan pengukuran. Diizinkan untuk mendasarkan lokasi tulangan pada gambar- gambar yang tersedia jika pemeriksaan acak dibuat untuk memastikan informasi pada gambar-gambar. 20.2.3 Bila dibutuhkan, kekuatan beton harus berdasarkan pada hasil uji silinder dari konstruksi asli atau uji inti yang diambil dari bagian struktur dimana kekuatannya diragukan. Untuk evaluasi kekuatan suatu struktur yang ada, data uji silinder atau inti harus digunakan untuk memperkirakan c f ekivalen. Metoda untuk mendapatkan dan menguji inti harus sesuai dengan ASTM C42M. 20.2.4 Bila dibutuhkan, kekuatan tulangan atau baja prategang harus berdasarkan pada uji tarik contoh uji bahan yang mewakili pada struktur yang diragukan. 20.2.5 Bila dimensi yang diperlukan dan sifat bahan ditentukan melalui pengukuran dan pengujian, dan bila perhitungan dapat dilakukan sesuai dengan 20.1.2, diizinkan untuk meningkatkan  dari yang ditetapkan dalam 9.3, tetapi  tidak boleh lebih dari: Penampang terkendali tarik, seperti didefinisikan dalam 10.3.4 ...................................... 1,0 Penampang terkendali tekan, seperti didefinisikan dalam 10.3.3: Komponen struktur dengan tulangan spiral yang memenuhi 10.9.3 ........................... 0,9 “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 175 dari 255 Komponen struktur bertulang lainnya ........................................................................... 0,8 Geser danatau puntir ....................................................................................................... 0,8 Tumpuan pada beton ........................................................................................................ 0,8 20.3 Prosedur uji beban 20.3.1 Penempatan beban Jumlah dan penempatan bentang atau panel yang dibebani harus dipilih untuk memaksimumkan lendutan dan tegangan pada daerah kritis elemen struktur dimana kekuatannya diragukan. Lebih dari satu penempatan beban uji harus digunakan jika penempatan tunggal tidak akan secara serentak mengakibatkan nilai maksimum pengaruh seperti lendutan, rotasi, atau tegangan yang diperlukan untuk menunjukkan kecukupan struktur. 20.3.2 Beban uji total termasuk beban mati yang sudah ada tidak boleh kurang dari yang lebih besar dari a, b, dan c Beban salju S dihapus, lihat Daftar Deviasi: a 1,15D + 1,5L + 0,4L r atau R b 1,15D + 0.9L + 1,5L r atau R c 1,3D Faktor beban pada beban hidup L dalam b diizinkan dikurangi menjadi 0,45 kecuali untuk garasi, daerah yang dihuni sebagai tempa perkumpulan publik, dan semua daerah dimana L lebih besar dari 4,8 kNm 2 . Diizinkan untuk mengurangi L sesuai dengan ketentuan tata cara bangunan umum yang sesuai. 20.3.3 Uji beban tidak boleh dilakukan sampai bagian struktur yang dikenai beban adalah paling sedikit umur 56 hari. Jika pemilik struktur, kontraktor, dan semua pihak yang terlibat setuju, diizinkan untuk melakukan uji tersebut pada umur lebih awal. 20.4 Kriteria pembebanan 20.4.1 Nilai awal untuk semua pengukuran respon yang sesuai seperti lendutan, rotasi, regangan, selip, lebar retak harus diperoleh tidak lebih dari 1 jam sebelum penerapan penambahan beban pertama. Pengukuran harus dilakukan pada lokasi dimana respon maksimum diharapkan. Pengukuran tambahan harus dilakukan bila diperlukan. 20.4.2 Beban uji harus diterapkan tidak boleh kurang dari empat tahap penambahan beban yang kira-kira sama. 20.4.3 Beban uji merata harus diaplikasikan dengan suatu cara untuk memastikan distribusi beban merata disalurkan ke struktur atau bagian struktur yang diuji. Pembebanan yang tidak merata harus dihindari. 20.4.4 Kumpulan data pengukuran harus dilakukan setelah setiap penambahan beban diterapkan dan setelah beban total telah diterapkan pada struktur untuk selama paling sedikit 24 jam. 20.4.5 Beban uji total harus segera dihilangkan setelah semua pengukuran respon yang didefinisikan dalam 20.4.4 dilakukan. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 176 dari 255 20.4.6 Kumpulan data pengukuran respon akhir harus dilakukan 24 jam setelah beban uji dihilangkan. 20.5 Kriteria penerimaan 20.5.1 Bagian struktur yang diuji harus tidak menunjukkan bukti kegagalan. Pengelupasan dan kehancuran beton tekan harus dianggap suatu indikasi kegagalan. 20.5.2 Lendutan yang diukur harus memenuhi salah satu Pers. 20-1 atau 20-2: 2 1 20.000 t h    20-1 1 4 r    20-2 Bila lendutan maksimum dan lendutan sisa yang diukur,  1 dan  r , tidak memenuhi Pers. 20-1 dan 20-2, diizinkan untuk mengulangi uji beban. Uji ulang harus dilakukan tidak boleh kurang dari 72 jam setelah pemindahan beban uji pertama. Bagian struktur yang diuji dalam uji ulang harus dianggap dapat diterima jika pemulihan lendutan  r memenuhi kondisi: 2 5 r    20-3 dimana  2 adalah lendutan maksimum yang diukur selama uji kedua relatif terhadap posisi struktur pada saat awal uji kedua. 20.5.3 Komponen struktur yang diuji tidak boleh mempunyai retak yang menunjukkan segera terjadinya kegagalan geser. 20.5.4 Pada daerah komponen struktur tanpa tulangan transversal, munculnya retak struktur yang miring terhadap sumbu longitudinal dan mempunyai tonjolan projection horisontal yang lebih panjang dari tinggi komponen struktur pada titik tengah retak harus dievaluasi. 20.5.5 Pada daerah angkur dan sambungan lewatan, munculnya sepanjang garis tulangan serangkaian retak miring pendek atau retak horisontal harus dievaluasi.

20.6 Ketentuan untuk tingkat beban yang lebih rendah