“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 91 dari 255
sumbu pusat berada di dalam sayap. Pada komponen struktur komposit, tegangan tarik utama harus dihitung menggunakan penampang yang menahan beban hidup.
11.3.4
Pada komponen struktur pratarik dimana penampang pada jarak
h2
dari muka tumpuan berada lebih dekat ke ujung komponen struktur daripada panjang penyaluran baja
prategang, maka prategang yang direduksi harus ditinjau ketika menghitung
V
cw
. Nilai
V
cw
harus juga diambil sebagai batas maksimum untuk Pers. 11-9. Gaya prategang boleh dianggap bervariasi secara linier dari nol pada ujung baja prategang, hingga maksimum
pada suatu jarak dari ujung baja prategang yang sama dengan panjang transfernya, diasumsikan sebesar 50 diameter untuk
strand dan 100 diameter untuk kawat tunggal.
11.3.5
Pada komponen struktur pratarik dimana lekatan beberapa tendon tidak menerus ke ujung komponen struktur, prategang yang direduksi harus ditinjau bilamana menghitung
V
c
sesuai dengan 11.3.2 atau 11.3.3. Nilai
V
cw
yang dihitung menggunakan prategang yang direduksi harus juga diambil sebagai batas maksimum untuk Pers. 11-9. Gaya prategang
akibat tendon dimana lekatannya tidak menerus ke ujung komponen struktur harus dianggap bervariasi secara linier dari nol pada titik dimana lekatan mulai bekerja hingga maksimum
pada suatu jarak dari titik ini sama dengan panjang transfernya, diasumsikan sebesar 50 diameter untuk
strand dan 100 diameter untuk kawat tunggal.
11.4 Kekuatan geser yang disediakan oleh tulangan geser
11.4.1 Tipe tulangan geser
11.4.1.1
Tulangan geser yang mengandung berikut ini diperbolehkan: a Sengkang yang tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur;
b Tulangan kawat baja las dengan kawat-kawat yang ditempatkan tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur;
c Spiral, pengikat bulat, atau sengkang tertutup hoops.
11.4.1.2
Untuk komponen struktur non-prategang, tulangan geser boleh juga terdiri dari: a Sengkang yang membuat sudut 45 derajat atau lebih dengan tulangan tarik
longitudinal; b Tulangan longitudinal dengan bagian yang dibengkokkan yang membuat sudut
sebesar 30 derajat atau lebih dengan tulangan tarik longitudinal; c Kombinasi sengkang dan tulangan longitudinal yang dibengkokkan.
11.4.2
Nilai
y
f
dan
yt
f
yang digunakan dalam desain tulangan geser tidak boleh melebihi 420 MPa, kecuali nilai tersebut tidak boleh melebihi 550 MPa untuk tulangan kawat ulir las.
11.4.3
Jika ketentuan 11.4 diterapkan pada komponen struktur prategang,
d
harus diambil sebagai jarak dari serat tekan terjauh ke pusat tulangan tarik longitudinal prategang dan non-
prategang, jika ada, tetapi tidak perlu diambil kurang dari
0,80h
.
11.4.4
Sengkang dan batang tulangan atau kawat lainnya yang digunakan sebagai tulangan geser harus menerus sampai suatu jarak
d
dari serat tekan terjauh dan harus disalurkan pada kedua ujungnya menurut 12.13.
11.4.5 Batas spasi untuk tulangan geser
11.4.5.1
Spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur tidak boleh melebihi
d2
pada komponen struktur non-prategang dan
0,75h
pada
“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 92 dari 255
komponen struktur prategang, ataupun 600 mm.
11.4.5.2
Sengkang miring dan tulangan longitudinal yang dibengkokkan harus dipasang dengan spasi sedemikian hingga setiap garis 45 derajat, menerus ke arah reaksi dari tengah
tinggi komponen struktur
d2
ke tulangan tarik longitudinal, harus disilang oleh paling sedikit satu garis tulangan geser.
11.4.5.3
Bila
V
s
melebihi 0,33
c w
f b d
, maka spasi maksimum yang diberikan dalam
11.5.4.1 dan 11.5.4.2 harus dikurangi dengan setengahnya.
11.4.6 Tulangan geser minimum