Pada semua penampang bilamana diperlukan, tulangan untuk menahan tegangan

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 57 dari 255 luasan penampang ekivalen. Pengikat atau sengkang tersebut harus disediakan di sepanjang jarak dimana tulangan tekan diperlukan. 7.11.2 Tulangan transversal untuk komponen struktur rangka lentur yang dikenai tegangan bolak-balik atau torsi pada tumpuan harus terdiri dari pengikat tertutup, sengkang tertutup, atau spiral yang menerus di sekeliling tulangan lentur. 7.11.3 Pengikat atau sengkang tertutup harus dibentuk dalam satu potongan dengan cara menumpang-tindihkan kait ujung sengkang atau pengikat standar mengelilingi batang tulangan longitudinal, atau dibentuk dalam satu atau dua potongan yang disambung lewatkan dengan sambungan lewatan Kelas B lewatan sebesar 1,3  d atau diangkur sesuai dengan 12.13. 7.12 Tulangan susut dan suhu 7.12.1 Tulangan untuk tegangan susut dan suhu tegak lurus terhadap tulangan lentur harus disediakan dalam slab struktural dimana tulangan lentur menerus dalam satu arah saja. 7.12.1.1 Tulangan susut dan suhu harus disediakan sesuai dengan baik 7.12.2 atau 7.12.3. 7.12.1.2 Bila pergerakan susut dan suhu sangat dikekang, maka persyaratan dari 8.2.4 dan 9.2.3 harus ditinjau. 7.12.2 Tulangan ulir yang memenuhi 3.5.3 yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus disediakan sesuai dengan berikut ini: 7.12.2.1 Luasan tulangan susut dan suhu harus menyediakan paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014: a Slab yang menggunakan batang tulangan ulir Mutu 280 atau 350 ........................ 0,0020 b Slab yang menggunakan batang tulangan ulir atau tulangan kawat las Mutu 420 ..................................................................................................................... 0,0018 c Slab yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi 420 MPa yang diukur pada regangan leleh sebesar 0,35 persen ..................... 0,0018 420 y f  7.12.2.2 Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan spasi tidak lebih jauh dari lima kali tebal slab, atau tidak lebih jauh dari 450 mm.

7.12.2.3 Pada semua penampang bilamana diperlukan, tulangan untuk menahan tegangan

susut dan suhu pada semua penampang harus mampu mengembangkan y f sesuai dengan ketentuan pada Pasal 12. 7.12.3 Tendon prategang memenuhi 3.5.6 yang digunakan untuk tulangan susut dan suhu harus disediakan sesuai dengan berikut ini: 7.12.3.1 Tendon harus diproporsikan untuk memberikan tegangan tekan rata-rata minimum sebesar 0,7 MPa pada luas penampang beton bruto menggunakan prategang efektif, setelah kehilangan-kehilangan tegangan, sesuai dengan 18.6. 7.12.3.2 Untuk konstruksi balok dan slab pasca tarik cor di tempat monolit, luas beton bruto dari balok dan slab tributari harus terdiri dari luas balok total termasuk tebal slab dan slab di “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 58 dari 255 dalam setengah jarak bersih ke badan balok di dekatnya. Diizinkan untuk menyertakan gaya efektif pada tendon balok dalam perhitungan gaya prategang total yang bekerja pada luas beton bruto. 7.12.3.3 Bila slab didukung di atas dinding atau tidak dicor secara monolit dengan balok, luas beton bruto adalah tributari penampang slab untuk tendon atau kelompok tendon. 7.12.3.4 Dalam semua kasus, minimum sebuah tendon slab disyaratkan antara muka balok atau dinding. Spasi tendon slab, dan jarak antara muka balok atau dinding ke tendon slab terdekat, tidak boleh melebihi 1,8 m. 7.12.3.5 Bila spasi tendon slab melebihi 1,4 m, tulangan susut dan suhu non-prategang tambahan yang memenuhi 7.12.2 harus disediakan antara muka balok atau dinding, paralel terhadap tendon susut dan suhu slab. Tulangan susut dan suhu tambahan ini harus menerus dari tepi slab untuk jarak lebih besar dari atau sama dengan spasi tendon, kecuali 7.12.2.3 tidak berlaku. 7.13 Persyaratan untuk integritas struktur 7.13.1 Dalam pendetailan tulangan dan sambungan, komponen struktur harus diikat secara efektif bersama untuk meningkatkan integritas struktur secara menyeluruh. 7.13.2 Untuk konstruksi cor di tempat, persyaratan minimum ditentukan berikut ini: 7.13.2.1 Pada konstruksi balok usuk, seperti didefinisikan dalam 8.13.1 sampai 8.13.3, paling sedikit terdapat satu batang tulangan bawah yang menerus atau harus disambung lewatkan dengan sambungan lewatan tarik Kelas B atau sambungan mekanis atau las yang memenuhi 12.14.3 dan pada tumpuan tak menerus harus diangkur untuk mengembangkan y f pada muka tumpuan menggunakan kait standar yang memenuhi 12.5 atau batang tulangan ulir berkepala yang memenuhi 12.6. 7.13.2.2 Balok sepanjang perimeter struktur harus memiliki tulangan menerus melebihi panjang bentang yang melalui daerah yang dibatasi oleh tulangan longitudinal pada kolom yang terdiri dari a dan b: a paling sedikit seperenam tulangan tarik yang diperlukan untuk momen negatif di tumpuan, tetapi tidak kurang dari dua batang tulangan; b paling sedikit seperempat tulangan tarik yang diperlukan untuk momen positif yang diperlukan di tengah bentang, tetapi tidak kurang dari dua batang tulangan. Pada tumpuan yang tidak menerus, tulangan harus diangkur untuk mengembangkan y f pada muka tumpuan menggunakan kait standar yang memenuhi 12.5 atau batang tulangan ulir berkepala yang memenuhi 12.6. 7.13.2.3 Tulangan menerus diperlukan dalam 7.13.2.2 harus dilingkupi oleh tulangan transversal dengan tipe yang ditetapkan dalam 11.5.4.1. Tulangan transversal harus diangkur seperti yang ditetapkan dalam 11.5.4.2. Tulangan transversal tidak perlu diteruskan melalui kolom. 7.13.2.4 Bilamana sambungan tulangan diperlukan untuk memenuhi 7.13.2.2, pada ujung tulangan yang harus disambung pada atau dekat dengan tengah bentang dan dibawah tulangan harus disambung pada atau dekat tumpuannya. Sambungan harus merupakan sambungan lewatan tarik kelas B, atau sambungan mekanis atau las yang memenuhi 12.14.3. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 59 dari 255 7.13.2.5 Pada balok selain balok perimeter, bila tulangan transversal seperti didefinisikan dalam 7.13.2.3 disediakan, tidak ada persyaratan tambahan untuk tulangan integritas longitudinal. Bila tulangan tranversal tidak disediakan, paling sedikit seperempat dari tulangan momen positif diperlukan di tengah bentang, tetapi tidak kurang dari dua batang tulangan, harus melalui daerah yang dibatasi oleh tulangan longitudinal kolom dan harus menerus atau harus disambung lewatkan melewati atau dekat tumpuan dengan sambungan lewatan tarik Kelas B, atau sambungan mekanis atau las yang memenuhi 12.14.3. Pada tumpuan tidak menerus, tulangan harus diangkur untuk menghasilkan y f di muka tumpuan menggunakan kait standar yang memenuhi 12.5 atau batang tulangan ulir berkepala yang memenuhi 12.6. 7.13.2.6 Untuk konstruksi slab dua arah non-prategang, lihat 13.3.8.5. 7.13.2.7 Untuk konstruksi slab dua arah prategang, lihat 18.12.6 dan 18.12.7. 7.13.3 Untuk konstruksi beton pracetak, pengikat tarik harus disediakan dalam arah transversal, longitudinal, dan vertikal dan di sekeliling perimeter struktur untuk mengikat elemen-elemen menjadi satu secara efektif. Ketentuan dari 16.5 berlaku. 7.13.4 Untuk konstruksi slab angkat, lihat 13.3.8.6 dan 18.12.8. 8 Analisis dan desain – pertimbangan umum 8.1 Metoda Desain 8.1.1 Dalam desain beton struktural, komponen struktur harus diproposikan untuk kekuatan yang cukup sesuai dengan ketentuan Standar ini, menggunakan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan  yang ditentukan dalam Pasal 9. 8.1.2 Desain beton bertulang menggunakan ketentuan Lampiran B diizinkan. 8.1.3 Angkur dalam lingkup Lampiran D yang dipasang dalam beton untuk menyalurkan beban antara elemen yang dihubungkan harus didesain menggunakan Lampiran D. 8.2 Pembebanan 8.2.1 Ketentuan desain Standar ini didasarkan pada asumsi bahwa struktur harus dirancang untuk memikul semua beban yang dapat diterapkan. 8.2.2 Beban layan harus sesuai dengan tata cara bangunan umum dimana merupakan bagian Standar ini, dengan reduksi beban hidup seperti yang diizinkan dalam tata cara bangunan umum. 8.2.3 Dalam perancangan untuk beban angin dan gempa, bagian struktur yang terintegrasi harus dirancang untuk menahan beban lateral total.

8.2.4 Perhatian harus diberikan pada pengaruh gaya akibat prategang, beban

crane, getaran, tumbukan, susut, perubahan suhu, rangkak, pengembangan beton kompensasi susut shrinkage-compensating concrete, dan penurunan tumpuan yang tidak sama.