Persyaratan umum Komponen struktur lentur rangka momen khusus

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 194 dari 255

21.6.5.2 Tulangan transversal

Tulangan transversal sepanjang panjang o  , yang diidentifikasi dalam 21.6.4.1, harus diproporsikan untuk menahan geser dengan mengasumsikan V c = 0 bilamana keduanya a dan b terjadi: a Gaya geser ditimbulkan gempa, yang dihitung sesuai dengan 21.6.5.1, mewakili setengah atau lebih dari kekuatan geser perlu maksimum dalam o  ; b Gaya tekan aksial terfaktor, P u , termasuk pengaruh gempa kurang dari 10 g c A f  . 21.7 Joint rangka momen khusus 21.7.1 Lingkup Persyaratan dari 21.7 berlaku untuk joint balok-kolom rangka momen khusus yang membentuk bagian sistem penahan gaya gempa.

21.7.2 Persyaratan umum

21.7.2.1 Gaya-gaya pada tulangan balok longitudinal di muka joint harus ditentukan dengan mengasumsikan bahwa tegangan pada tulangan tarik lentur adalah 1,25f y . 21.7.2.2 Tulangan longitudinal balok yang dihentikan dalam suatu kolom harus diteruskan ke muka jauh inti kolom terkekang dan diangkur dalam kondisi tarik menurut 21.7.5 dan dalam kondisi tekan menurut Pasal 12. 21.7.2.3 Bila tulangan balok longitudinal menerus melalui joint balok-kolom, dimensi kolom yang sejajar terhadap tulangan balok tidak boleh kurang dari 20 kali diameter batang tulangan balok longitudinal terbesar untuk beton normal normalweight. Untuk beton ringan lightweight, dimensinya tidak boleh kurang dari 26 kali diameter batang tulangan. 21.7.3 Tulangan transversal 21.7.3.1 Tulangan transversal joint harus memenuhi salah satu dari 21.6.4.4a atau 21.6.4.4b, dan harus juga memenuhi 21.6.4.2, 21.6.4.3, dan 21.6.4.7, kecuali seperti diizinkan dalam 21.7.3.2. 21.7.3.2 Bilamana komponen-komponen struktur merangka ke dalam semua empat sisi joint dan bilamana setiap lebar komponen struktur adalah paling sedikit tiga perempat lebar kolom, jumlah tulangan yang ditetapkan dalam 21.6.4.4a atau 21.6.4.4b diizinkan untuk direduksi dengan setengahnya, dan spasi yang disyaratkan dalam 21.6.4.3 diizinkan untuk ditingkatkan sampai 150 mm dalam tinggi keseluruhan h komponen struktur rangka yang terpendek. 21.7.3.3 Tulangan balok longitudinal di luar inti kolom harus dikekang dengan tulangan transversal yang melewati kolom yang memenuhi persyaratan spasi dari 21.5.3.2, dan persyaratn dari 21.5.3.3 dan 21.5.3.6, jika pengekangan tersebut tidak disediakan oleh suatu balok yang merangka ke dalam joint. 21.7.4 Kekuatan geser 21.7.4.1 Untuk beton berat normal, V n joint tidak boleh diambil sebagai yang lebih besar dari nilai yang ditetapkan di bawah Gambar S21.7.4. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 195 dari 255 Untuk joint yang terkekang oleh balok-balok pada semua empat muka ................... 1,7 c j f A  Untuk joint yang terkekang oleh balok-balok pada tiga muka atau pada dua muka yang berlawanan ...................................................................................... 1,2 c j f A  Untuk kasus-kasus lainnya ........................................................................................ 1,0 c j f A  Suatu balok yang merangka ke dalam suatu muka dianggap memberikan pengekangan pada joint bila balok tersebut menutupi paling sedikit tiga perempat muka joint. Perpanjangan balok paling sedikit satu kali tinggi balok keseluruhan h melewati muka joint diizinkan untuk dianggap mencukupi untuk mengekang muka joint tersebut. Perpanjangan balok harus memenuhi 21.5.1.3, 21.5.2.1, 21.5.3.2, 21.5.3.3, dan 21.5.3.6. A j adalah luas penampang efektif dalam suatu joint yang dihitung dari tinggi joint kali lebar joint efektif. Tinggi joint harus merupakan tinggi keseluruhan kolom, h . Lebar joint efektif harus merupakan lebar keseluruhan kolom, kecuali bilamana suatu balok merangka ke dalam suatu kolom yang lebih lebar, lebar joint efektif tidak boleh melebihi yang lebih kecil dari a dan b: a Lebar balok ditambah tinggi joint b Dua kali jarak tegak lurus yang lebih kecil dari sumbu longitudinal balok ke sisi kolom. 21.7.4.2 Untuk beton ringan lightweight, kekuatan geser nominal joint tidak boleh melebihi tiga perempat batasan yang diberikan dalam 21.7.4.1. 21.7.5 Panjang penyaluran batang tulangan dalam kondisi tarik 21.7.5.1 Untuk ukuran batang tulangan -10 sampai D-36, panjang penyaluran,  dh , untuk batang tulangan dengan kait 90 derajat standar pada beton normal normalweight tidak Gambar S21.7.4 - Luas joint efektif Catatan: Luas efektif joint untuk gaya- gaya dalam setiap arah yang merangka ditinjau secara terpisah. Joint yang digambarkan tidak memenuhi kondisi-kondisi dari Butir-Butir 21.7.3.2 dan 21.7.4.1 perlu dianggap terkekang karena komponen struktur yang merangka tidak menutupi paling sedikit ¾ setiap pertemuan joints. Tulangan yang menghasilkan geser Arah gaya yang menghasilkan geser x h b Lebar joint efektif = b + h  b + 2x Tinggi joint = h pada bidang tulangan yang menghasilkan geser Luas joint efektif, A j “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 196 dari 255 boleh kurang dari yang terbesar dari 8d b , 150 mm, dan panjang yang disyaratkan oleh Pers. 21-6,

5, 4

y b dh c f d f    21-6 Untuk beton ringan lightweight,  dh untuk suatu batang tulangan dengan kait 90 derajat standar tidak boleh kurang dari yang terbesar dari 10d b , 190 mm, dan 1,25 kali panjang yang disyaratkan oleh Pers. 21-6. Kait 90 derajat harus ditempatkan dalam inti terkekang dari suatu kolom atau dari suatu elemen pembatas. 21.7.5.2 Untuk ukuran batang tulangan -10 sampai D-36,  d , panjang penyaluran dalam kondisi tarik untuk batang tulangan lurus, tidak boleh kurang dari yang lebih besar dari a dan b: a 2,5 kali panjang yang disyaratkan oleh 21.7.5.1 bila tinggi beton yang dicetak dalam satu kali angkat di bawah batang tulangan tidak melebihi 300 mm; b 3,25 kali panjang yang disyaratkan oleh 21.7.5.1 bila tinggi beton yang dicetak dalam satu kali angkat di bawah batang tulangan melebihi 300 mm. 21.7.5.3 Batang tulangan lurus yang berhenti pada suatu joint harus melewati inti terkekang dari suatu kolom atau dari suatu elemen pembatas. Sebarang bagian  d tidak dalam inti terkekang harus ditingkatkan dengan faktor sebesar 1,6 kali. 21.7.5.4 Bila tulangan berlapis epoksi atau berlapis ganda bahan seng dan epoksi digunakan, panjang penyaluran dalam 21.7.5.1 hingga 21.7.5.3 harus dikalikan dengan faktor-faktor yang sesuai dalam 12.2.4 atau 12.5.2. 21.8 Rangka momen khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak 21.8.1 Lingkup Persyaratan dari 21.8 berlaku untuk rangka momen khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak yang membentuk bagian sistem penahan gaya gempa. 21.8.2 Rangka momen khusus dengan sambungan daktail yang dibangun menggunakan beton pracetak harus memenuhi a dan b dan semua persyaratan untuk rangka momen khusus yang dibangun dengan beton cor di tempat: a V n untuk sambungan yang dihitung menurut 11.6.4 tidak boleh kurang dari 2V e , dimana V e dihitung menurut 21.5.4.1 atau 21.6.5.1; b Sambungan mekanis tulangan beton harus ditempatkan tidak lebih dekat dari h2 dari muka joint dan harus memenuhi persyaratan dari 21.1.6. 21.8.3 Rangka momen khusus dengan sambungan kekuatan yang dibangun menggunakan beton pracetak harus memenuhi semua persyaratan untuk rangka momen khusus yang dibangun dengan beton cor di tempat, demikian juga a, b, c, dan d. a Ketentuan 21.5.1.2 berlaku untuk segmen-segmen antara lokasi dimana pelelehan tulangan diharapkan terjadi akibat perpindahan desain; b Kekuatan desain sambungan kekuatan, S n , tidak boleh kurang dari S e ; “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 197 dari 255 c Tulangan longitudinal utama harus dibuat menerus melintasi sambungan dan harus disalurkan di luar baik sambungan kekuatan dan daerah sendi plastis; dan d Untuk sambungan kolom ke kolom, S n tidak boleh kurang dari 1,4S e . Pada sambungan kolom ke kolom, M n tidak boleh kurang dari 0,4M pr untuk kolom dalam tinggi tingkat, dan V n sambungan tidak boleh kurang dari V e yang ditentukan oleh 21.6.5.1. 21.8.4 Rangka momen khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak dan tidak memenuhi persyaratan dari 21.8.2 atau 21.8.3 harus memenuhi persyaratan dari ACI 374.1 dan persyaratan dari a dan b: a Detail dan bahan yang digunakan pada benda uji harus mewakili yang digunakan pada struktur; dan b Prosedur desain yang digunakan untuk memproporsikan benda uji harus mendefinisikan mekanisme dimana rangka menahan pengaruh gravitasi dan gempa, dan harus menghasilkan nilai penerimaan untuk mempertahankan mekanisme tersebut. Bagian mekanisma yang menyimpang dari persyaratan Tata Cara harus terkandung dalam benda uji dan harus diuji untuk menentukan batas atas untuk nilai penerimaan. 21.9 Dinding struktur khusus dan balok kopel coupling 21.9.1 Lingkup Persyaratan dari 21.9 berlaku untuk dinding struktur khusus, dan semua komponen dinding struktur khusus termasuk balok kopel dan pier dinding yang membentuk bagian sistem penahan gaya seismik. Dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan beton pracetak harus juga memenuhi 21.10. 21.9.2 Tulangan 21.9.2.1 Rasio tulangan badan web terdistribusi,   dan  t , untuk dinding struktur tidak boleh kurang dari 0,0025, kecuali bahwa jika V u tidak melebihi ,   dan  t diizinkan untuk direduksi menjadi nilai-nilai yang disyaratkan dalam 14.3. Spasi tulangan untuk masing-masing arah pada dinding struktur tidak boleh melebihi 450 mm. Tulangan yang menyumbang pada V n harus menerus dan harus didistribusikan melintasi bidang geser. 21.9.2.2 Paling sedikit dua tirai tulangan harus digunakan pada suatu dinding jika V u melebihi cv c , A f   0 17 . 21.9.2.3 Tulangan pada dinding struktur harus disalurkan atau disambung untuk f y dalam kondisi tarik sesuai dengan Pasal 12, kecuali: a Tinggi efektif komponen struktur yang dirujuk dalam 12.10.3 diizinkan diambil sebesar 0,8  w untuk dinding. b Persyaratan dari 12.11, 12.12, dan 12.13 tidak perlu dipenuhi. c Pada lokasi dimana pelelehan tulangan longitudinal sepertinya terjadi sebagai akibat perpindahan lateral, panjang penyaluran tulangan longitudinal harus sebesar 1,25 kali nilai yang dihitung untuk f y dalam kondisi tarik. d Sambungan mekanis tulangan harus memenuhi 21.1.6 dan sambungan las tulangan harus memenuhi 21.1.7. 21.9.3 Gaya desain V u harus diperoleh dari analisis beban lateral sesuai dengan kombinasi beban terfaktor. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 198 dari 255 21.9.4 Kekuatan geser 21.9.4.1 V n dinding struktur tidak boleh melebihi n cv c c t y V A f f             21-7 dimana koefisien  c adalah 0,25 untuk h w w  1,5 , adalah 0,17 untuk h w w  2,0 , dan bervariasi secara linier antara 0,25 dan 0,17 untuk h w  w antara 1,5 dan 2.0. 21.9.4.2 Dalam 21.9.4.1, nilai rasio h w w yang digunakan untuk menentukan V n untuk segmen-segmen dinding harus yang lebih besar dari rasio-rasio untuk dinding keseluruhan dan segmen dinding yang ditinjau. 21.9.4.3 Dinding harus mempunyai tulangan geser terdistribusi yang memberikan tahanan dalam dua arah ortogonal pada bidang dinding. Jika h w w tidak melebihi 2,0, rasio tulangan   tidak boleh kurang dari rasio tulangan  t . 21.9.4.4 Untuk semua segmen dinding vertikal yang menahan gaya lateral yang sama, kombinasi V n tidak boleh diambil lebih besar dari 0,66 cv c A f  , dimana cv A adalah luas kombinasi bruto dari semua segmen dinding vertikal. Untuk salah satu dari segmen dinding vertikal individu, V n tidak boleh diambil lebih besar dari 0,83 cw c A f  , dimana cw A adalah luas penampang beton dari segmen dinding vertikal individu yang ditinjau. 21.9.4.5 Untuk segmen dinding horizontal, termasuk balok kopel, V n tidak boleh diambil lebih besar dari 0,83 cw c A f  , dimana cw A adalah luas penampang beton suatu segmen dinding horisontal atau balok kopel Gambar S21.9.4.5.

21.9.5 Desain untuk beban lentur dan aksial