Cangkang tipis Pelat lipat Cangkang berusuk Komponen struktur pelengkap Analisis elastis — Analisis inelastis Analisis eksperimen —

“Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 171 dari 255 19.1.2 Semua ketentuan dari Standar ini yang tidak secara spesifik dikecualikan, dan tidak bertentangan dengan ketentuan dari Pasal 19, berlaku untuk struktur cangkang tipis.

19.1.3 Cangkang tipis

— Struktur ruang tiga dimensi yang terbuat dari satu atau lebih slab lengkung atau pelat lipat yang tebalnya kecil dibandingkan dengan dimensi lainnya. Cangkang tipis dikarakteristikkan oleh perilaku pemikul beban tiga dimensinya, yang ditentukan oleh geometri dari bentuknya, oleh cara dimana cangkang tipis ditumpu, dan oleh sifat beban terapan.

19.1.4 Pelat lipat

— Suatu kelas struktur cangkang yang dibentuk dengan menggabungkan slab-slab datar, tipis sepanjang tepi-tepinya untuk membentuk suatu struktur ruang tiga dimensi.

19.1.5 Cangkang berusuk

— Struktur ruang dengan bahan yang ditempatkan terutama di sepanjang garis-garis rusuk tertentu yang diinginkan, dengan luas antara rusuk-rusuk tersebut diisi dengan slab tipis atau dibiarkan terbuka.

19.1.6 Komponen struktur pelengkap

— Balok rusuk atau tepi yang berfungsi untuk memperkuat, memperkaku, atau menumpu cangkang, biasanya, komponen struktur pelengkap bekerja bersama-sama dengan cangkangnya.

19.1.7 Analisis elastis —

Suatu analisis deformasi dan gaya-gaya dalam yang didasarkan pada kesetimbangan, kompatibilitas regangan, dan perilaku elastis yang diasumsikan, dan menggambarkan suatu pendekatan yang sesuai untuk aksi tiga dimensi cangkang bersama dengan komponen struktur pelengkapnya.

19.1.8 Analisis inelastis

— Suatu analisis deformasi dan gaya-gaya dalam yang didasarkan pada kesetimbangan, hubungan tegangan-regangan nonlinier untuk beton dan tulangan, tinjauan retak dan pengaruh tergantung waktu, dan kompatibilitas regangan. Analisis ini harus menggambarkan pendekatan yang sesuai untuk aksi tiga dimensi cangkang bersama dengan komponen struktur pelengkapnya.

19.1.9 Analisis eksperimen —

Suatu prosedur analisis yang didasarkan pada pengukuran deformasi atau regangan, atau keduanya, dari struktur atau modelnya; analisis eksperimen didasarkan pada baik perilaku elastis atau inelastis. 19.2 Analisis dan desain 19.2.1 Perilaku elastis harus merupakan sebuah dasar yang diterima untuk menentukan gaya-gaya dalam dan perpindahan cangkang tipis. Perilaku ini diizinkan untuk dihasilkan dengan perhitungan yang berdasarkan pada analisis struktur beton tak retak dimana bahan tersebut diasumsikan elastis linier, homogen, dan isotropis. Rasio Poisson beton diizinkan diambil sama dengan nol. 19.2.2 Analisis inelastis diizinkan untuk digunakan bila dapat ditunjukkan bahwa metoda tersebut memberikan suatu dasar yang amana untuk desain. 19.2.3 Pemeriksaan kesetimbangan tahanan dalam dan beban luar harus dilakukan untuk memastikan konsistensi hasilnya. 19.2.4 Prosedur analisis eksperimen atau numerik diizinkan bila dapat ditunjukkan bahwa prosedur tersebut memberikan dasar yang aman untuk desain. 19.2.5 Metoda analisis pendekatan diizinkan bila dapat ditunjukkan bahwa metoda tersebut memberikan suatu dasar yang sama untuk desain. “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 172 dari 255 19.2.6 Pada cangkang prategang, analisis harus juga meninjau perilaku akibat beban yang ditimbulkan selama prategang, pada saat beban retak, dan pada saat beban terfaktor. Bila tendon dilengkungkan draped dalam cangkang, desain harus memperhitungkan komponen gaya pada cangkang yang dihasilkan dari profil tendon yang tidak berada pada satu bidang. 19.2.7 Tebal cangkang dan tulangannya harus diproporsikan untuk kekuatan perlu dan kemampuan layan, menggunakan baik metoda desain kekuatan dari 8.1.1 atau metoda desain dari 8.1.2. 19.2.8 Ketidakstabilan cangkang harus diperiksa dan ditunjukkan dengan desain untuk dapat dicegah. 19.2.9 Komponen struktur pelengkap harus didesain menurut ketentuan yang sesuai dari Standar ini. Diizinkan untuk mengasumsikan bahwa sebagian dari cangkang sama dengan lebar sayap flange, seperti ditetapka dalam 8.12, bekerja dengan komponen struktur pelengkap. Pada bagian cangkang tersebut, tulangan yang tegak lurus terhadap komponen struktur pelengkap harus paling sedikit sama dengan yang diperlukan untuk sayap flange suatu balok-T oleh 8.12.5. 19.2.10 Desain kekuatan slab cangkang untuk gaya-gaya membran dan lentur harus didasarkan pada distribusi tegangan dan regangan seperti ditentukan dari baik suatu analisis elastis atau inelastis. 19.2.11 Pada daerah dimana keretakan membran diprediksi, kekuatan tekan nominal yang sejajar dengan retak harus diambil sebesar c f 4 , .

19.3 Kekuatan desain bahan