“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 117 dari 255
dimana
d
diukur dari titik penampang ke kawat silang terjauh,
s
adalah spasi antara kawat yang disalurkan, dan
seperti yang diberikan dalam 12.2.4d. Bila tulangan terpasang melebihi yang diperlukan,
d
dapat dikurangi sesuai dengan 12.2.5. Panjang,
d
, tidak boleh kurang dari 150 mm kecuali dalam perhitungan sambungan lewatan dengan 12.19.
12.9 Penyaluran strand prategang
12.9.1
Kecuali seperti yang diberikan dalam 12.9.1.1, strand tujuh kawat harus dilekatkan
melewati penampang kritis, dengan suatu jarak tidak kurang dari
21 7
ps se
se d
b b
f f
f d
d
12-4 Perumusan dalam kurung digunakan sebagai konstanta tanpa satuan.
12.9.1.1
Penanaman kurang dari
d
diizinkan pada penampang komponen struktur asalkan tegangan
strand desain pada penampang tersebut tidak melebihi nilai yang diperoleh dari hubungan bilinier yang didefinisikan oleh Pers. 12-4.
12.9.1.2
Pembatasan investigasi pada penampang-penampang yang terdekat ujung komponen struktur yang diperlukan untuk mengembangkan kekuatan desain penuh di
bawah beban terfaktor yang ditentukan diizinkan kecuali bila lekatan satu atau lebih strand
tidak melewati sampai ujung komponen struktur, atau bila beban terpusat diterapkan dalam panjang penyaluran
strand.
12.9.1.3
Bila lekatan strand tidak menerus hingga ujung komponen struktur, dan desain
melibatkan tarik saat beban layan pada daerah tarik pratekan seperti diizinkan oleh 18.4.2,
d
yang ditentukan dalam 12.9.1 harus diduakalikan.
12.10 Penyaluran tulangan lentur - Umum 12.10.1
Penyaluran tulangan tarik oleh lentur melintasi badan web yang diangkur atau
dibuat menerus dengan tulangan pada muka komponen struktur yang berlawanan diizinkan.
12.10.2
Penampang kritis untuk penyaluran tulangan pada komponen struktur lentur adalah pada titik-titik tegangan maksimum dan pada titik-titik dalam bentang dimana tulangan yang
berdekatan berhenti atau dibengkokkan. Ketentuan 12.11.3 harus dipenuhi.
12.10.3
Tulangan harus menerus melampaui titik dimana tulangan tersebut tidak diperlukan lagi untuk menahan lentur untuk jarak yang sama
d
atau
12d
b
, yang mana yang lebih besar, kecuali pada tumpuan bentang sederhana dan pada ujung bebas kantilever.
12.10.4
Tulangan yang menerus harus mempunyai panjang penanaman tidak kurang dari
d
melampaui titik dimana tulangan tarik yang dibengkokkan atau dihentikan tidak lagi diperlukan untuk menahan lentur.
12.10.5
Tulangan lentur tidak boleh dihentikan di daerah tarik kecuali bila 12.10.5.1, 12.10.5.2, atau 12.10.5.3 dipenuhi.
12.10.5.1 V
u
pada titik pemutusan tidak melebihi
23
V
n
.
12.10.5.2
Luas sengkang melebihi yang diperlukan untuk geser dan torsi disediakan sepanjang setiap batang tulangan atau kawat yang dihentikan sepanjang jarak
34d
dari titik pemutusan. Luas sengkang lebih tidak boleh kurang dari
0,41b
w
sf
yt
. Spasi
s
tidak boleh melebihi
d8
b
.
“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 118 dari 255
12.10.5.3
Untuk batang tulangan D-36 dan yang lebih kecil, tulangan yang menerus memberikan luas dua kali yang diperlukan untuk lentur pada titik pemutusan dan
V
u
tidak melebihi
34
V
n
.
12.10.6
Pengangkuran yang cukup harus disediakan untuk tulangan tarik pada komponen struktur lentur dimana tegangan tulangan tidak langsung proporsional dengan momen,
seperti pada: fondasi tapak footing miring, berundak, atau dengan tebal berbeda linier;
brakit brackets Gambar S12.10.6; komponen struktur lentur tinggi; atau pada komponen
struktur dimana tulangan tarik tidak sejajar dengan muka tekan. Lihat 12.11.4 dan 12.12.4 untuk komponen lentur tinggi.
12.11 Penyaluran tulangan momen positif 12.11.1