M enyeger akan Penyelenggar aan Jenazahnya.

Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 192 dan kehormatan mayat, hal ini juga untuk menjaga kehormatan keluarga mayat. Jika seseorang menceritakan rahasia mayat kepada or an g l ai n, dan kel u ar ga mayat m en get ah ui nya, tentunya mereka akan tersinggung dan sakit hati. Untuk itu, Rasulullah saw memerint ahkan siapa saja yang memandikan mayat untuk merahasiakan apa yang dilihatnya dari mayat. Dari Abu Rafi’ Aslam, pelayan Rasulullah Saw dikisahkan, bahwasan ya Rasul ul l ah Saw ber sabda, yang ar t i n ya: “Bar angsiapa memandikan mayat , kemudian ia menyembu- ny i kan r ahasi any a, kel ak Al l ah m en gampun i dosany a sebanyak empat puluh kali.” [ HR Al-Hakim] .

5. M enyeger akan Pelunasan H utang-hutangnya.

Keluar ga dan ahli war i s mayit , har us seger a melunasi hutang-hutang si mayit, walaupun itu akan menghabiskan harta warisnya. Jika orang tersebut tidak memiliki harta hendaknya, penguasa membayar lunas hutang-hutang si mayit. Abu Hurairah Ra berkata, yang ar tinya: “Jiw a seor ang M ukmi n t er gadai dengan hut ang-hut angny a, t idak akan bebas hingga dilunasinya.” [ HR Tirmizi] 6 . M engqa a N a ar Jenazah Oleh W alinya Wali wajib mengqadla nazar jenazah. Jika orang yang meninggal bernazar, kemudian ia keburu meninggal dunia sebelum sempat mengerjakan nazar nya, maka wali jenazah berkewajiban menunaikan nazarnya. Dalam sebuah riwayat dituturkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, yang art inya: “Bar angsiapa mati, sementar a itu ia harus ber puasa, maka w alinyalah yang ber puasa untuknya.” [ HR Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah Ra] . Dari I bnu ‘Abbas dituturkan, bahwasanya ia berkata, “Ada seor an g per empuan ber l ay ar m en gar ungi l aut an , dan ber nazar , Jika Allah Sw t menyelamatkannya, maka ia akan ber puasa sebulan lamanya. Allah Sw t menyelamat kannya, akan t et api , bel um sem pat i a m en ger j akan puasa i t u, per em puan i t u m en i n ggal dun i a. Lal u, dat angl ah keluar ganya entah saudar inya atau putr inya kepada Nabi Saw , dan menutur kan kejadian itu kepada beliau Saw . Nabi ber tanya, “Bagaimana pendapatmu, jika w anita itu memiliki hutang, kemudian anda yang melunasi hutangnya? Wanita i t u menj aw ab,”Ya say a akan membay ar ny a.” Bel i au ber sabda lagi, “Tentunya, hut ang kepada Allah lebih ber hak unt uk di lunasi. M aka lunasilah nadzar i bumu.” [ H R Abu Dawud, An-Nasa’i]