3 . Syar at-syar at I jab Qabul

Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 69 yang diharamkan di dalam I slam. Namun, jika kefasidannya bisa dihilangkan, maka jual beli tersebut menjadi absah halal. Jual beli yang termasuk jual beli fasid adalah sebagai berikut: ƒ M embeli barang yang sedang ditawar oleh orang lain yang masih berada dalam khiyar pilihan. I mam Bukhari dan Muslim menuturkan sebuah hadis, bahwasanya Nabi Saw bersabda: “Janganl ah membel i bar ang y ang sedang dibeli oleh saudar anya, dan janganlah menaw ar di atas t aw ar an saudar anya, hingga ia mengijinkannya, atau ia membatalkannya”. [ HR I mam Bukhari dan Muslimdari Abu Hurairah] . ƒ Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar , padahal i a t idak ingin kepada bar ang t ersebut , tet api semata-mata agar orang lain tidak dapat membeli barang tersebut . ƒ Jual beli tanpa mengetahui harga pasar. Di masa dahulu, Nabi Saw mel ar ang kaum M usl im menemui dan menghentikan orang-orang desa yang membawa barang ke pasar, dan membeli barang tersebut dengan harga murah, sebelum orang-orang desa tersebut sampai ke pasar dan menget ahui har ga pasar. I mam Bukhar i dan M usl im menuturkan sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya beliau Saw bersabda, yang artinya: “Janganlah kalian cegat di jalanan orang yang berkendaraan itu orang desa yang membawa bar angnya ke pasar , dan janganlah or ang kota ber j ual beli dengan or ang dusun y ang t idak t ahu harganya”. [HR Imam Bukhari dan Muslim] . Larangan jual beli antara penduduk kota dan desa sebelum tiba di pasar dikarenakan orang desa tidak mengetahui harga pasar. Jika ketidaktahuan terhadap harga ini lenyap, maka transaksi jual beli tersebut tidak lagi disebut jual beli fasid. ƒ Memperjualbelikan barang yang baru dibeli namun belum diterima di tangan pembeli. Tetapi, jika barang t ersebut diamanahkan oleh pembel i kepada penjualnya, maka apabi l a penj ual menj ual nya, maka j ual bel i t er sebut di anggap absah. Nabi Saw ber sabda: “ Bar an gsi apa membeli makanan, maka jangan menjualnya sebelum ia mener ima”. [ HR I mam Muslim dari I bnu Abbas Ra] . ƒ Jual beli buah-buahan sebelum nyata buahnya, sepert i menj ual put ik buah, at au menjual t anaman padi yang masih menghijau. Jual beli seperti ini disebut jual beli ijon. Nabi saw melarang praktek jual beli seperti ini. I mam Bukhari dan Muslim menuturkan sebuah riwayat dari I bnu ‘Umar Ra, bahwasanya Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian menjual kur ma hingga buahnya pantas dipetik”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim]