Tata Car a K hutbah Jum ’at

Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 216 wanita, dan orang yang t idak bisa mendengar sama sekali tuli 2. Kh ib harus suci dari hada besar dan kecil. Tempat, badan, dan pakaian yang dikenakan kh ib haruslah suci dari najis. 3. Kh ib harus menutup aurat secara sempurna. 4. Kh ib harus berniat unt uk melakukan khut bah. Sebagian ulama Syafi’i dan Hanbali menetapkan niat sebagai syarat sah dari khutbah. Sedangkan sebagian ul ama Syaf i ’i yang lai n ber pendapat bahwa ni at bukanlah syarat dari khutbah. Pendapat yang rajih adalah pendapat pert ama. 5. Kh i b har u s ber di r i k et i k a m en yampai k an khut bahnya. Namun, jika ia t idak mampu, boleh dengan duduk. 6. Duduk di antara dua khutbah dengan istirahat yang pendek. 7 . Khutbah pertama dan kedua harus dilakukan secara bert urut -turut , dan tidak dijeda oleh kegiatan lain dalam waktu yang panjang. 8. Dua khutbah dan salat Jum’at harus dilakukan secara bert urut -t urut dan t idak dijeda oleh kegiat an lain dalam waktu yang lama. 9. Khut bah Jum’at har us dil aksanakan pada wakt u Zuhur. Khutbah Jum’at tidak sah dilakukan di luar waktu Zuhur. 10 . Khutbah harus dilakukan di dalam areal masjid. b Rukun-r ukun Khutbah Jum’at Rukun khutbah Jum’at adalah lima: 1. M emu l ai kh ut bah dengan m em uj i Al l ah Swt . Ketentuan ini didasarkan sebuah hadi dari Jabir Ra, bahwasanya ia berkata: “ Rasulul lah Saw ber khut bah di hadapan kami . Beliau memuji Allah sw t dan menyanjung Allah, kar ena Dialah Zat yang layak mendapat sanjungan. Lal u, bel i au m en gat akan, “‘Am ma ba’du, sesungguhnya per kataan yang paling benar adalah Kitabullah, dan petunjuk yang paling utama adalah pet unjuk M ohammad, dan per kar a yang pal ing bur uk adalah per kar a bar u bid’ah, dan selur uh bi d’ah i t u adal ah sesat ”. Set el ah i t u, bel i au m en ger ask an suar any a dan memer ah kedua pipinya. Dan khutbah beliau ber nada sangat mar ah j i ka meny ebut kan t ent ang ki amat , seolah-ol ah bel i au adal ah seor an g y ang t en gah member i per int ah kepada t ent ar anya. I a ber kat a, “Lalu, Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah 217 bel i au saw ber sabda, “H ar i ki am at i t u akan mendatangi kalian...”. [ HR I mam Ahmad dan I bnu Majah] 2. M engucapkan kal imat syahadat pada per mul aan kh ut bah per t am a dan kedu a. Ket ent uan i n i didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, bahwasanya Nabi Saw bersabda: “ Set i ap khut bah y ang t i dak di dal amn y a t i dak di ucapkan sy ahadat , seper t i t angan y an g ter potong”. [ HR I mam Ahmad dan I bnu Hibban] . 3. M engucapkan salawat at as Nabi M uhammad Saw: . Hanya saja, para ul am a ber beda pendapat dal am m asal ah i ni . Sebagi an ul am a ber pen dapat bahwa membaca salawat atas Nabi Saw hanyalah sunnah, bukan rukun khutbah. Pendapat ini dipegang oleh ulama ma hab H anaf i , M al i ki , dan sebagi an u l ama H an bal i . Sekelompok ulama berpendapat bahwa membaca sal awat at as N abi Saw adal ah r uk un k hu t bah . Pendapat ini dipegang oleh ulama madzhab Syafi’i dan mayoritas ulama Hanbali. Sedangkan kelompok lain berpendapat bahwa membaca shalawat atas Nabi saw hanyalah kewajiban, bukan rukun. Pendapat ini dipegang oleh I mam I bnu Taimiyyah. 4. Berwasiat unt uk selalu bertakwa kepada Allah Swt. Kh ib harus berwasiat kepada jama’ah Jumat agar selalu ber t aqwa kepada Al lah Swt . Pendapat i ni di pegang oleh mazhab Syaf i’i. M enur ut mer eka, khut bah t idak dianggap sah jika t idak ada seruan untuk bertakwa. Sedangkan ulama-ulama lain tidak menganggapnya sebagai rukun. 5. Membaca Al-Qur’an di salah satu khutbah. Lebih utama, jika membaca Al-Qur’an t ersebut dilakukan pada khutbah pertama. Dalil yang menunjukkan masalah ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Samurah, bahwasa Nabi Saw membaca Al -Qur’an di dal am khutbah untuk mengingatkan orang banyak [ HR Abu Dawud] . H anya saja, para ulama masih berselisih pendapat , apakah membaca Al -Qur ’an di dalam khutbah termasuk rukun atau tidak. Kalangan ulama mazhab Syafi’i dan I mam Ahmad berpendapat bahwa membaca Al-Qur’an di dalam khutbah adalah rukun. ءﺎﻣﺬــﺠﻟا ﺪــﻴﻟﺎﻛ ةدﺎﻬــﺷ ﺎــ ﻓ ﺲــ ﻟ ﺔــﺒﻄﺧ ﻞــﻛ ِ َ ْ َ َ ْ ْ ِ ٍ َ َ َ ٌ َ َ ُ َ ِ َ ْ َ ْ ُّ ُ Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 218 Sedangkan ulama kalangan ma hab Maliki dan Hanafi berpendapat bahwa membaca Al-Qur’an dalam khutbah hanyalah sunnah. 6. M emohon kan ampunan bagi kaum M usl i m dan Muslimat, sedikitnya dengan membaca doa: “ Ya Al l ah, ampun i l ah dosa kaum M ukmi n dan Mukminat, ser ta kaum Muslim dan Muslimat”. Ket ent uan i ni didasar kan pada hadi t s yang diriwayatkan dari Samurah bin Jundub, bahwasanya Nabi Muhammad Saw selalu memohonkan ampunan pada kaum Mukmin dan Mukminat pada setiap khutbah Jum’at.” [ HR Imam Al Baz r] c Sunnah-sunnah Khutbah Jum’at Sunnah-sunnah khutbah Jum’at adalah sebagai berikut: 1. Kh ib berdiri di atas mimbar atau tempat yang tinggi. I mam Abu Dawud ra meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Ra bahwasanya Nabi Saw , apabila telah keluar pada har i Jum’at , bel i au duduk hi ngga muadzi n menyelesaikan azannya, kemudian beliau berdiri lalu ber khutbah”. [ HR I mam Abu Dawud] 2. M enyampaikan khut bah dengan suara ker as dan dalam nada marah. Ketentuan ini didasarkan pada hadi yang diriwayatkan I mam Muslim dari Jabir bin ‘Abdul lah Ra, bahw asanya Rasul ull ah Saw j ika sedang ber khut bah, memer ahlah kedua mat anya dan ker as suar anya ser t a sangat mar ah, hingga seolah-olah bel iau Saw menj adi seseor ang yang member i per ingat an kepada par a t ent ar a”. [ H R I mam Muslim] 3. Hendaknya khutbah disampaikan secara ringkas dan pendek. Ringkas dan pendekhnya khutbah menunjukkan kefakihan dari sang kh ib. Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya, panjangnya salat seor ang laki-laki dan pen dekn y a khut bahny a menj adi t anda kef aki hann y a. Panj an gkan l ah sal at dan pendekkanlah khut bah. Sesungguhnya, sebagian ﻦــﻣ ﺔــﻨ ﻣ ﻪــﺘﺒﻄﺧ ﺮــﺼﻗو ﻞــﺟﺮﻟا ةﻼــﺻ لﻮـﻃ نإ ْ ِ ِ ِ ِ ٌ َ ِ ّ ِ َ َ َ ْ ُ ّ َ َ َ ِ ُ ّ َ َ ِ َ ُ َ ﺔـــﺒﻄﺨﻟا اوﺮـــﺼﻗاو ةﻼـــﺼﻟا اﻮﻠﻴﻃﺄـــﻓ ﻪـــﻬﻘﻓ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ّ َ ُ ِ ِ َ َ ِ ِ ْ اﺮﺤــﺳ نﺎــﻴﺒﻟا ﻦــﻣ نإو ً ْ ِ ِ َ َ ْ ْ ِ َّ ِ َ َ ْ Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah 219 kefasihan kata-kata itu ter kandung sihir ”. [ HR I mam Muslim dan Ahmad] 4 Jika kh ib berdoa, hendaknya dia mengangkat jari t elunjuknya saja. I ni didasarkan pada hadi yang diriwayatkan oleh Husain bin ‘Abdurrahman As Sulami, ia berkat a, “Aku mel ihat Rasulul lah Saw sedang ber khut bah, dan ket ika beli au ber doa bel iau mengucapkan begini dan begini, seraya mengangkat jar i t elunjuknya”.[ HR I mam Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmi i, dan An Nas ’i] 5 Kh ib tidak dilarang memegang tongkat, panah, atau yang ser upa dengan i t u. I mam Abu Dawud menuturkan sebuah riwayat dari Hakam bin Hazan Ra, bahwasanya ia berkata, “Kami pergi dengan Nabi Saw menuju salat Jumat. Lalu, beliau Saw bersandar ke sebuah panah, atau tongkat, ser aya memuji Allah, m enyanj ung-Nya dengan kal i mat -kal im at y ang seder hana, baik, dan mengandung berkah”. [HR Abu Dawud dengan sanad sahih] d Contoh Teks Khutbah Jum’at Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 220 Jama’ah Jum’at yang dimulyakan Allah, pada khutbah Jum’at i ni , kh i b akan membawakan khut bah yang berjudul “Larangan Penguasa M enerima Hadiah”. Berkait an dengan tema ini, marilah kit a perhatikan secara seksama, sebuah hadit s yang diriwayat kan oleh I mam Bukhari dan Muslim. Suatu saat, Rasulullah Saw mengut us I bnu Lut biyah sebagai amil untuk memungut zakat dari Bani Sulaim. Tatkala t ugasnya telah usai, ia bergegas menghadap Nabi Saw; dan Nabi Muhammad Saw menanyak an t ugas-t ugas yan g t el ah di del egasi kan k epadan ya. I bn u Lu t bi yah m en j awab, “ Bagi an i n i kuser ahkan kepada anda, sedangkan yang ini adalah hadiah yang telah diber ikan or ang-or ang Bani Sulaim kepadaku. Rasul ul l ah Saw ber kat a, “ Ji ka engkau memang jujur , mengapa tidak sebaiknya engkau duduk- duduk di r umah ay ah dan ibumu, hingga hadiah i t u datang sendir i kepadamu”. Beliau Saw pun berdiri, lalu berkhutbah di hadapan khalayak ramai. Setelah memuji dan menyanjung Allah Swt , bel iau ber sabda, “ ’Amma ba’du. Aku telah mengangkat seseor ang di antar a kalian un t uk menj adi am i l dal am ber bagai ur usan y an g di ser ahkan kepadaku. Lalu, ia dat ang dan ber kat a, “Bagian ini adalah untukmu, sedangkan bagian ini adalah mi likku yang t el ah dihadi ahkan kepadaku”. Apakah Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah 221 t idak sebaiknya ia duduk di r umah ayah dan ibunya, sampai hadiahnya dat ang sendir i kepadanya, jika ia memang benar -benar jujur ? Demi Allah, salah seor ang di antar a kalian t idak akan memper oleh sesuatu yang bukan haknya, kecuali ia akan menghadap kepada Allah Sw t dengan membaw anya. Ketahuilah, aku benar -benar tahu ada seseor ang yang datang menghadap Allah Sw t dengan membaw a onta yang ber suar a, atau sapi yang melenguh, at au kambing yang mengembik. Lalu, Nabi Saw mengangkat kedua tangannya memohon kepada Allah Sw t, hingga aku per aw i melihat putih ketiaknya”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim] Kisah di atas menunjukkan kepada kita bahwa, seorang pemimpin yang di ber i t ugas mengat ur ur usan rakyat dilarang menerima hadiah. Hadiah yang diberikan rakyat kepada pejabat pemerint ah, lebih-lebih yang diberikan ketika ia menjalankan tugas, termasuk harta haram gulul. Pasalnya, kebanyakan hadiah diberikan karena jabatan atau kekuasaan seseorang, dan di baliknya ada pamrih. Jika pemberian itu benar-benar hadiah yang diberikan dengan tulus ikhlas, dan bukan karena jabatan atau kekuasaan, t ent unya, hadi ah i t u akan dat ang sendi r i kepadanya walaupun ia t idak menjabat at au sedang melaksanakan t ugas. Nabi mengat akan, “ Apakah t idak sebaiknya ia duduk di r umah ayah dan ibunya, sampai hadiahnya datang sendir i kepadanya, jika ia memang benar -benar jujur ?” Sabda beliau yang agung ini merupakan sindiran yang sangat t ajam; seandai nya I bnu Lut bi yyah t idak menjabat sebuah jabatan, niscaya ia tidak akan memperoleh hadiah apapun. Dan seandainya hadiah itu benar-benar diberikan kepadanya tanpa pamrih, pasti hadiah itu akan dat ang sendi ri meski pun i a t i dak memegang amanah kekuasaan. Kemandirian dan kemerdekaan seorang pemimpin dalam mengatur urusan rakyat sering kali tersandera oleh kebaikan yang diiringi pamrih. Kebanyakan hadiah yang diiringi dengan pamrih akan membelenggu akal dan hati seorang pemimpin. Banyak pemimpin yang akhirnya tidak bi sa i ndependen dal am m emut uskan suat u masal ah dikarenakan “kebaikan yang diberikan seseorang kepada di r i n ya” . Per asaan “ ber h ut an g bu di ” kepada san g pember i , akhi r nya menj er umuskan di r i nya ke dal am kebinasaan. I a t idak bisa lagi memberikan keput usan secara adil dan memihak kepentingan rakyat. Keputusan- keputusannya justru ditujukan untuk memenuhi keinginan sang pemberi hadiah, dengan mengorbankan kepentingan rakyat banyak. Dalam kondisi semacam ini, sesungguhnya ia telah dikendalikan oleh sang pemberi hadiah. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 222 [ Set el ah mat er i k h ut bah di sam pai k an , k h i b mengucapkan: Set elah membaca kalimat ini, kh ib duduk sejenak dan disunnahkan bermunajat kepada Allah Swt. Sebab, pada saat itu adalah saat yang utama untuk berdoa. Setelah itu kh ib berdiri kembali, dan melanjutkan khutbah kedua. Khut bah kedua di awal i dengan mengucapkan puji an kepada Allah, dua kalimat syahadat , salawat atas nabi, seruan takwa, dan disunnahkan membaca Al-Qur’an. [ Susunannya sama sepert i pembukaan pada khut bah pert ama] Set elah khutbah kedua selesai, ditutup dengan doa bersama-sama untuk memohonkan ampunan kepada kaum Muslim dan Muslimat.

2. Tata Car a Tablig

Dal am m el aksanakan t abl i g, seor ang M usl i m h ar us memperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Sebelum mengajak orang lain berbuat baik, seorang mubalig hendaknya memahami secara mendalam apa yang ia hendak sampaikan dan telah mengamalkannya dalam perilakunya. Allah Swt mencela seorang Mus- lim yang pandai berbicara kebaikan, namun t idak pernah mengamalkannya. “Amat besar kebencian di sisi Allah bahw a kamu mengat akan apa-apa yang t idak kamu ker jakan”. [ QS A - aff 61: 3] 2. Seruan yang disampaikan tidak boleh bert entangan dengan ‘aqidah dan syariat I slam. Seorang muballig t i dak bol eh menyampai kan pemikiran-pemikir an atau hukum-hukum yang bertolak belakang dengan ajaran I slam. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Dan or ang-or ang y an g ber i man, l el ak i dan per empuan, sebagi an mer eka adal ah menj adi pen ol on g bagi sebagi an y ang l ai n. M er eka menyur uh menger jakan yang ma’r uf, mencegah dar i yang munkar , mendir ikan shalat, menunaikan zakat dan mer eka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah 223 M er eka i t u akan di ber i r ahmat ol eh Al l ah; sesun gguhn y a Al l ah M aha Per kasa l agi M aha Bijaksana”. [ QS At-Taubah 9: 71] 3. M uball ig hendaknya bisa menj aga suasana forum agar tetap bersemangat dan tenggelam dalam suasana iman dan perjuangan. Unt uk itu, seorang muballig harus luwes dan t idak kaku dalam berkomunikasi den gan au di en s. Seor an g mu bal l i g bol eh saj a berkelakar, asalkan t et ap dalam bat as-bat as yang dibenarkan oleh syariat. 4 Seor an g mu bal l i g h en dakn ya m en yampai kan seruannya dengan cara yang sant un dan bijaksana. Untuk it u, seorang muballig harus memperhat ikan kondisi obyek dakwahnya, misalnya, adat ist iadat , latar belakang pendidikan, profesi, kecenderungan, dan perilaku mereka. I ni ditujukan agar pesan-pesan yang di sampai k an bi sa di pah ami ol eh audi en s, berpengaruh dan memberi kesan mendalam kepada mereka. Allah Swt berfirman, yang artinya: “M er eka i t u adal ah or ang-or ang y an g Al l ah mengetahui apa yang di dalam hati mer eka. Kar ena i t u ber pali ngl ah kamu dar i mer eka, dan ber i lah mer eka pelajar an, dan katakanlah kepada mer eka per kat aan yang ber bekas pada jiw a mer eka”. [ QS An-Nis ’ 4: 63]

3. Tata Car a D akwah

Ket ent uan-ket ent uan umum t ent ang dakwah adal ah sebagai berikut: 1. Dak wah har u s di t u j u kan un t u k mengaj ak or ang masuk ke dal am agama I slam, dan menegakkan amar makr uf nahi ‘anil munkar . Allah Swt berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah ada di antar a kamu segol ongan umat y ang m eny er u kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; mer ekal ah or ang-or ang yang ber untung”. [ QS Ali I mr n 3: 10 4] 2. Dakwah har us di l engkapi dengan et ika dakwah. Et ika dakwah telah dijelaskan Allah Swt dalam QS An- Nahl 16: 125, yakni: Gambar: Mubalig harus komunikatif Sumber: httpwww.eramuslim.com