Penger tian dan H ukum Ra ja ’

Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 52 I mam Tirmi i menut urkan sebuah hadi dari Anas Ra sesungguhnya Nabi Saw masuk untuk menemui seorang pemuda yang sedang sakaratul maut; lalu Rasulullah Saw bersabda, yang ar t i nya: “Bagai mana k eadaan mu? Pemuda i t u m en j aw a, “Ya Rasulullah saw . Aku menghar apkan r ahmat Allah dan aku sangat t akut akan dosa-dosaku.” Kemudian Rasulullah saw . ber sabda, “Tidaklah takut dan r aja` ber kumpul dalam hat i seor ang hamba dalam keadaan seper ti ini kecuali Allah akan member ikan kepadanya apa-apa yang dihar apkannya, dan akan member ikan keamanan kepadanya dar i per kar a yang ditakutinya.” [ HR Tirmi i dan I bnu Majah, Al-Mun iri berkata hadi ini sanadnya hasan] Lawan dari raja‘ adalah al qanut atau al-ya‘su putus asa dari rahmat Allah. Al-qanut dan al-ya’su memilik art i yang sama. Putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya hukumnya haram. Dalilnya adalah Al-Kitab dan As-Sunah. Di dalam Al- Qur’an, Allah Swt berfirman: “Hai anak-anakku, per gilah kamu, maka car ilah ber ita tentang Yusuf dan saudar anya dan jangan kamu ber putus asa dar i r ahmat Allah. Sesungguhnya tiada ber putus asa dar i r ahmat Allah, melainkan kaum yang kafir ”. [ QS Yusuf 12: 87] Firman Allah Swt yang artinya: “Dan or ang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mer eka put us asa dar i r ahmat -Ku, dan mer eka itu mendapat azab pedih”. [QS Al-’Ankab t 29: 23] Adapun di dalam sunnah, banyak diriwayat kan hadi - hadi yang berisi larangan berput us asa dari rahmat Allah; di an t ar an ya adal ah h adi yan g di r i wayat k an ol eh I m am Bukhari dan M uslim dari Dari Abu H urairah Ra, ia berkata; sesungguhnya Rasulullah bersabda: ﻊــﻤﻃ ﺎــﻣ ﺔــﺑﻮﻘﻌﻟا ﻦــﻣ ﷲا ﺪــﻨﻋ ﺎــﻣ ﻦﻣﺆــﻤﻟا ﻢــﻠﻌﻳ ﻮــﻟ َ َ ِ َ َ َ ِ ِ ِ ِ ِ َ ُ ُ ُ ْ ْ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ Y± baniyya©hab μ fa ta¥assasμ miy yμsufa wa akh³hi wa l± tai’asμ mir rau¥ill±hi, innah μ l± yai’asu mir rau¥ill±hi illal-qaumul- k±fir μna Bab 4 | Taubat dan Raja’ 53 “Andaikata seor ang M ukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, maka tak seor ang pun yang tidak menghar apkan sur ga. Dan andaikata or ang kafir mengetahui r ahmat yang ada di sisi Allah, maka tak seor ang pun yang putus har apan dar i sur ga-Nya”. [Mutafaq ‘alaih] I mam Ahmad, abrani, dan Al-Bazar menuturkan sebuah hadi s dari Fa alah bi n Abi d, bahwasanya Rasulul lah Saw bersabda yang art inya: “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditanya di har i Kiamat yaitu: manusia yang mencabut selendang Allah; dan sesungguhny a sel endang All ah adal ah kesombongan dan kai n ny a adal ah al -’i zzah keper kasaan; m anusi a y ang mer agukan per intah Allah; dan manusia yang putus har apan dar i r ahmat Allah.” [ HR Ahmad, abr ani, Al-Bazar. Al-Hai ami berkat a perawinya t er per caya. Al -Bukhar i dalam kit ab Al- Adab, I bnu Hibban dalam kitab sahihnya] ﻦــﻣ ﷲا ﺪــﻨﻋ ﺎــﻣ ﺮﻓﺎــ ﻟا ﻢــﻠﻌﻳ ﻮــﻟو ﺪــﺣأ ﻪــﺘﻨﺠﺑ ْ ِ ِ ِ ِ ِ َ ْ َ َ ُ ِ َ َ ْ ُ َ ّ ْ َ ْ َ ٌ َ َ َ ِ ﺪــﺣأ ﻪــﺘﻨﺟ ﻦــﻣ ﻂﻨﻗ ﺎﻣ ﺔ ﺮﻟا ٌ َ َ َ ِ ِ ِ ِ َّ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ّ

B. Contoh Perilaku yang Mencerminkan Raja’ dan Taubat

Perilaku yang mencerminkan r aja‘ selalu berbaik sangka kepada Allah Swt dan taubat adalah sebagai berikut: 1. Menyakini sepenuhnya bahwa Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa seorang hamba, selama dia masih mau bertaubat kepada Allah Swt. Adanya raja’ di dalam diri, akan mendo- rong seseorang untuk selalu optimis terhadap rahmat dan ampunan Allah Swt. Dia tidak berputus asa atas banyaknya Ber har ap Am punan Allah Allah berfirman, yang artinya: “Wahai Anak Adam sesunggunya engkau selama berdoa dan beharap kepada-Ku, maka Aku pasti akan memberikan ampunan kepadamu atas segala dosa-dosamu dan Aku tidak akan memperdulikan kecil dan besarnya dosa. Wahai Anak Adam, andaikata dosa-dosamu sampai ke langit kemudian engkau memohon ampunan kepadaKu, maka pasti Aku akan memberikan ampunan kepadamu. Wahai Anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu denganKu, tapi engkau tidak menyekutukanKu sedikit pun, maka pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sepenuh bumi.” [HR. Tirmi i, dari Anas Ra. Ia berkata hadis ini hasan] K h azan ah Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 54 K h azan ah Allah Swt M aha Pener im a Taubat Dar i Abu Sa’i d Al-Khudri , bahwa Rasul ul l ah Saw bersabda, yang artinya: “Pada masa lalu, ada seorang yang telah membunuh 99 orang, lalu dia menanyakannya kepada seseor ang yang pali ng ali m pada masany a. Dia pun dit unj ukkan kepada seor ang r ahi b. Lal u, or ang it u mendatangi r ahibnya. Kepadanya dia mengatakan bahwa dirinya telah membunuh 99 or ang, apakah taubatnya masih diterima. Rahib tersebut menjawab bahwa taubatnya tidak akan diter ima. Lalu, or ang itu membunuh r ahib ter sebut, hingga genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya. Setelah itu ia mencari orang yang paling alim lagi pada zamannya. Kemudian dia mengatakan kepada orang alim it u, bahw a dir inya t elah membunuh 100 or ang, apakah mungkin taubatnya akan diterima. Orang alim itu menjawab, “Bisa. Siapa yang bisa menghalangi seseorang dan taubatnya? Sekar ang, ber angkatlah kamu ke kampung ini dan ini. Sebab, di sana ter dapat banyak or ang yang ber ibadah kepada Allah. Ber ibadahlah kepada Allah ber sama mer eka. Jangan kesalahan dan dosa yang dia perbuat. Banyaknya kemaksiat-an tidak menjadikan dirinya berputus asa dari rahmat dan ampunanNya. Sebab, orang yang memil iki r aja‘, yakin sepenuhnya, Al l ah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Perasaan inilah yang akan mendorong dirinya untuk selalu ingat dan taat kepada Allah, dan segera bertaubat jika terjatuh dalam kemaksiatan. 2. M emiliki etos dan semangat kerja yang tinggi. Pantang me-nyerah untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita hidupnya. Sebab, Allah Swt M aha Pemurah dan Pemberi. 3. Berusaha menjauhi perbuatan dosa dan perbuat an yang t idak bermanfaat . Sebab, seorang M ukmin memahami bahwa pintu taubat bisa tertutup kapan saja, begitu ajal menjemput dirinya. Kesadaran seperti ini akan mendorong dirinya untuk selalu ingat kepada Allah, dan mengisi waktunya dengan amal saleh. 4. Segera bert aubat kepada Allah ket ika melakukan kemaksiat an. Seorang M ukmin mest i menyadar i sepenuhnya bahwa dia adalah makhluk yang lemah, dan mudah sekali terjatuh dalam kesalahan. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktunya yang sangat berharga dengan menunda-nunda bertaubat atas dosa-dosanya. Gambar: Rajin belajar mengejar cita- cita Sumber: Dokumentasi penulis Bab 4 | Taubat dan Raja’ 55 C. Membiasakan Perbuatan Sehari-hari yang Mencerminkan Perilaku Raja’ dan Taubat Peri l aku yang m encer mi nkan r aj a‘ dan t aubat har us di biasakan dalam perbuat an sehar i-hari . Peril aku t er sebut dapat tercermin dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut: 1. Belajar dan bekerja dengan etos dan semangat yang tinggi. Dalam mewujudkan cita-cita, tidak mudah putus asa dan menyerah tatkala menghadapi kendala dan rintangan. 2. M enjauhi sifat-sifat pengecut dan lari dari tanggungjawab. Sebab, setiap persoalan dan masalah pasti ada jalan keluar dan pemecahannya, sepanjang masih ada kerja keras dan jiwa pantang menyerah. 3. Ber t aubat at as set i ap dosa yang di l akukan dengan Gambar: Tawuran adalah perbuatan dosa Sumber: httpwww.palopopos.co.id kamu kembali ke kampungmu, sebab kampungmu itu adalah kampung yang bur uk”. Orang itu pun seger a ber angkat. Namun, ketika dalam per jalanan tiba-tiba maut datang menjemputnya. Melihat kejadian ini, berselisihlah malaikat pembaw a r ahmat dan malaikat yang bertugas menyiksa. Malaikat rahmat berkata, “Dia datang dalam keadaan sudah ber taubat secar a ikhlas karena Allah”. Malaikat azab ber kata, “Benar, namun dia belum berbuat kebaikan sedikitpun”. Lalu, datanglah malaikat lain yang menyerupakan dirinya dalam bentuk manusia untuk menengahi per selisihan itu. Malaikat itu ber kata, “Kalau begitu, ukurlah jarak dari sini ke kampung yang ditinggalkan- nya, dan ke kampung yang hendak dia tuju; ke kampung mana yang jaraknya lebih dekat, maka dialah yang berhak atas orang ini. Kedua malaikat itu sama-sama mengukur dan ternyata posisi orang tersebut lebih dekat dengan kampung yang hendak di t ujunya, maka malaikat r ahmat pun membawa or ang tersebut”. [HR Imam Bukhari dan Muslim] memper banyak membaca i st igf ar , mengerjakan ibadah-ibadah naw afi l tambahan, bersedekah kepada orang- orang yang membutuh-kan, memohon maaf kepada orang-orang yang pernah disakit i atau didzalimi serta mengem- balikan hak-hak mereka. 4. M enj auhi perbuat an-perbuat an dosa dan t idak bermanfaat , sepert i meng- konsumsi nar koba, m i numan ker as, bolos sekolah, berkelahi dengan siswa sekolah lain, dan begadang hingga larut malam. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 56 1. Taubat adalah kembali kepada Allah unt uk mendapat kan ampunan-Nya dengan cara meninggal kan kemaksiat an. H ukum bert aubat at as segala kemaksiatan adalah wajib. 2. Dosa yang di lakukan manusia ada dua macam. Pert ama, dosa kar ena melanggar hak-hak Allah Swt. Kedua, dosa karena melanggar hak manusia. Tata cara taubat untuk dosa jenis pertama adalah a segera meninggalkan dosa t ersebut , b menyesal telah melakukan tindak dosa, c berniat kuat unt uk t idak mengulangi dosa tersebut di lain hari. Tata cara taubat unt uk dosa jenis kedua adalah melakukan tiga hal di atas, serta meminta maaf atau mengembalikan hak orang lain yang dirampas. 3. Raja‘ adalah berbaik sangka kepada Allah. Tanda berbaik sangkanya adalah mengharapkan rahmat, jalan keluar, ampunan, dan pertolongan dari-Nya. 4. Lawan dari raja‘ adalah al qanut atau al-ya‘su putus asa dari rahmat Allah. Al-qanut dan al-ya’su memilik arti yang sama, yaitu putus asa dari rahmat dan karunia Allah Swt. Hukum putus asa dari rahmat Allah adalah haram. 5. Per i l aku yang m encer m i nkan t aubat dan r aj a’ adal ah; 1 menyaki ni sepenuhnya bahwa Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa seorang hamba, selama dia masih mau bertaubat kepada Allah Swt , 2 memiliki et os dan semangat kerja yang tinggi. Pantang menyerah untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita hidupnya. Sebab, Allah Swt adalah Zat Yang Maha Pemurah dan Pemberi, 3 berusaha menjauhi perbuatan dosa dan perbuatan yang t idak bermanfaat, 4 segera bertaubat kepada Allah ketika melakukan kemaksiatan. 6. Perbuatan sehari-hari yang mencerminkan perilaku taubat dan r aja’ adalah; 1 belajar dan bekerja dengan etos dan semangat yang tinggi, dan pantang K h azan ah Akibat M enzalim i Or ang Lain Abu Hurairah Ra menuturkan sebuah riwayat bahwasanya Nabi Saw bersabda: “Tahukah kamu sekalian, siapakah or ang yang sangat miskin?’ Para sahabat menjawab, “Or ang yang sangat miskin di ant ar a kami adalah or ang yang tidak mempunyai uang dan tidak mempunyai har ta benda.” Beliau lantas berkata,”Sesungguhnya or ang yang sangat miskin dar i umatku yait u or ang yang dat ang pada har i kiamat dengan membaw a salat , puasa, dan zakat, tetapi ia juga mencaci maki ini dan itu, menuduh ini dan itu, menumpahkan daer ah i ni dan i t u, ser t a memukul i ni dan i t u. Kemudi an di ber i kanl ah,”I ni kebaikannya dan i ni kebaikannya.” Bil a kebai kanny a t el ah habi s, sedangkan kesalahan-kesalahannya belum ter bayar semua, maka ia dilempar kan ke tengah- tengah or ang-or ang yang per nah dianiayanya dan akhir nya dilempar kan ke dalam ner aka.” [ HR M uslim] R an gk u m an Bab 4 | Taubat dan Raja’ 57 berputus asa; 2 menjauhi sifat-sifat pengecut dan lari dari tanggungjawab, 3 ber t aubat at as set iap dosa yang dil akukan dengan memper banyak membaca i st i gf ar , menger j akan i badah -i badah n aw af i l t am bahan , bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan, memohon maaf kepada orang-orang yang pernah disakiti atau dizalimi serta mengembalikan hak- hak mereka, 4 menjauhi perbuatan-perbuatan dosa dan tidak bermanfaat, seperti mengkonsumsi narkoba, minuman keras, bolos sekolah, berkelahi dengan siswa sekolah lain, dan begadang hingga larut malam. La t iha n Soa l Ba b 4

A. T an ggapi lah per n yataan -per n yataan i n i den gan j uj u r , sesu ai den gan

k eyak i n an m u , den gan car a m en con t r en g pada k olom yan g t er sed i a S= Setuju , T S= T idak Setuj u dan TT= Tidak T ahu . Kem udi an, salinlah di bu ku latih anm u. Per n yataan N o Jawaban S T S T T Hukum bertaubat atas semua dosa yang telah dikerjakan adalah wajib. Seorang Muslim wajib segera bert aubat at as dosa dan kemaksiatan yang dia lakukan. 1 Seorang M usl im dilar ang berputus asa atas rahmat dan ampunan Allah. Kegagalan dan kesalahan t idak boleh menjadikan seorang Muslim berkecil hati dan tidak mau bertaubat. 2 Alasan Taubat yang dit erima Allah adal ah t aubat nasuha. Taubat nasuha hanya bisa di wuj u dkan j i ka seor ang Mukmin memiliki r aja’ dan mengetahui tata cara taubat sesuai tuntunan syariat. 3 Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 58 Sal ah sat u syar at t aubat nasuha adalah memiliki niat yang k uat unt uk t i dak mengulangi lagi dosa-dosa yang pernah dilakukan. Agar seseorang tidak mengulangi perbuatan dosanya, hendak- nya di a gemar membaca i st i gf ar dan sel al u i ngat kepada Allah Swt. 4 Seor ang M usl i m waj i b menyakini bahwa Allah Swt akan mengam puni semua dosa-dosa manusi a, sel agi mer eka masi h mem i l i ki harapan r aja’ atas rahmat dan ampunan Al lah; ser t a mau bertaubat kepadaNya. 5

B. Ber i lah tan da X pada jaw aban yan g palin g tepat. K em ud ian ,

salinlah di buku latihanm u. 1. Menurut istilah para ulama, definisi taubat adalah: a. kembali kepada Allah untuk mendapatkan ampunan-Nya dengan cara meninggalkan kemaksiatan b. kembali kepada Allah untuk mendapatkan ampunan-Nya dengan cara meninggalkan kemaksiatan c. kembali kepada Allah untuk mendapatkan ampunan-Nya dengan cara meninggalkan kemaksiatan d. kembali kepada Allah untuk mendapatkan ampunan-Nya dengan cara meninggalkan kemaksiatan e. kembali kepada Allah untuk mendapatkan ampunan-Nya dengan cara meninggalkan kemaksiatan 2. Tanda-tanda bahwa seseorang telah bertaubah sebenar-benarnya adalah; a. Pergi ke masjid, menangis, dan berdiam diri di dalam rumah. b. Tidak pernah bercakap-cakap dan bergaul dengan masyarakat. c. Meninggalkan kemaksiatan dengan segera, dan menjalankan perintah Allah. d. Mengasingkan diri di suatu tempat agar memperoleh ketenangan jiwa. e. Pergi ke kota Mekah dan Madinah setiap bulan sekali. 3. Menurut istilah para ulama, r aja’ adalah: a. Berbaik sangka kepada Allah. d. Membangkang Allah b. Buruk sangka kepada Allah. e. Mengasihi sesama c. Berdoa kepada Allah Bab 4 | Taubat dan Raja’ 59 4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini 1 Tanda raja’ adalah berharap mendapat rahmat dan ampunan dari Allah Swt. 2 Hukum r aja’ dan taubat adalah sunnah muakkadah. 3 Lawan dari raja adalah ikhtiyar was-sabat. 4 Taubat yang diterima Allah swt adalah taubat nasuha 5 Allah Swt pasti mengampuni dosa-dosa anak Adam. Dari pernyataan-pernyat aan di at as, mana pernyat aan yang benar? a. 1, 4, dan 5 d. 2, 4, dan 5 b. 2, 3, dan 5 e. Semuanya benar c. 1, 3, dan 4 5. Perbuatan yang mencerminkan taubat dan r aja’ adalah: a. Meninggalkan dosa-dosa dan kesalahan dengan segera, dan tidak putus asa dengan ampunan dan rahmat Allah. b. Mudah memaafkan kesalahan orang lain, dan bersabar atas musibah yang menimpa dirinya. c. Membangun tempat peribadahan di dalam rumah, dan mengunci diri di dal amnya. d. Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa memandang lagi, agama, jenis kelamin, pangkat, kedudukan, dan profesi. e. Membatasi diri dalam pergaulan, dan mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat . 6. Di bawah ini adalah syarat-syarat taubat nasuhah, kecuali: a. Penyesalan b. Meninggalkan dosa dengan segera c. Tidak mengulangi dosa di hari berikutnya d. Membersihkan diri dari hada besar dan kecil e. Meminta maaf, atau mengembalikan hak orang lain. 7 . Perintah untuk melakukan taubat nasuha terdapat di dalam; a. QS At-Ta r m 66: 7 b. QS At-Ta r m 66: 8 c. QS At-Ta r m 66: 17 d. QS At-Ta r m 66: 18 e. QS At-Tahr m 66: 88 8. Perilaku berikut ini yang menunjukkan al-ya’su adalah: a. Mudah menyerah dan putus asa b. Mudah marah dan tersinggung c. Mudah tergoda dan ingkar atas nikmat Allah d. Mudah menyalahkan orang lain e. Pantang menyerah dan berharap dengan ampunan Allah 9. Sanksi hukum bagi orang yang melakukan tindakan qazaf adalah: a. Dera 80 kali d. Hukuman mati b. Dera 100 kali e. Penjara 5 tahun c. Dera 80 dan rajam Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 60 10 . Ber i k ut i ni adal ah per buat an- per buat an yang t er kat egor i dosa k ar ena melanggar hak Allah Swt, kecuali: a. Meninggalkan salat dan puasa tanpa ada alasan syar’i. b. Berzina dan meninggalkan kewajiban zakat. c. Mengambil tanah milik orang lain tanpa seijin pemiliknya. d. Pergi ke tukang ramal dan dukun. e. Percaya kepada tahayul, dan khurafat.

C. Jawablah per tanyaan-per tanyaan di bawah ini dengan singkat dan

jelas. 1. Jelaskan pengertian taubat dan r aja’ menur ut bahasa Arab dan istilah para ulama? Sebutkan contoh-contoh perilaku yang menunjukkan taubat dan r aja’ 2. Jelaskan apa yang disebut dengan taubat nasuhah dan tata cara taubat nasuha 3. Sebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan kewajiban taubat dan r aja’ , besert a t erjemahnya D . D iskusikan dengan tem an-tem anm u per istiwa-per istiwa ber ikut ini 1. Bang Rudi adalah seorang preman pasar yang sangat ditakut i. Set iap hari, kerjanya hanya nongkrong di pasar, dan memalak para penjual. Tidak hanya itu saja, Bang Rudi dan teman-temannya juga terlihat sering berjudi dan mabuk- mabukkan di pojok pasar. Suatu saat, Bang Rudi menemui kamu, dan menyesali perbuatannya selama ini. Dia berjanji unt uk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Lalu, nasehat apa yang harus kamu sampaikan kepada Bang Rudi agar taubatnya benar-benar diterima Allah Swt? 2. Pak Sinivasan merupakan orang t erkaya di kot amu. Di a memi liki pabrik garmen yang sangat besar. Karyawan yang bekerja di pabriknya jumlahnya sekitar 400 orang. Tidak hanya perusahaan garmen saja, Pak Sinivasan juga memi l i ki usah a-u sah a l ai n, seper t i t r avel , per cet ak an, dan agr obi sni s. Kekayaannya setiap tahun terus bertambah. Namun, pada saat krisis menerpa negeri ini, pelan tapi pasti perusahaan garmen Pak Sinivasan mulai mengalami penurunan omset. Hingga akhirnya, perusahaan itu bangkrut dan disita oleh bank. Perusahaan-perusahaan Pak Sinivasan satu persatu mulai gulung tikar. Pak Sinivasan pun panik dan depresi. Akhirnya, Pak Sinivasan bunuh diri dengan cara menggantung diri. Apa koment ar kamu melihat kejadian ini? Seandai nya kamu menjadi Pak Si ni vasan per il aku apa yang har us kamu tunjukkan sebagai wujud “berbaik sangka kepada Allah Swt?” Doa Penutup Majelis Ilmu Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji syukur kepada-Mu, aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu ﻚــﻴﻟإ بﻮــﺗأ و كﺮﻔـــﻐﺘﺳأ ﺖــﻧأ ﻻإ ﻪـــﻟإ ﻻ نأ ﺪﻬــﺷأ كﺪــﻤﺤﺑو ﻢـــﻬﻠﻟا ﻚﻧﺎﺤﺒــﺳ َ َ ْ ْ َ ِ ِ ِ َ ِ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ِ ِ ّ ْ َ َ َ َّ ْ ْ َّ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 61 Tujuan Pembelajaran: Setelah membaca bab ini, siswa diharapkan memahami asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam, serta praktik- praktik mu’amalah dalam kehidupan sehari-hari M anusia dikenal dengan sebut an makhluk sosial. Mereka saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi tersebut bisa berupa jual beli, pinjam meminjam, sewa menyewa, gadai, atau interaksi lainnya. I slam adalah agama yang sempurna. I slam tidak hanya mengatur interaksi manusia dengan Tuhannya saja, yait u urusan akidah dan ibadah. I slam juga mengatur interaksi antar manusia, yaitu masalah mu’amalah. Bahkan aturan I slam dalam perkara ini dirinci dengan jelas dan bersifat aplikatif serta tanpa menimbulkan masalah lagi. Bagaimana Islam mengaturnya? Silakan ikuti penjelasan- nya di bab ini. Gambar: Pasar tradisional Sumber: httpwww.swaberita.com Kata Kunci: „ M u’amalah „ Al-Bai’ „ Al-Qir ad „ Ar -Rahn „ Gasab „ Syir kah Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 62 A. Pengertian Mu’amalah M enu r ut bahasa Ar ab, mu’am al ah ber mak na at - ta ar r uf pengelolaan, at au al-akh u w a al-’a a’ mengambil dan memberi atau interaksi t imbal balik. Sedangkan menurut ist ilah ulama fikih, mu’amalah adal ah hukum syariat yang mengat ur interaksi antara manusia sat u dengan manusia yang l ai n , kh u susn ya yang m en yan gk u t per soal an - per soal an ekonomi. Mu’amalah dari sisi tujuannya dibagi menjadi tiga macam; 1. Mu’amalah yang ditujukan untuk memiliki atau menguasai harta; misalnya bekerja ijar ah, berburu, hadiah, pembe- rian negara, dan waris. Mu’amalah semacam ini ditujukan untuk memperoleh atau memiliki harta. Dengan bekerja, seseorang berhak mendapatkan dan memiliki gaji. Dengan waris, seseorang berhak mendapatkan dan memiliki harta waris; begitu pula dengan berburu, pemberian oleh negara, mendapatkan hadiah, seseorang berhak mendapatkan dan memiliki harta. 2. Mu’amalah yang dit ujukan untuk mengembangkan atau mengelola hart a kepemilikan, misalnya syir kah dengan berbagai macamnya, pertanian, peternakan, jual beli dengan berbagai macam ragamnya, penyewaan, pembiayaan, dan l ai n sebagai nya. Dengan syi r kah, penyewaan, dan pembiayaan, seseorang bisa mengembangkan harta yang dia miliki; begitu pula dengan pertanian, peternakan, dan jual beli, seseorang bisa mengelola dan mengembangkan hartanya, agar berkembang dan bertambah. Doa Menuntut Ilmu Ya Allah, jadikanlah semua yang Engkau ajarkan kepada kami bermanfaat bagi kami, dan ajarkanlah kepada kami semua yang bermanfaat bagi kami, dan tambahkanlah ilmu kepada kami ﺎــﻤﻠﻋ ﺎــﻧدز و ﺎﻨﻌـــﻔﻨﻳﺎﻣ ﺎﻨﻤـــﻠﻋو ﺎﻨﺘـــﻤﻠﻋ ﺎــﻤﺑِ ﺎــﻨﻌﻔﻧا ـــﻠﻟأ ً ْ ِ ِ َ َ ْ ِ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ ّ ّ ّ َ َ َ َ َ ْ ْ َّ ُ Gambar: Zakat, sarana mendirstri- busikan harta ke tengah masyakarat Sumber: httpwww.eramuslim.com 3. Mu’amalah yang ditujukan unt uk mendistribusikan har t a di t engah-t engah masyarakat ; mi sal nya pemberian subsidi dan transfer kepada rakyat, zakat, sedekah dan infaq. Mu’amalah seperti zakat, sedekah, infaq, pemberian hadiah, ditujukan agar seseorang bisa mendistribusikan harta kekayaan yang ia miliki tanpa harus menarik kompensasi dari orang yang diberinya. Mu’amalah seperti ini memang benar-benar ditujukan untuk meratakan atau mendistribusikan kekayaan di tengah-tengah masyarakat agar tidak terjadi dominasi dan penguasaan harta hanya pada segelintir orang. Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 63 Perintah untuk melakukan mu’amalah dengan cara yang baik telah disebutkan di dalam Al-Qur’an dan sunnah. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan har ta sesamamu dengan jalan yang bat il, kecuali dengan jalan per niagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di ant ar a kamu. Dan janganlah kamu membunuh dir imu. Sesungguhnya Allah adalah M aha Penyayang kepadamu”. [QS An-Nis ’ 4: 29] Fi rman All ah SWT dalam QS. Al -M aidah ayat 1, yang artinya: “Hai or ang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad it u. Dihalalkan bagimu binatang t er nak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. yang demiki an i t u dengan t i dak menghalalkan berbur u ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Al lah menet apkan hukum-hukum menur ut yang dikehendaki-Nya”. [QS Al-M idah 5: 1] Y± ayyuhal-la©³na ±man μ l± ta’kulμ amw±lakum bainakum bil-b±¯ili ill± an tak μna tij±ratan ‘an tar±«im minkum, wa l± taqtul μ anfusakum, innall±ha k±na bikum ra¥³m±n. Sedangkan di dalam sunnah, Nabi Saw bersabda: Gambar: Jual beli perhiasan transaksi ekonomi http:t3.gstatic.com ﻊـــــﻴﺑ ـــــﻋ ﻞـــــﺟﺮﻟا ﻊـــــﻴﺒﻳ ﻻ ِ ْ َ ّ َ َ ُ َ ُ َ ُ ِ َ ﺔـــﺒﻄﺧ ـــﻋ ﺐـــﻄﺨﻳ ﻻو ﻪـــﻴﺧأ ِ ِ ِ ِ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ ْ َ َ نذﺄـــﻳ نأ ّ ﻻإ ﻪـــﻴﺧأ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ِ ِ ِ “Janganlah seseorang menaw ar bar ang yang t elah dit aw ar oleh saudar anya, dan janganlah seseor ang melamar w anita yang telah dilamar oleh saudaranya, kecuali setelah meminta ijin kepadanya terlebih dahulu”. [HR Imam Muslim, dari Abu Hurairah Ra] Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 64 B. Asas-asas Transaksi Ekonomi Islam Ekonomi adalah bidang st udi yang mengkaji bagaimana manusia mempr oduksi ber bagai macam komodit as, unt uk kemudian didistribusikan kepada individu atau kelompok yang ada di masyarakat. Kegiatan ekonomi ada tiga macam, produksi, dist ribusi, dan k on sum si . N am u n , yang pal i n g di per h at i k an dan di j adi k an k aj i an u t am a ekon om i adal ah pr odu k si dan dist ribusi. Sebab, kegiatan ekonomi ditujukan agar manusia bi sa mem en u h i k ebut u h an - k ebu t u h an h i du pn ya; dan kebutuhan hidup manusia hanya akan terpenuhi jika ada alat pemuas barang dan jasa dan sampainya alat pemuas t ersebut kepada individu. Alat pemuas bisa dijaga ketersediaannya jika di sana ada produksi. Hanya saja, agar alat pemuas tersebut bisa sampai k epada i n di vi du -i ndi vi du yang ada di t engah -t en gah masyarakat, harus ada mekanisme distribusi di tengah-tengah mereka. Pasalnya, adanya alat pemuas yang melimpah tidaklah berarti sama sekali, jika tidak terdistribusi di tengah-t engah masyarakat . Dar i ur ai an di at as dapat di jelaskan bahwa t r ansaksi ekonomi I slam harus berdiri di atas asas-asas di bawah ini: 1. Transaksi ekonomi yang ada masyarakat harus selalu sejalan dengan syariat I slam. Kegiatan ekonomi yang tidak sej al an dengan syar i at I sl am di kat egor i kan sebagai transaksi ekonomi bat il dan tidak boleh berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kesesuaian transaksi ekonomi dengan hukum syar i at m encakup bar ang yang di t r an saksi kan, or ang yang ber t r ansaksi , dan aqad transaksi. 2. Seluruh transaksi ekonomi harus ditujukan untuk sebesar- besar kemakmuran masyarakat, bukan ditujukan unt uk kemakmuran sekelompok atau individu-individu tertentu di tengah-tengah masyarakat. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Supaya har ta tidak hanya beredar di antara or- ang-orang kaya diantar a kalian”. [QS Al -Hasyr 59:7]. Gambar: Keikhlasan termasuk prinsip transaksi Sumber: httpblogyulian.files.wordpress.com 3. Tr an saksi ekonom i har u s ber l andask an pr i nsi p keikhlasan dan suka sama suka. Tidak boleh ada pemaksaan, pengani ayaan, dan peni puan dal am transaksi ekonomi I slam. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Hai orang-or ang yang ber iman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan per niagaan yang ber laku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dir imu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. [QS An- Nis ’ 4:29] Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 65 4. Seluruh transaksi ekonomi harus berdasarkan aqad yang jelas, t idak samar dan kabur . I slam t elah melarang jual beli bersyarat, dua aqad dalam satu aqad, spekulasi gar ar , dan kecurangan dal am takaran; sebab, transaksi semacam ini tidak jelas, kabur, dan membuka peluang terjadinya penipuan. Sel ai n i t u , kej el asan aqad sebel u m t r an saksi dilakukan, akan menutup celah terjadinya perseli- sihan antara kedua belah pihak yang bert ransaksi kel ak di kemudi an har i . Ber kai t an dengan i t u, terdapat sabda-sabda Nabi Saw yang artinya: “Bar ang si apa yang melakukan aqad salaf pada suat u bar ang, maka hendakl ah i a m el ak uk ann y a dal am t ak ar an y an g t el ah diket ahui dan t im bangan y ang t elah di ket ahui sampai pada t empo yang t elah di ket ahui ”. [ H R I mam Bukhari, dari I bnu Abbas Ra] . “Bar angsiapa ber jual beli dengan dua aqad jual beli dalam satu aqad jual beli, maka ia ber hak mendapatkan ker ugian keduanya atau r iba.” [ HR Abu Dawud, dari Abu Hurairah] . “Janganlah kalian membeli ikan yang ber ada di dalam ai r , sesungguhnya yang demi kian i t u adalah spekulasi gar ar ”. [ HR I mam M uslim, dari Abu Hurairah] . 5. Seluruh transaksi ekonomi harus terbebas dari riba dengan berbagai macam jenisnya. Mengambil riba t er masuk per buat an har am. Bahkan, sebagi an ulama mengkategorikan riba sebagai dosa besar. Larangan riba ditetapkan berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Firman Allah Saw, yang artinya: “Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan menghar amkan r iba”. [ QS Al-Baqarah 2: 275 Di dal am hadi s, N abi Saw ber sabda yan g art i nya: “Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang pal i n g r i ngan seper t i seor ang l ak i - l aki y an g m en zi nai i bun y a, dan sej ahat - j ahat n y a r i ba adalah mengganggu kehor mat an seor ang M us- lim”. [ H R I mam I bnu M aj ah, dar i Abdull ah bin Mas’ud] Akibat M em akan Riba “Or ang-or ang yang memakan r i ba t i dak dapat ber dir i melainkan seperti berdir inya orang yang kemasukan set an lant ar an t ekanan pe- nyakit gila. K eadaan m er ek a yang demikian itu, ada- lah disebabkan mer eka ber kat a ber pendapat , “Sesung-guhnya jual beli i t u sama dengan r iba” Padahal Allah t elah menghalal kan jual beli dan mengharamkan riba. Or ang-or ang yang telah sampai kepadanya lar angan dar i Tuhannya, lalu ter us ber henti dar i mengambil r iba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebe- lum dat ang lar angan; dan ur usanny a t er se- r ah kepada Allah. Or ang yang kembali mengam- bil r iba, maka orang itu p en g h u n i - p en g h u n i ner aka; mer eka kekal di dalamnya”. [QS Al-Baqarah 2:275] K h azan ah Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 66 C. Contoh-contoh Transaksi Ekonomi Islam Contoh-contoh transaksi-transaksi ekonomi I slam adalah sebagai berikut:

1. Jual Beli Al-Ba i’

a. Penger tian dan Landasan H ukum Jual Beli Al-

Ba i ’ Secara literal, jual beli al-bai’ bermakna saling menukar a - arf. Kata al-bai’ menjual dan asy-syir ’ membeli, dalam bahasa Arab, digunakan untuk menunjukkan pengertian yang sama, yakni jual beli. Sedangkan menurut syariat, jual beli adalah pertukaran harta atas dasar suka sama suka, atau memindahkan kepemilikan harta dengan sebuah kompensasi. Kebolehan jual beli dit et apkan di dalam Al Qur an dan Sunnah. Allah Swt berfirman, yang artinya: “ Allah telah menghalalkan jual beli dan menghar amkan r iba”. [ QS Al Baqarah 2:275] Di dalam sunnah, dituturkan dari Jumai’ bin ‘Umair dari pamannya, bahwasanya pamannya berkata, yang artinya: “Nabi Saw per nah dit anya t ent ang per olehan yang paling utama, maka beliau ber kata, “Jual beli yang mabr ur dan hasil usaha yang didapatkan dar i jer ih payah tangan sendir i”. [ HR I mam Ahmad] Ji ka aqad j ual bel i t el ah di sepakat i ser t a r ukun dan syarat nya t el ah t erpenuhi, konsekuensi nya adal ah penjual memindahkan harta miliknya atau yang diwakilkan kepadanya kepada pembeli; dan pembeli wajib memindahkan har t anya kepada penjual sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

b. Rukun Jual Beli

Jual beli baru dianggap absah jika telah memenuhi rukun- rukun jual beli. Rukun jual beli ada 5, yaitu: 1 Penjual 2 Pembeli 3 Barang yang diperjualbelikan 4 Harga 5 I jab qabul perkataan serah t erima

b.1. Syar at-syar at Penjual dan Pem beli

ƒ Penjual dan pembeli disyarat kan berakal. Transaksi jual beli orang gila atau orang yang lemah akalnya tidak dianggap absah. Firman Allah Swt, yang artinya: “Dan janganlah kamu ber ikan hartamu itu kepada or ang yang bodoh dan har t a i t u di j adi kan Al l ah unt ukmu sebagai pokok penghidupan”.[ QS An-Nis ’ 4:5] Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 67 ƒ Melakukan transaksi jual beli atas kehendak dan kerelaan dirinya sendiri. Jual beli dianggap tidak sah jika dilakukan dengan paksaan yang tidak benar. Namun jika jual beli tersebut dipaksa dengan benar, misalnya, dipaksa oleh hakim, maka jual beli tersebut dianggap sah. Sabda Nabi Saw, yang artinya: “Sesungguhnya jual bel i it u bar u dianggap sah ji ka berdasarkan kerelaan”. [HR Ibnu Hibban dan Ibnu Majah] ƒ Keadaan penjual dan pembeli bukanlah orang yang boros, atau orang yang bodoh dalam hal transaksi jual beli. Lihat lagi firman Allah Swt dalam surah An-Nis ’ 4: 5] ƒ Telah mencapai usia balig. Menurut mayoritas ulama, jual beli yang dilakukan oleh anak kecil dianggap t idak sah. H anya saja, jika anak kecil t ersebut sudah mengetahui harga, dan bertransaksi jual beli pada barang-barang yang nil ai nya r endah at au remeh, maka menurut sebagian ulama, jual beli tersebut dianggap sah.

b.2. Syar at-syar at Bar ang dan H ar ga

ƒ Barang yang diperj ualbeli kan bukan t er masuk barang haram dan najis, seperti anjing, babi, khamer, bangkai, darah, berhala, dan lain sebagainya. I mam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Jabir bin ‘Abdullah Ra: “Jabir bin’Abdullah Ra mendengar Rasulullah saw ber sabda pada har i penakl ukkan kot a M akkah, di M akkah, sesungguhny a Al l ah dan Rasul -Ny a t el ah menghar amkan j ual beli khamer , bangkai , babi , dan ber hala”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim] ƒ Barang yang diperjualbelikan ada manfaatnya. Jual beli barang yang tidak memiliki manfaat tidak dianggap absah. ƒ Bar an g yang di per j u al bel i kan dapat di ku asai , dan subst ansi nya t elah j el as benar. Tidak absah jual beli binatang yang sedang lari, ikan yang berada di dalam air, jual beli janin yang ada di dalam perut, dan lain sebagainya. Nabi Saw bersabda, yang ar t i nya: “ Janganl ah kal ian Gambar: Barang yang absah diper- jualbelikan Sumber: httpapi.ning.com membeli ikan yang ber ada di dalam air , sesungguh- nya yang demikian it u adalah spekulasi gar ar ”. [ HR I mam Muslim dari Abu Hurairah] ƒ Barang yang diperjualbelikan adalah milik sendiri dan di bawah penguasannya. Tidak absah jual beli barang milik orang lain, atau akan dimiliki. Nabi Saw ber sabda, yan g ar t i nya: “ Ti dak ada t al ak kecuali pada ister i yang engkau miliki. Tidak ada pembebasan kecual i pada budak y ang engkau miliki, dan tidak ada jual beli kecuali pada bar ang yang engkau miliki”. [ HR I mam Abu Dawud] .