Per bedaan K hutbah, Tablig, dan D akwah

Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah 215 dan t abli g. Kegiat an dakwah bisa berbent uk khut bah dan tablig. Hanya saja, dakwah tidak hanya berbent uk seruan at au ajakan saja, akan tetapi bisa berbent uk aktivitas perbuat an, seperti berperilaku sant un kepada orang lain, sedekah, atau berjihad di jalan Allah. Adapun perbedaan ant ara khutbah dan t ablig adalah; khut bah dalam penger t i an khusus adalah menyampaikan suat u seruan kepada orang lain pada forum khusus dan dengan at uran-at uran yang bersifat khusus. Sedangkan tablig adalah menyampai kan sesuat u kepada or ang l ai n t anpa t er i k at dengan bent uk forum at au aturan-aturan khusus. Khut bah termasuk bagian dari tablig, namun tidak semua tablig disebut dengan khut bah dalam pengert ian khusus.

B. Tata Cara Khubah, Tablig dan Dakwah

1. Tata Car a K hutbah Jum ’at

Khutbah yang dibahas dalam bab ini adalah khutbah menurut istilah khusus, yakni menyampaikan seruan di forum khusus dengan aturan-aturan yang bersifat khusus pula, yakni khutbah Jum’at. Khutbah Jum’at dilakukan sebelum dilaksanakannya salat Jum’at. Selain khut bah Jum’at adalah pula khutbah I edul Fithriy, I edul ‘A ha, gerhana matahari, gerhana bulan, dan k hut bah i st i sqa’ memi n t a hu j an . Sedan gk an khut bah I edul Fi r i , I dul ‘A ha, ger hana mat ahar i , gerhana bulan, dan istisqa’ dilakukan sesudah salat. Hukum khutbah Jum’at adalah fardu. Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah Swt: “Hai or ang- or ang ber i m an , apabi l a di ser u unt uk m en un ai kan sal at Jum’at, maka ber seger alah kamu kepada mengingat Allah dan t inggalkanlah jual beli. Yang demikian it u l ebi h baik bagimu j i ka kamu menget ahui ”. [ QS Al - Jumu’ah 62:9] Khu t bah Jum ’at t er m asuk dal am pen ger t i an “mengingat Allah Swt”. Selain itu, Nabi Muhammad Saw selal u ber khut bah Jum’at t er l ebi h dahul u, sebel um melaksanakan salat Jum’at . I ni menunjukkan bahwa hukum khutbah Jum’at adalah wajib. Adapun k et en t u an -k et en t u an yan g ber k ai t an dengan khutbah Jum’at adalah sebagai berikut: a Syar at Khutbah Jum’at Khut bah Jum’at har us memenuhi syar at -syarat berikut ini: 1. Kh ib Jum’at harus laki-laki, dan tidak t uli. Khutbah Jum’at tidak boleh disampaikan oleh Ak ibat M eninggalkan D akwah Dir i wayat kan oleh I mam Ahmad, dari ‘Ad bin‘Umair ah bahwasa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguh Allah tidak akan mengazab masya- r akat umum kar ena per - buatan seseor ang; sam- pai mer eka menyaksikan kemungkar an di depan mata mereka dan mereka sebenar ny a mampu mengingkar inya namun t idak mengi ngkar inya. Jika mer eka melakukan hal itu, maka Allah akan mengazab masy ar akat umum dan seseor ang yang ber buat maksiyat itu “. [ HR I mam Ahmad] K h azan ah Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 216 wanita, dan orang yang t idak bisa mendengar sama sekali tuli 2. Kh ib harus suci dari hada besar dan kecil. Tempat, badan, dan pakaian yang dikenakan kh ib haruslah suci dari najis. 3. Kh ib harus menutup aurat secara sempurna. 4. Kh ib harus berniat unt uk melakukan khut bah. Sebagian ulama Syafi’i dan Hanbali menetapkan niat sebagai syarat sah dari khutbah. Sedangkan sebagian ul ama Syaf i ’i yang lai n ber pendapat bahwa ni at bukanlah syarat dari khutbah. Pendapat yang rajih adalah pendapat pert ama. 5. Kh i b har u s ber di r i k et i k a m en yampai k an khut bahnya. Namun, jika ia t idak mampu, boleh dengan duduk. 6. Duduk di antara dua khutbah dengan istirahat yang pendek. 7 . Khutbah pertama dan kedua harus dilakukan secara bert urut -turut , dan tidak dijeda oleh kegiatan lain dalam waktu yang panjang. 8. Dua khutbah dan salat Jum’at harus dilakukan secara bert urut -t urut dan t idak dijeda oleh kegiat an lain dalam waktu yang lama. 9. Khut bah Jum’at har us dil aksanakan pada wakt u Zuhur. Khutbah Jum’at tidak sah dilakukan di luar waktu Zuhur. 10 . Khutbah harus dilakukan di dalam areal masjid. b Rukun-r ukun Khutbah Jum’at Rukun khutbah Jum’at adalah lima: 1. M emu l ai kh ut bah dengan m em uj i Al l ah Swt . Ketentuan ini didasarkan sebuah hadi dari Jabir Ra, bahwasanya ia berkata: “ Rasulul lah Saw ber khut bah di hadapan kami . Beliau memuji Allah sw t dan menyanjung Allah, kar ena Dialah Zat yang layak mendapat sanjungan. Lal u, bel i au m en gat akan, “‘Am ma ba’du, sesungguhnya per kataan yang paling benar adalah Kitabullah, dan petunjuk yang paling utama adalah pet unjuk M ohammad, dan per kar a yang pal ing bur uk adalah per kar a bar u bid’ah, dan selur uh bi d’ah i t u adal ah sesat ”. Set el ah i t u, bel i au m en ger ask an suar any a dan memer ah kedua pipinya. Dan khutbah beliau ber nada sangat mar ah j i ka meny ebut kan t ent ang ki amat , seolah-ol ah bel i au adal ah seor an g y ang t en gah member i per int ah kepada t ent ar anya. I a ber kat a, “Lalu,