Bab 11 | Fikih Pengurusan Jenazah
20 1
b. Setalah lubang dibuat, harus dibuat liang lahat yang
pembuat annya bisa dibuat di t engah-t engah lubang, pinggir lubang, atau sisi samping. Lihat gambar berikut
ini. Kotak berwarna biru adalah posisi liang lahat. Liang lahat adalah liang yang digunakan untuk memasukkan
jenazah. Setelah jenazah masuk, liang lahat ditutup dengan kayu atau bambu. Setelah itu, lubang ditutup
dengan tanah.
c. Setelah pembuatan lubang dan liang lahat selesai, mayat
dimasukkan secara pelan-pelan di dalam lubang, lalu dimasukkan ke dalam liang l ahat . Jenazah harus
dibaringkan di at as lam bung sebelah kanan, dan menghadap ke arah kiblat. Muka dan ujung kaki jenazah
harus menyentuh tanah. Untuk itu, tali yang mengikat tubuh jenazah dilepaskan satu persatu. Untuk bagian muka
dan ujung kaki, kain kafan harus dibuka agar muka dan ujung kaki bisa menyentuh tanah.
d. Setelah jenazah masuk ke dalam liang lahat, liang lahat
ditutup dengan kayu atau bambu. Hendaknya, papan atau kayu yang digunakan untuk menutup liang lihat
cukup kuat dan rapat . Set elah it u, lubang dit imbun dengan t an ah, l al u di padat kan agar t i dak m udah
diganggu oleh binatang buas, atau orang-orang jahat.
e. Jenazah t idak boleh dikubur pada saat malam har i,
kecuali dalam keadaan darurat. Ketentuan ini didasar- kan pada sebuah hadi :
“Janganlah kalian mengubur jenazah-jenazah kalian pada w aktu malam har i, kecuali ter paksa”. [ HR I mam
I bnu Majah]
Gambar: Liang lahat di tengah Sumber: Dokumentasi penulis
Gambar: Liang lahat di pinggir Sumber: Dokumentasi penulis
Gambar: Liang lahat di samping Sumber: Dokumentasi penulis
اوﺮﻄــﻀﺗ نأ ّ ﻻإ ﻞــﻴﻠﻟﺎﺑ ﻢﻛﺎــﺗﻮﻣ اﻮﻨﻓﺪــﺗ ﻻ ُّ َ
ْ ْ
ُ ْ َ
ّ ِ
َ ِ ِ
ِ ْ َ ْ ُ َ
َ ْ
َ ُ َ
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
20 2
f. Kuburan hendaknya dit inggikan sedikit dari permukaan
t anah, dan t idak perlu dibangun bangunan di at asnya. Sebab, Nabi melarang kaum Muslim mendirikan bangunan
di at as kubur an. I mam M usli m menut ur kan sebuah riwayat dari Jabir Ra, bahwasanya ia berkata:
“Rasulullah SAW melar ang menembok kubur an, duduk di at as kubur an , dan m em ban gun bangun an di
atasnya”.[ HR I mam M uslim]
g. Tidak diper bolehkan mengubur dua jenazah at au lebih
dal am sat u kubur an, kecuali dalam keadaan dar ur at , seperti korban perang, atau orang-orang yang mati syahid.
I mam Bukhari menuturkan sebuah riwayat dari Jabir bin ‘Abdullah bahwasanya ia berkata:
Nabi SAW per nah mengumpulkan dua or ang shahabat yang ter bunuh dalam per ang Uhud dalam satu kain. Lalu
beliau ber tanya, “Siapakah di antar a mer eka yang paling banyak hafal Al-Qur ’an”. Ketika beliau Saw diberi isyarat
kepada salah satu jenazah itu, maka beliau mendahulukan jenazah t er sebut masuk dalam liang lahat. Lalu beliau
ber sabda, “Aku menjadi saksi bagi mer eka kelak di har i kiamat. Lalu Nabi Saw memer intahkan mengubur mer eka
beser t a dar ah-dar ah mer eka, dan mer eka t i dak dimandikan dan disalatkan”. [ HR. I mam Bukhari]
h. Jenazah hendaknya dikuburkan di daerahnya, dan jangan
di pi ndahkan ke daer ah yang l ai n. Sel ai n akan memper lambat di kubur kannya jenazah, sebagaimana
riwayat Abu Hurairah, menurut sebagian Ulama –I mam Nawawiy— pemindahan kubur jenazah adalah perbuatan
har am menurut pendapat t er pilih dan t erkuat. Dalam di pi ndahkan ke daer ah l ai n, janganl ah di l aksanakan
ﺺــﺼﺠﻳ نأ ﻢﻠــﺳو ﻪــﻴﻠﻋ ﷲا ــﺻ ﷲا لﻮــﺳر ﻰــ َ
َ َ َّ َ
ُ ُ
ْ َ ّ َ
َ َ
ِ ِ
ْ َ َ ُ َ
َ ّ
ّ َّ َ ُ
َ َ
ﻪـــﻴﻠﻋ ﻰـــﻨﺒﻳ نأو ﻪـــﻴﻠﻋ ﺪـــﻌﻘﻳ نأو ﱪﻘـــﻟا ِ
ِ ْ
ْ ْ
َ َ
َ َ
َ َ ُ
ُ ْ
ْ َ
َ َ
َ َ
َ ْ
ُ ْ ْ
ﲔـــﺑ ﻊـــﻤﺠﻳ ﻢﻠـــﺳو ﻪـــﻴﻠﻋ ﷲا ـــﺻ ﻲـــﺒﻨﻟا نﺎـــﻛ َ
ْ َ
َ ُ
ّ َ
َ ُ ْ
َ َ َ ِ
ّ َ َ ْ
َ ّ
َّ َ
َّ ُ ِ َ َ
لﻮـــﻘﻳ ﺪـــﺣاو بﻮـــﺛ ﰲ ﺪـــﺣأ ـــﺘﻗ ﻦـــﻣ ﲔﻠﺟﺮـــﻟا ُ
َ ُ َ َ
َ ّ
ّ ُ ٍ
ٍ ُ
ِ ِ
َ ٍ ِ
ْ َ
ُ َ ْ ْ
ِ ْ
َ ُ ﻪــﻣﺪﻗ ﺎﻤﻫﺪــﺣأ إ ﲑــﺷأ اذﺈـﻓ نآﺮﻘﻠﻟ اﺬﺧأ ﺮﺜﻛأ ﻢ أ
ُ َ ُ
َّ َ َ
َ َ
َ ِ َ
َ َ
َ ِ
ِ َ
ُِ َ ُ َ ِ ِ ْ ُ
ْ ِ ً
ْ ُ َ
ْ ْ ُّ
ﺮــﻣأو ﺔــﻣﺎﻴﻘﻟا مﻮـﻳ ءﻻﺆـﻫ ـﻋ ﺪﻴﻬـﺷ ﺎـﻧأ لﺎـﻗو ﺪـﺤﻠﻟا ﰲ َ َ َ َ
َ َ
َ ّ
ِ ِ
َ َ
َ ْ
َ ْ ِ َ ُ َ َ َ ٌ ِ َ ََ َ ِ ْ ِ
ﻢــ ﻠﻋ ﻞــﺼﻳ ﻢــﻟو اﻮﻠــﺴﻐﻳ ﻢــﻟو ﻢ ﺎــﻣد ﰲ ﻢ ﻓﺪــﺑ ْ
ْ ْ
ْ ْ
ِ ْ
َ ِ
َ َّ َ ُ ُ
َ ُ
َ ِ
َ َ
َ َّ َ
ِ َ ِ ِ ِ
ْ ِ
Bab 11 | Fikih Pengurusan Jenazah
20 3 C. Takziyah Melayat atau Menghibur
Takzi yah bisa dianggap sebagai sal ah sat u car a unt uk mer ekat kan hubungan persaudaraan dengan t et angga ki t a.
Sebab, di dalam takziyah terdapat aktivitas mulia dan berfaedah untuk mendekatkan keluarga satu dengan keluarga yang lain.
Selain itu, takziyah ditujukan untuk menghibur dan meringankan beban kesedihan atas meninggalnya orang-orang yang dicintai.
Dengan kata lain, takziyah adalah obat mujarab untuk menghibur keluarga yang sedang dilanda kedukaan dan kesedihan. I slam
telah mensyariatkan takziyah bagi kaum muslim dengan hikmah yang hanya diketahui oleh Allah Swt.
Takziyah bisa menumbuhkan sifat -sifat peduli terhadap penderitaan orang lain, serta keinginan untuk selalu meringankan
beban penderitaan dan kesusahan orang lain. Untuk itu, takziyah harus dilakukan untuk tujuan-tujuan mulia ini. Takziyah tidak
bol eh digunakan sebagai ajang unt uk pamer , r i ya’, at au membebani keluarga orang yang baru meninggal. Seharusnya,
keluarga orang yang meninggal dunia akan terhibur dan tidak merasakan penderitaan lagi dengan adanya takziyah.
Takziyah disyariatkan berdasarkan hadis-hadis berikut ini. Qurrah al-Muzni Ra menyatakan, “Bila Nabi Saw duduk, biasanya
ada sekelompok sahabat yang duduk menemani beliau Saw . Di antar a sahabat yang duduk ter sebut ada seor ang laki-laki yang
memiliki seorang anak laki-laki. I a datang kepada Rasulullah Saw dengan membaw a anak keci l t er sebut di belakang
wasi at nya. Sebab, pemi ndahan i t u har am menur ut madzhab yang sahih dan t er pili h, dan dikat akan ol eh
mayoritas ulama dan ditegaskan oleh para pentahqiq.”
i . Ketika penguburan mayat sudah selesai, disunnahkan bagi
pengir ing jenazah unt uk berdir i sebent ar mendoakan jenazah. Ketentuan seperti ini didasarkan sebuah hadits
yang diriwayat kan oleh I mam Abu Dawud dari ‘U man bin ‘Affan Ra, bahwasanya ia berkata:
“Nabi SAW j ika selesai mengubur kan jenazah, bel iau ber di r i sej enak di dekat kubur an , dan ber sabda,
“Mohonkanlah ampunan dar i Allah untuk saudar amu ini, dan m int akanl ah kelapangan unt uk di r i ny a di alam
kubur , kar ena sesungguhnya saat ini ia tengah di tanya”. [ HR I mam Abu Dawud]
ﻦــﻓد ﻦــﻣ غﺮــﻓ اذإ ﻢﻠــﺳو ﻪــﻴﻠﻋ ﷲا ــﺻ ﻲــﺒﻨﻟا نﺎــﻛ ِ
َ َ
ّ ْ
َ َ
ْ ْ
ِ َ
ِ َ
ِ َ َ ِ َ ّ َ َ
َ ُ َّ َ
َّ َ ُّ َ
ﻢــ ﻴﺧﻷ اوﺮﻔﻐﺘــﺳا لﺎــﻘﻓ ﻪــﻴﻠﻋ ﻒــﻗو ﺖــﻴﻤﻟا
ْ ُ َ
ِ ِ ِ
ِ ِ
َ ُ
ْ َ
ْ َ َ َ
َ ْ
َ َ
َ َ ِّ
ْ لﺄـــــﺴ نﻵا ﻪـــــﻧﺈﻓ ﺖـــــﻴﺒﺜﺘﻟﺎﺑ اﻮﻠـــــﺳو
ُ َ
َ ْ ُ
ُ َ
ْ ُ َ
ِ ّ ِ
ِ ِ
ْ َّ ُ َ
َ َ
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
20 4
punggungnya, kemudian didudukkannya di depannya. Nabi Saw ber tanya kepadanya, “Apakah engkau sangat mencintainya?
Jawabnya, “Ya Rasulullah, Allah mencintai Anda sebagaimana aku mencintai anakku ini” Di kemudian har i anak itu meninggal
dunia. Laki-laki itu tidak hadir ke pertemuan, kar ena ingat kepada anaknya, hingga ia bersedih hati. Rasulullah Saw mencarinya,
lalu bersabda, “Kenapa saya tidak melihat si fulan?” Para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, anaknya yang per nah engkau lihat
meninggal dunia.” Nabi Saw segera menemui laki-laki itu, dan beliau menanyakan kepadanya tentang anaknya. Laki-laki itu
memberitahu beliau Saw bahwa anaknya telah meninggal dunia. Beliau Saw menghiburnya, lalu ber sabda, “Hai fulan Mana yang
engkau sukai, engkau ber senang-senang dengan anakmu sepanjang umurmu, ataukah esok engkau tidak datang ke salah
satu pintu surga, kecuali engkau mendapatkan anakmu itu telah mendahului engkau menuju salah satu pintu sur ga itu, lalu ia
membukakannya untukmu.” Laki-laki itu menjawab,”Ya Nabi All ah, ia mendahului saya menuju sur ga i t u, lalu ia
membukakannya untukku, inilah yang lebih aku sukai.” Beliau ber sabda, “Nah, itulah bagimu.” Kemudian, seorang laki-laki
An
r ber tanya, “Wahai Rasulullah, semoga Allah menjadikan aku sebagai fida’ anda, apakah itu khusus bagi dia, ataukah untuk
kamu semua?” Beliau menjawab, “Tidak, itu untuk kamu semua.” [HR Imam An Nas ’i dan Ibnu Hibban]
Dalam riwayat lain dituturkan, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, yang art inya: ”Barangsiapa menghibur saudaranya
yang ber iman yang t engah dalam musibah, niscaya Allah memakaikan kepadanya perhiasan yang menyenangkan dirinya
pada har i kiamat.” Beliau ditanya, “Apa yang menyenangkan itu?” Beliau menjaw ab,”Sesuatu yang menggembir akan.”[ HR
Imam Kha ib Al-Bagdadi dalam Tarikh Bagdad, dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Damsyiq]
Hendaknya keluarga jenazah dihibur dengan hal-hal yang bisa menyenangkan hati dan menghilangkan kesedihan mereka. Mereka
hendaknya dibawa dalam suasana kegembiraan dan kesabaran. M emang benar, kesedihan dan kedukaan adalah dua hal yang
lumrah dan manusiawi, akan tetapi, larut dalam kesedihan hingga melupakan kewajiban merupakan tindakan yang diharamkan oleh
I slam. Untuk it u, seorang yang sedang dilanda kesedihan dan kedukaan harus dihibur dengan kata-kata yang menyenangkan
namun tidak melanggar batas-batas syariat.
D. Ucapan Nabi Saw untuk Menghibur Keluarga Jenazah
I mam Nawawiy dalam kit ab Al-Azkar menget engahkan sebuah riwayat , dimana beliau berkomentar, bahwa riwayat
ini sangat baik digunakan untuk menghibur.
Bab 11 | Fikih Pengurusan Jenazah
20 5
Usamah bin Zaid RA berkata, “Sebagian putri-putri Usamah mengirim sur at kepada Rasulullah Saw , bahw a anaknya laki-
laki atau perempuan dalam suatu riwayat ia bernama Amimah binti Zaenab hampir meninggal dunia. Selanjutnya kami
melafazkan syahadat ke t elinganya.” Zaid ber kat a, “Lalu Rasulullah Saw membalas sur at itu kepadanya putr i Usamah
bin Zaid dan mengucapkan salam kepadanya; dan beliau ber sabda, “Sesungguhnya apa yang diambil dan yang diber i
hanyalah milik Allah Sw t; dan segala sesuatu di sisi-Nya telah ditetapkan ajalnya hingga batas w aktu yang telah ditentukan.
Untuk itu, sabarlah dan perhitungkanlah.” [ HR Bukhari dan M us- lim, Abu Dawud, Al-Nas ’i, I bnu Majah, I mam Ahmad, dan Al-
Baihaqi] .
Imam Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadis dengan isnad sahih, bahwa Rasulullah Saw berkata kepada perempuan An ar
yang bersedih hati karena ditinggal mati anaknya,”Sesungguhnya telah sampai kepadaku bahw a engkau ber sedih hati kar ena
anakmu.” Lantas, Rasulullah saw menyuruhnya agar bertaqwa kepada Allah dan ber sabar . Per empuan itu menjaw ab, “Ya
Rasulullah, bagaimana aku tidak akan ber sedih hati, sedangkan aku adalah per empuan r aqub yang ditinggal mati anaknya,
tidak beranak lagi, dan tidak punya anak lain?” Rasulullah Saw bersabda, “Yang disebut raqub ialah yang kekal anaknya.” Lalu,
beliau Saw melanjutkan ucapannya, “Seor ang muslim, baik laki- laki maupun per empuan yang ditinggal mati oleh tiga orang
anaknya yang sangat disayanginya, tidak ada baginya, kecuali Allah Sw t akan memasukkannya dengan tiga anak itu di dalam
sur ga.” Umar , yang saat itu ber ada di sebelah kanan Nabi Saw , ber tanya,” Demi bapakku, anda, dan ibuku, bagaimana kalau
dua orang anak? Rasulullah menjawab, “Sekalipun dua orang anak.” [HR Al-Hakim].
Dari Ummu Salamah diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw pernah menghibur keluarganya dengan sabdanya: “Allahum-
magfir li Abi As-Salamah, w a ir fa’ dar ajatuhu fi mahdiy n w a ukhlufhu f ‘aqibihi fi al-gabir n, w a ighfir lanaa w a lahu yaa
Rabb Al-‘Alaamiin, w a ifsah lahu fi qabr ihi w a naw w ir lahu f hi .” Ar t i nya: “ Ya Al l ah, ampuni l ah dosa Abu Sal amah,
t i nggi kanl ah der aj at nya dal am gol ongan yan g mendapat pet unj u k, ber i l ah ket ur unan yang bai k di bel akan g har i ,
ampunilah dosa kami, dan dosanya, Ya Rabb Semesta Alam, lapangkanlah kuburnya dan terangilah ia di dalam kuburnya.”
[ HR M uslim] .
Saat t akziy ah kepada ‘Abdul lah bin Ja’far, Nabi Saw ber k at a, “ Ya Al l ah, j adi kanl ah pen ggan t i Ja’f ar dal am
kel uar gany a, dan ber i l ah Abdul l ah bar akah dal am genggaman tangannya.” Beliau membaca doa ini tiga kali.
[ HR Ahmad dengan sanad sahih] .
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
20 6
Set el ah m emaham i per kar a pen gur u san j enazah i ni sebaiknya kamu lebih sigap unt uk mempraktikkannya pada
set i ap kesempat an yang ada. Baik kesempat an yang ada di l i ngkun gan r umah at aupun sekol ah, t at kal a ada ber i t a
kematian. Praktik ini amat perlu sekali, agar kamu benar-benar terampil dan bermanfaat ilmunya. Boleh jadi, suatu saat tidak
ada orang yang bisa menangani pengurusan jenazah, sehingga tidak ada pilihan lain kecuali kamu yang bisa dan memahami
urusan jenazah unt uk diselenggarakannya.
Bagaimana cara mempraktikkannya? Bila ada berita kematian, maka datangilah untuk mendapat-
kan kesempat an t er sebut . Pada t ahap awal , per gunakan kesempatan tersebut untuk menyaksikan dan ikut membantu
pengurusan jenazah. Misalnya, bagaimana memberi perlakuan terhadap jenazah yang baru meninggal dunia. Dari perlakuan
menutup mata jenazah , memandikan, mengkafani, menyalati, dan menguburkannya.
Akan tet api, pada kesempatan itu kamu juga sudah bisa mempr akt i kkan mat er i t akziyah kepada keluar ga j enazah,
apalagi bila temanmu sendiri yang sedang mendapat musibah kemat ian t ersebut . Prakt ikkan pula doa-doa yang pernah
di aj ar k an N abi Saw un t u k j enazah dan kel u ar ga yan g ditinggalkannya.
Pada t ah ap-t ah ap k esem pat an ber i ku t n ya, set el ah pengalaman beberapa kali ikut mengurusi jenazah, maka kamu
bisa lebih aktif menyelenggarakan pengurusan jenazah. Dari tahap awal hingga akhir. Pengalaman-pengalaman ini akan terus
ber kemban g dan ak hi r n ya m en j adi suat u k et er am pi l an t ersendiri yang kamu kuasai. Bukan sekadar dipahami saja.
Tetapi dapat memprakt ikkannya.
Namun demi ki an, ada bai knya bi l a sebel umnya juga di adakan semacam si mu l asi pen gu r u san j enazah. Agar
pel aj aran pengur usan j enazah i ni dapat di paham i dengan sebaik-baiknya, dan kelak tidak canggung lagi untuk ikut dalam
pengurusan jenazah di lingkungan masyarakat.
Pada si mul ai per agaan pengur u san j enazah bi sa menggunakan jenazah tiruan, berupa boneka, guling, teman, atau
gabungan di antara ketiganya. Pada saat peragaanmemandikan jenazah sebaiknya pelajar putri terpisah dari pelajar putra agar
diskusi dan pembahasannya bisa detil dan mendalam. Tanpa merasa risih, malu dan terkesan kurang etis, untuk dihadiri dan
dibahas bersama-sama pelajar putra dan putri.
Dengan dem i k i an, pada si mu l asi i ni k am u dapat memper agakan dan mendiskusi kan hal-hal pent i ng dal am
pengurusan jenazah. Seperti: 1.
M emperagakan t at a cara memandikan jenazah dengan at au t anpa air . M enggunakan jenazah t iruan, berupa
boneka atau guling.
D. Memperagakan Tata Cara Pengurusan Jenazah
Bab 11 | Fikih Pengurusan Jenazah
20 7
2. Memperagakan tata cara mengkafani jenazah. Menggunakan
kain kafan sungguhan atau kain lainnya yang t ersedia. Jenazah tiruan yang digunakan bisa berupa boneka, guling
atau temanmu.
4. Memperagakan tata cara salat jenazah. Silakan bergantian
dengan t em an -t em an mu u nt uk m en j adi i mam dan makmum.
5. M emperagakan t ata cara penguburan jenazah, jika ada
sarana peragaan yang bisa digunakan dan memadai.
1. Perlakuan ketika seorang Muslim meninggal dunia
adalah sebagai berikut: a
M en gat u pk an k edua m at a j enazah dan menyedekapkan tangannya di at as dada.
b M enut up t ubuh j enazah dengan kai n, at au
sesuatu yang bisa menutupi tubuh jenazah. c
M enunaikan kewajiban-kewajiban jenazah yang belum sempat di t unai kan, seper t i mel unasi
hutang, melaksanakan wasiat, sert a mengqada’ nazar dari jenazah, dan lain sebagainya.
d Seger a m em bu at per si apan u nt uk pr oses
penyelenggaraan jenazah; mulai dari penyiapan alat-alat yang dibutuhkan untuk memandikan,
mengkafani, menyolat kan, dan menguburkan jenazah.
2. Kewajiban seorang Muslim terhadap orang yang telah
meninggal dunia adalah: a
Memandikan jenazah b
M engkafani jenazah c
M enyolat kan jenazah d
M enguburkan jenazah 3.
Seorang M uslim wajib menyelenggarakan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat I slam. I a dilarang
mengadakan bid’ah-bid’ah dalam penyelenggar aan jenazah. Adapun bagaimana tata cara menyelenggara-
kan jenazah sudah dijelaskan secara panjang lebar pada bab ini.
4. M endoakan jenazah dengan doa-doa yang diajarkan
oleh Nabi M uhammad Saw, sahabat , dan generasi salafush shalih.
R an gk u m an
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
20 8
La t iha n Soa l Ba b 1 1
A. T an ggapi lah per n yataan -per n yataan i n i den gan j uj u r , sesu ai den gan
k eyak i n an m u , den gan car a m en con t r en g pada k olom yan g t er sed i a S= Setuju , T S= T idak Setuj u dan TT= Tidak T ahu . Kem udi an, salinlah
di bu ku latih anm u.
Per n yataan N o
Jawaban S
T S T T
Bil a seseorang secara syar’i sudah dinyatakan meninggal,
maka keluarga jenazah diwajib- kan menyegerakan penyeleng-
gar aan jenazah. Pasal nya, seor ang M usl i m t i dak boleh
menunda-menunda penyeleng- garaan jenazah tanpa ada uzur
syar’i. 1
Salah satu kewajiban keluarga jenazah adalah membayar dan
melunasi hutang-hutang jena- zah, walaupun harus mengha-
biskan harta peninggalan dari jenazah.
2
Alasan
3 Kewaji ban seor ang M usli m
terhadap keluarga orang yang meninggal dunia adalah meng-
hiburnya dengan pertunjukan seni, sehingga keluarga orang
yang meninggal dunia merasa terhibur.
Kain kafan yang digunakan untuk mengkafani jenazah harus dipilih
dari bahan yang paling bagus dan mahal. Di sunnahkan mengguna-
kan kain berwarna put ih atau warna-warna yang mencolok.
4
5 Orang yang memandikan jena-
zah, wajib menjaga rahasia atau aib jenazah. Orang yang meman-
dikan jenazah hendaknya dipilih dari keluarga dekat dan fakih
dalam urusan agama.
Bab 11 | Fikih Pengurusan Jenazah
20 9
B. Ber ilah tanda X pada jawaban yang paling tepat. K er jakanlah di
buku tugasm u.
1. Berikut ini adalah perlakuan yang har us dil akukan oleh seor ang M usl im
terhadap orang telah meninggal dunia, kecuali: a.
Memejamkan kedua mata jenazah b.
M enutupi jenazah dengan kain c.
M elunasi hutang-hutang jenazah d.
Meratap dan menangisi kepergian jenazah e.
M enyegerakan penyelenggaraan jenazah 2.
Yang termasuk rukun dalam salat jenazah adalah; a.
Membaca doa qunut. b.
Ruku’ dengan tumakninah c.
Mengucapkan takbir dengan suara keras d.
Membaca surah Al-Fatihah dan alawat atas Nabi Muhammad Saw e.
Suci dari hadas besar dan kecil 3.
Berikut ini adalah ketentuan-ketentuan bagi orang yang memandikan jenazah, kecuali:
a. Laki-laki memandikan jenazah laki-laki
b. Perempuan memandikan jenazah perempuan
c. Dipilih dari kalangan kerabat dan keluarga dekat
d. Dilarang menceritakan aib jenazah kepada orang lain
e. Dipilih dari anak yang paling sulung
4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini
1 Salah satu syarat sah salat jenazah adalah suci dari hadats besar dan kecil
2 Membaca doa untuk jenazah termasuk rukun sholat jenazah
3 Posisi imam sholat jenazah berada di dekat kaki jenazah
4 Orang yang mati dalam peperangan mati syahid tidak wajib dimandikan
5 Seorang M uslim wajib menyelenggarakan jenazah sesuai dengan tuntunan
syariat I slam. Dari pernyataan-pernyat aan di at as, mana pernyat aan yang benar?
a. 1, 4, dan 5
d. 2, 4, dan 5 b.
2, 3, dan 5 e. 1, 2, 4, dan 5
c. 1, 3, dan 4
5. Yang dimaksud dengan liang lahat adalah:
a. Lubang kematian
b. Lubang tempat menyimpan harta benda jenazah
c. Lubang tempat meletakkan jenazah
d. Lubang jenazah yang besar dan lebar
e. Lubang tempat menaruh makanan
6. Kain kafan untuk perempuan terdiri dari:
a. 2 lapis kain lebar, 1 kain kerudung, 1 penutup telinga, dan 1 penutup kepala
b. 2 lapis kain lebar, yang dibentuk menjadi sarung, 1 buah baju kurung, dan
1 buah kerudung c.
2 lapis kain lebar, 1 kain kerudung dan 1 baju sarung
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
210
d. 2 lapis kain lebar, 1 kain sarung, dan 1 kain kerudung
e. salah semua
7 . Berikut ini termasuk rukun-rukun salat jenazah kecuali:
a. Niat salat jenazah
d. Takbir empat kali b.
Membaca Al-Fat ihah e. Ruku’ dengan tumakninah
c. Membaca salawat atas nabi
8. Ber ikut ini adalah syar at -syarat jenazah yang wajib dimandikan menurut
ket entuan I slam kecuali; a.
Jenazah meninggal dalam keadaan Mukmin b.
Masih ada anggota tubuhnya, walaupun hanya sekerat daging c.
Mati tidak dalam peperangan bukan mati syahid d.
Murtad dari agama I slam e.
Salah semua 9.
Salat jenazah dilakukan dengan: a.
12 kali takbir d. 1 kali takbir
b. 14 kali takbir
e. 41 kali takbir c.
4 kali takbir 10 . Urutan-urutan yang benar dalam penyelenggaraan jenazah adalah:
a. Memandikan – mengkafani – menyalati – menguburkan
b. Memandikan – menyalati – mengkafani – menguburkan
c. Memandikan – mengkafani – menguburkan – menyalatkan
d. Mengkafani – menyalati – menguburkan – mendoakan
e. Memandikan – mendoakan- menguburkan- menyalati
C. Jawablah per tanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas.
1. Sebut kan perlakuan-perlakuan yang wajib dilakukan ketika seseorang telah
meninggal dunia 2.
Jelaskan rukun-rukun sholat jenazah, dan bacaan-bacaan yang wajib dibaca dalam salat jenazah
3. Jelaskan secara singkat tata cara memandikan jenazah
4. Jelaskan secara singkat bagaimana tata cara mengkafani jenazah perempuan
5. Sebutkan syarat-syarat bagi orang yang akan memandikan jenazah
D . D iskusikan dengan tem an-tem anm u per istiwa-per istiwa ber ikut ini
Praktikkan dengan teman-temanmu tata cara penyelenggaraan jenazah, mulai dari memandikan hingga menguburkan jenazah
Doa Penutup Majelis Ilmu
Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji syukur kepada-Mu, aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu
ﻚــﻴﻟإ بﻮــﺗأ و كﺮﻔـــﻐﺘﺳأ ﺖــﻧأ ﻻإ ﻪـــﻟإ ﻻ نأ ﺪﻬــﺷأ كﺪــﻤﺤﺑو ﻢـــﻬﻠﻟا ﻚﻧﺎﺤﺒــﺳ َ
َ ْ
ْ َ ِ
ِ ِ َ
ِ ُ
ْ ُ َ
َ َ
َ َ
َ َ
َ َ
ُ ِ ِ
ّ ْ
َ َ
َ َّ
ْ ْ َّ
ْ ُ َ
ْ ْ
َ َ
ُ َ
ُ
Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah
211
Tujuan Pembelajaran: Setelah membaca bab ini, siswa diharapkan memahami
arti khutbah, tablig, dakwah, dan bisa mempraktikkan- nya dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang muslim mempunyai kewaj iban unt uk menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Karena
menyampaikan kebenaran t ermasuk bagian dari amar makruf dan nahi munkar yang wajib dijalankan.
Di dalam I slam, menyampaikan kebenaran itu dapat dil akukan melal ui khut bah, t abl ig dan dakwah. Agar
kebenaran itu sampai pada tujuannya maka kit a perlu mengetahui tata caranya. Bagaimana tata cara khutbah, tablig
dan dakwah itu? Mari simak pelajaran dalam bab ini.
Gambar: Tablig Akbar Ramadan Bersama Aa Gym http:www.dpu-online.com
Kata Kunci:
Khut bah
Tablig
Dakw ah
Per siapan
Mater i
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
212 A. Pengertian Khutbah, Tablig dan Dakwah
1. Penger tian K hutbah
Menurut bahasa Arab, kata “khutbah” berasal dari kata “kh
aba” yang bermakna sabab al-amr i sebab dari suat u per int ah, at au ser uan yang disampai kan khat hi b di at as
mimbar. Menurut istilah yang bersifat umum, khutbah adalah seruan yang disampaikan oleh seseorang kepada individu, atau
sekelompok orang.
Adapun menurut istilah yang bersifat khusus, khut bah adalah seruan yang disampaikan oleh seorang kh ib penyeru
di dalam forum khusus dengan aturan-aturan yang khusus pula; misalnya khut bah Jum’at , I dul Fi t ri dan I dul A ha, ser t a
khutbah nikah. Di dalam khutbah Jum’ah, I dul Fitri, I dul A h dan pernikahan, ada ketentuan-ketentuan khusus yang harus
dipenuhi oleh seorang Muslim.
Kata “ khutbah” disebut kan di dalam riwayat -riwayat ahih, diantaranya riwayat yang dituturkan oleh I mam Bukhari
dari Anas Ra, bahwasanya ia berkata:
Gambar: Khutbah Jum’at Sumber: http1.bp.blogspot.com
“Rasulullah Saw ber khut bah dengan sebuah khut bah yang aku tidak per nah mendengar khutbah seper ti itu
sebel umny a. Bel i au ber sabda, “ Seandainy a kal ian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh, kalian akan
sedi kit t er t aw a dan bany ak m enangis” . [ H R I mam Bukhari]
Doa Menuntut Ilmu
Ya Allah, jadikanlah semua yang Engkau ajarkan kepada kami bermanfaat bagi kami, dan ajarkanlah kepada kami semua yang bermanfaat bagi kami, dan tambahkanlah ilmu kepada kami
ﺎــﻤﻠﻋ ﺎــﻧدز و ﺎﻨﻌـــﻔﻨﻳﺎﻣ ﺎﻨﻤـــﻠﻋو ﺎﻨﺘـــﻤﻠﻋ ﺎــﻤﺑِ ﺎــﻨﻌﻔﻧا ـــﻠﻟأ ً ْ ِ
ِ َ
َ ْ
ِ َ َ
َ َ ُ
َ َ
َ َ
َ ْ
َ ْ
ْ ّ
ّ ّ َ
َ َ
َ َ ْ ْ
َّ ُ
Bab 12 | Khutbah, Tablig dan Dakwah
213
2. Penger tian Tablig
M enur ut bahasa Ar ab, t abl i g ber asal dar i kat a balaga yang bermakna al- sh l penyampaian. Menurut
istilah, tablig adalah menyampaikan sesuatu kepada or- ang lain, baik informasi, ajaran, seruan, pesan, dan lain
sebagainya.
Al -Qur ’an m enyebut kan kat a bal aga den gan berbagai macam turunannya musytaq di banyak ayat,
di antaranya adalah firman Allah Swt:
Gambar: Tablig Akbar Sumber: httpwww.eramuslim.com
Gambar: Dakwah bil qaul Sumber: httpazansite.files.
wordpress.com
“Yait u or ang-or ang yang menyampaikan r isalah-r isalah Allah, mer eka t akut kepadaNya dan mer eka t iada mer asa
takut kepada seor angpun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Per hitungan”. [ QS Al-Ahz b 33: 39]
Di dalam hadi ahih dituturkan bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai manusi a, aku mengingat kan kepada kali an unt uk ber taqw a kepada Allah. Seandainya kalian mengetahui bahw a
aku telah menyampaikan r isalah dar i Tuhanku, niscaya kalian akan mengabar kan kepadaku, dan jika kalian menget ahui
bahwa aku telah lalai dalam menyampaikan r isalah Tuhanku, niscaya kalian mengabar kan kepadaku”. [ HR I mam Baihaqi] .
3. Penger tian D akwah
Menurut bahasa Arab, dakwah berasal dari kata yang bermakna ajakan
at au panggi l an. M en u r u t i st i l ah , d ak w a h adal ah per buat an yan g di t uj ukan agar seor ang cen der u ng
imalah at au t er dor ong t ar g b kepada sesuat u yang di dakwahkan. Dakwah menuju I slam berart i kegiat an
yan g di t u j u k an agar seseor an g con don g d an t er dorong masuk ke dalam I slam. Kegiat an dakwah
t i dak t erbat as hanya pada ser uan-seruan saja da’w ah bil qaul, t et api, juga mencakup semua kegiat an yang
bi sa mendorong seseorang kepada I slam da’w ah bi l h l.
Alla©³na yuballig μna ris±l±till±hi wa
yakhsyaunah μ wa l± yakhsyauna a¥adan
illall±ha, wa kaf± bill±hi ¥as³b±n