Jual Beli Fa sid Rusak

Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 69 yang diharamkan di dalam I slam. Namun, jika kefasidannya bisa dihilangkan, maka jual beli tersebut menjadi absah halal. Jual beli yang termasuk jual beli fasid adalah sebagai berikut: ƒ M embeli barang yang sedang ditawar oleh orang lain yang masih berada dalam khiyar pilihan. I mam Bukhari dan Muslim menuturkan sebuah hadis, bahwasanya Nabi Saw bersabda: “Janganl ah membel i bar ang y ang sedang dibeli oleh saudar anya, dan janganlah menaw ar di atas t aw ar an saudar anya, hingga ia mengijinkannya, atau ia membatalkannya”. [ HR I mam Bukhari dan Muslimdari Abu Hurairah] . ƒ Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar , padahal i a t idak ingin kepada bar ang t ersebut , tet api semata-mata agar orang lain tidak dapat membeli barang tersebut . ƒ Jual beli tanpa mengetahui harga pasar. Di masa dahulu, Nabi Saw mel ar ang kaum M usl im menemui dan menghentikan orang-orang desa yang membawa barang ke pasar, dan membeli barang tersebut dengan harga murah, sebelum orang-orang desa tersebut sampai ke pasar dan menget ahui har ga pasar. I mam Bukhar i dan M usl im menuturkan sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya beliau Saw bersabda, yang artinya: “Janganlah kalian cegat di jalanan orang yang berkendaraan itu orang desa yang membawa bar angnya ke pasar , dan janganlah or ang kota ber j ual beli dengan or ang dusun y ang t idak t ahu harganya”. [HR Imam Bukhari dan Muslim] . Larangan jual beli antara penduduk kota dan desa sebelum tiba di pasar dikarenakan orang desa tidak mengetahui harga pasar. Jika ketidaktahuan terhadap harga ini lenyap, maka transaksi jual beli tersebut tidak lagi disebut jual beli fasid. ƒ Memperjualbelikan barang yang baru dibeli namun belum diterima di tangan pembeli. Tetapi, jika barang t ersebut diamanahkan oleh pembel i kepada penjualnya, maka apabi l a penj ual menj ual nya, maka j ual bel i t er sebut di anggap absah. Nabi Saw ber sabda: “ Bar an gsi apa membeli makanan, maka jangan menjualnya sebelum ia mener ima”. [ HR I mam Muslim dari I bnu Abbas Ra] . ƒ Jual beli buah-buahan sebelum nyata buahnya, sepert i menj ual put ik buah, at au menjual t anaman padi yang masih menghijau. Jual beli seperti ini disebut jual beli ijon. Nabi saw melarang praktek jual beli seperti ini. I mam Bukhari dan Muslim menuturkan sebuah riwayat dari I bnu ‘Umar Ra, bahwasanya Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian menjual kur ma hingga buahnya pantas dipetik”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim] Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 70

d. Jual Beli Sa la m

Jual beli as-salam atau as-salaf merupakan salah satu bent uk jual-beli, dimana, pembeli menyerahkan uang secar a t unai kepada penj ual u nt uk membel i suat u komoditas yang akan diserahkan oleh penjual beberapa waktu kemudian, berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Jenis transaksi seperti ini hukumnya mubah. Ada beberapa hadis Nabi Saw yang menunjukkan kebolehan jual beli salam pesanan. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan I bnu Abbas, bahwasanya ketika Gambar: Orang desa menjajakan dagangan ke pasar kota Sumber:httpnusantaraphotoclub.org Rasulullah Saw datang di Madinah, penduduk Madinah sudah t er bi asa m el ak uk an j ual bel i k ur ma den gan car a sal am pemesanan dengan tempo sat u atau dua t ahun. Rasulullah Saw kemudian bersabda, yang artinya: “Bar ang siapa yang melakukan aqad salaf pada suatu bar ang, hendaklah dia mel akukannya dal am t akar an y ang t elah diketahui dan timbangan yang telah diketahui sampai pada tempo yang telah diketahui”. [ HR I mam Bukhari] . Abdullah bin Aufa –salah seor ang sahabat Nabi Saw — juga menyatakan bahwa dia melakukan salam di masa Nabi Saw , Abu Bakar, dan Umar. [HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah]. Jual beli salam dianggap absah jika t el ah memenuhi syarat berikut ini: 1 Per t ama, benda yang dij adi kan sebagai obj ek sal am haruslah benda yang tertimbang, tertakar, dan terhitung. Ketentuan bahwa bendanya harus tertakar dan tertimbang didasarkan pada hadic Nabi Saw riwayat I bnu Abbas di atas. Di samping hadic di atas, juga ada riwayat lain yang lebih tegas membatasi salam dalam benda yang dapat ditakar dan dapat ditimbang. Dar i I bnu Abbas Rasulullah Saw bersabda yang art inya: “Bar ang siapa yang melakukan salaf, janganlah melakukannya dalam takar an yang telah diketahui dan timbangan yang telah diketahui”. [HR Mus- lim] . Sedangkan ket entuan harus t erhitung didasarkan pada ijma’ sahabat. 2 Benda yang di jadi kan sebagai obj ek salam it u harus digambarkan secara jelas dan gamblang, sepert i beras, mangga gadung, sal ak bi nj e, dan sebagai nya. Dal am transaksi jual beli salam , t idak boleh hanya dinyatakan membeli mangga saja, sebab jenis mangga amat banyak. Jika tidak terdeskripsikan secara jelas, terbukalah peluang terjadinya perselisihan dan persengket aan. 3 Ketiga, jual-beli itu harus bertempo, dan temponya harus jelas. Salam tidak sah jika barang yang dibeli diserahkan Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 71 secara kontan saat aqad atau bertempo tetapi waktunya tidak jelas. Sebab dalam Hadis Nabi Saw di atas disebutkan ila ajalin ma’lumin sampai pada tempo yang telah diketahui. 4 Uang yang digunakan unt uk membeli harus diserahkan dalam majelis aqad. Apabila pelaku t ransaksi berpisah sement ar a uangnya bel u m di ser ahk an secar a kesel uruhan, maka salam i t u bat al . Ji ka yang t idak diserahkan sebagian, maka bagian uang yang diserahkan dalam majelis aqad itu sah. Sementara bagian yang tidak diserahkan tidak sah. 5 Tidak boleh ada al-gabn al-fahisy harga terlalu rendah at au t inggi di bandingkan dengan harga pasaran pada umumnya. Ukuran t elah terjadi al-gabn al-fahisy atau tidak dibandingkan dengan harga serupa di pasaran saat berlangsungnya transaksi jual-beli salam , bukan pada saat barang di serahkan. Apabil a t er jadi al -gabn al -f ahisy, maka hukumnya seperti hukum al-gabn al-fahisy dalam j ual -beli . Pi hak yang di r ugi kan memi l iki hak khiy ar , memilih di ant ara dua pilihan: melanjut kan aqad at au membat alkannya. 6 Barang yang diperjualbelikan salam tidak disyaratkan sudah ada ketika berlangsungnya aqad. Sebab, adanya transaksi salam buah kurma dalam tempo setahun atau dua tahun menunjukkan kurmanya belum ada. Abdullah bin Abi al- Mujalid bertanya kepada Abu Awfa t entang salaf, beliau menjawab: “Kami dahulu mel akukan sal af pada masa Rasulullah saw saw , Abu Bakar , dan Umar dalam hal jew aw ut, gandum, dan kur ma dengan suatu kaum yang kami tidak mengetahui apakah mer eka memiliki bar ang t er sebut at au t i dak. I bnu Abza j u ga m en yat akan demikian”. [ HR I mam An-Nasa’i]

e. Jual Beli K r edit

Jual beli kredit adalah jual beli barang dengan membayar harga barang secara bert ahap, t idak kontan. Jual beli kredit termasuk dalam transaksi jual beli yang dibolehkan oleh syariat. Penjual barang jika mengatakan kepada pembeli, “Jika engkau membeli barang ini dengan kont an, harganya Rp2.000.000 namun j i ka engkau membel i nya dengan kr edi t , harganya Rp3.0 0 0.0 0 0 dengan pembayar an t i ap bul an Rp10 0 .0 0 0 selama 30 bulan”, maka pembeli boleh membeli dengan cara kontan atau kredit, sesuai dengan keinginannya.

f. Per selisihan Antar a Penjual dan Pem beli

Apabila penjual dan pembeli berselisih mengenai harga barang, dan di antara keduanya tidak ada kejelasan, maka yang menjadi rujukan dan pegangan adalah harga yang dikemukakan