Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
74
menjadi qir a bersyarat , baik syarat t ersebut berujud perbuat an, sepert i jika pemberi pinjaman mengat akan,
“Saya pinjamkan barang ini, setelah barang ini saya pakai selama satu bulan”; atau persyaratan waktu, seperti jika
pemberi pinjaman mengatakan, “Saya pinjamkan barang ini setelah seminggu lagi, atau dua bulan lagi”.
b.4 . Lar angan M engam bil M anfaat dar i Pinjam an
Qira ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan menolong orang lain yang sedang membut uhkan.
Qi r a t i dak di t uj ukan unt uk mengekspl oi t asi at au
menzalimi peminjam. Orang yang memberikan pinjaman tidak diperkenankan mengambil manfaat dari harta yang
ia pinjamkan kepada orang lain. Begitu juga sebaliknya, orang yang m ener im a pinjaman t idak diperkenankan
mengembalikan kepada pemberi pinjaman lebih dari yang dipinjamkan kepadanya. Ket entuan ini didasarkan pada
kaedah u ul fikih:
“Setiap pinjaman yang menarik manfaat adalah riba” Or ang yang memi nj am pemi nj am t i dak
diperkenankan menyerahkan harta atau barang miliknya kepada pemberi pinjaman agar ia pemberi pinjaman bisa
memanfaat kan har t a at au bar ang t er sebut . Pember i pinjaman tidak boleh meminta kepada peminjam unt uk
mengembalikan hutang dengan disertai tambahan, seperti yang diprakt ikkan oleh bank-bank konvensional dengan
menarik tambahan fee pinjaman sebesar 1, 2, dan 3 dar i t ot al pi nj aman. Tambahan yang di kenakan at as
pinjaman seperti ini termasuk riba yang diharamkan oleh I slam.
b.5. Lar angan M enunda-nunda Pem bayar an H utang Bagi Yang Telah M am pu M em bayar
Orang yang telah mampu membayar hutang diharamkan menunda-nunda pembayaran hut angnya. Pasal nya
per buat an seper t i i ni t ermasuk kezal iman. Nabi Saw bersabda, yang artinya:
“Menunda-nunda pembayar an bagi yang mampu membayar adalah kedzaliman. Apabila salah seor ang
diantar a kamu, piut angnya dialihkan pembayar annya kepada or ang k ay a, m ak a hendakny a i a t er i m a
pengalihan utang ter sebut”. [ HR Mutafaq ‘alaih dari Abu Hurairah]
Gambar: Pinjam meminjam uang Sumber: http:pekanawah.files.
wordpress.com
ﺎــﺑر َ ِ ﻮــﻬﻓ
ﺔﻌﻔﻨﻣ ﺮـﺟ ضﺮـﻗ ﻞـﻛ َ ُ َ
َ ً
َ َ ْ
َ َّ َ ٍ ْ ُّ ُ
Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam
75
b.6 . Pem beri Pinjam an Disunnahkan M enangguhkan Tagih an , atau M em bebaskan Sebagian atau
Keselur uhan H utang
Orang yang memberikan pinjaman disunnahkan unt uk menangguhkan tagihan hut angnya, atau membebaskan
sebagian atau keseluruhan hutangnya. Tujuan penangguhan tagihan atau pembebasan hutang adalah untuk memperingan
beban orang yang berhutang. Di dalam Al-Qur’an dan hadis sahih, Allah Swt dan Rasul-Nya mendorong umatnya untuk
memberi tangguh atau membebaskan hutang.
Firman Allah Swt yang artinya: “Dan jika orang yang ber hutang itu dalam kesukar an, maka ber ilah tangguh
sampai dia ber kelapangan. Dan menyedekahkan sebagian at au semua ut ang i t u, lebih bai k bagimu, ji ka kamu
mengetahui”. [QS Al-Baqarah 2: 280].
Sabda Nabi Saw yang artinya: “Bar angsiapa membe- r ikan penangguhan kepada or ang yang t engah ber ada
dalam kesulitan atau membebaskannya, niscaya Allah akan menaunginya di baw ah naunganNya”. [ HR Ahmad
dan Muslim dari Qatadah] .
3. Gadai Ar -Ra hn a. Penger tian dan H ukum Ar -r a hn
Menurut bahasa Arab, ar -r ahn gadai bermakna al-aubut t et ap dan ad-daw m langgeng t erus menerus. Adapun
makna r ahn menurut syariat adalah menjadikan harta yang memiliki nilai dalam pandangan syariat sebagai jaminan at as
hutang, agar pemilik hutang bisa membayar hutangnya dengan harga dari barang jaminan tersebut jika ia tidak bisa membayar
hutangnya tepat pada waktu penunaiannya.
Kebolehan melakukan gadai ar -r ahn ditetapkan oleh Al- Qur’an dan Sunnah. Allah Swt berfirman yang artinya: “Jika
kamu dalam perjalanan dan ber mu’amalah tidak secar a tunai sedang kamu t i dak m emper ol eh seor ang penul i s, maka
hendaklah ada bar ang tanggungan yang dipegang oleh yang ber piutang”. [QS Al-Baqarah 2: 283]
Adapun di dal am hadi s, I mam Buk har i dan M usl i m meriwayat kan sebuah hadis dari ‘Aisyah Ra bahwasanya ia
berkat a: “Nabi Saw per nah menggadaikan baju besinya di M adinah kepada seor ang Yahudi , dan bel iau mengambi l
gandum dar i or ang t er sebut unt uk memenuhi kebut uhan keluar ga beliau Saw ”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim]
b. Rukun-r ukun Ra hn Gadai
Rahn gadai baru dianggap absah jika t elah memenuhi rukun-rukun r ahn. Rukunnya, yaitu: