Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam
73
3 Harta yang dipinjamkan
4 I jab qabul
b.1. Syar at-syar at Pem ber i dan Pener im a Pinjam an.
Pemberi dan penerima pinjaman disyaratkan berakal. Qira
yang dilakukan oleh orang gila at au orang yang lemah akalnya t idak dianggap absah. Firman Allah Swt , yang
artinya: “Dan janganlah kamu berikan har tamu itu kepada orang yang bodoh dan har ta itu dijadikan Allah untukmu
sebagai pokok penghidupan”. [ QS An-Nis
’ 4: 5]
Transaksi dilakukan atas kehendak dan kerelaan dirinya sendiri. Qir a dianggap tidak sah jika dilakukan dengan
paksaan. Sabda Nabi Saw, yang artinya: “Sesungguhnya j ual bel i i t u bar u di an ggap sah j i ka ber dasar kan
ker elaan”. [ HR I bnu Hibban dan I bnu M ajah]
Keadaan pemberi hutang dan pengutang bukanlah orang
yang bodoh dalam hal Mu’amalah. Lihat QS An-Nis ’ 4: 5
Telah mencapai usia balig. Qir a yang dilakukan oleh anak kecil dianggap tidak sah.
b.2. Syar at-syar at Ber kenaan dengan Bar ang yang D ipinjam kan.
Barang yang dipinjamkan bukan termasuk barang haram
dan najis, sepert i anjing, babi, khamer, bangkai, darah, berhala, dan lain sebagainya.
Barang yang dipinjamkan dapat dikuasai dan substansinya
telah jelas benar. Tidak absah qir a pada binatang yang sedang lari, ikan yang berada di dalam air, janin yang ada
di dalam perut, dan lain sebagainya.
Barang yang dipinjamkan adalah milik sendiri dan di bawah
penguasannya. Tidak absah meminjamkan barang milik orang lain, atau akan dimiliki.
b.3 . Syar at-syar at I j a b Qa bu l
Per k at aan I j ab dan qabul t i dak di anggap sah j i k a
dipisahkan at au dij eda oleh dur asi wakt u yang lama. M isalnya, ket ika pemberi pinjaman sudah menyatakan,
“Saya meminjamkan kepada anda barang ini dalam tenggat seki an bul an ” , pen er i m a pi nj am an t i dak l an gsun g
menyahut, tetapi diam saja dalam waktu yang lama, dan tidak menimpali perkat aan pemberi pinjamanl.
I jab dan qabul tidak boleh disela dengan perkataan, atau
ucapan-ucapan lain, yang bisa merusak keabsahan I jab dan qabul.
I jab qabul dianggap tidak absah jika di dalamnya disertai
dengan syarat-syarat yang menyebabkan qira tersebut
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
74
menjadi qir a bersyarat , baik syarat t ersebut berujud perbuat an, sepert i jika pemberi pinjaman mengat akan,
“Saya pinjamkan barang ini, setelah barang ini saya pakai selama satu bulan”; atau persyaratan waktu, seperti jika
pemberi pinjaman mengatakan, “Saya pinjamkan barang ini setelah seminggu lagi, atau dua bulan lagi”.
b.4 . Lar angan M engam bil M anfaat dar i Pinjam an
Qira ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan menolong orang lain yang sedang membut uhkan.
Qi r a t i dak di t uj ukan unt uk mengekspl oi t asi at au
menzalimi peminjam. Orang yang memberikan pinjaman tidak diperkenankan mengambil manfaat dari harta yang
ia pinjamkan kepada orang lain. Begitu juga sebaliknya, orang yang m ener im a pinjaman t idak diperkenankan
mengembalikan kepada pemberi pinjaman lebih dari yang dipinjamkan kepadanya. Ket entuan ini didasarkan pada
kaedah u ul fikih:
“Setiap pinjaman yang menarik manfaat adalah riba” Or ang yang memi nj am pemi nj am t i dak
diperkenankan menyerahkan harta atau barang miliknya kepada pemberi pinjaman agar ia pemberi pinjaman bisa
memanfaat kan har t a at au bar ang t er sebut . Pember i pinjaman tidak boleh meminta kepada peminjam unt uk
mengembalikan hutang dengan disertai tambahan, seperti yang diprakt ikkan oleh bank-bank konvensional dengan
menarik tambahan fee pinjaman sebesar 1, 2, dan 3 dar i t ot al pi nj aman. Tambahan yang di kenakan at as
pinjaman seperti ini termasuk riba yang diharamkan oleh I slam.
b.5. Lar angan M enunda-nunda Pem bayar an H utang Bagi Yang Telah M am pu M em bayar
Orang yang telah mampu membayar hutang diharamkan menunda-nunda pembayaran hut angnya. Pasal nya
per buat an seper t i i ni t ermasuk kezal iman. Nabi Saw bersabda, yang artinya:
“Menunda-nunda pembayar an bagi yang mampu membayar adalah kedzaliman. Apabila salah seor ang
diantar a kamu, piut angnya dialihkan pembayar annya kepada or ang k ay a, m ak a hendakny a i a t er i m a
pengalihan utang ter sebut”. [ HR Mutafaq ‘alaih dari Abu Hurairah]
Gambar: Pinjam meminjam uang Sumber: http:pekanawah.files.
wordpress.com
ﺎــﺑر َ ِ ﻮــﻬﻓ
ﺔﻌﻔﻨﻣ ﺮـﺟ ضﺮـﻗ ﻞـﻛ َ ُ َ
َ ً
َ َ ْ
َ َّ َ ٍ ْ ُّ ُ