3 . Syar at-syar at I jab Qabul Lafaz Ser ah Ter im a

Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 78 yang dibeli dengan kredit tersebut t idak boleh dijadikan sebagai agunan. Agunan harus diambil dari barang lain, dan tidak boleh dari barang yang dibeli. ƒ Pada masa jahiliyyah, jika ar -r hin tidak mampu membayar hutang atau barang yang dibelinya secara kredit, tepat pada waktunya, maka barang agunan tersebut langsung menjadi milik al-murtahin. Praktik ini diharamkan oleh Nabi Saw. Sabda Nabi Saw yang art inya: “Agunan itu tidak boleh dihalangi dar i pemilik yang telah mengagunkannya, dan ia ber hak at as kelebihannya, dan w ajib menanggung ker ugiannya”. [ HR I mam Asy Syafi’i, dan Baihaqi] . At as dasar it u, jika ar -r âhi n t idak mampu membayar hutangnya, atau tidak mampu membayar harga barang yang dibelinya secara kredit, maka, mur tahin berhak menjual barang agunan tersebut. Jika harga barang agunan itu lebih besar daripada hutang ar -r hin, maka kelebihannya harus dikembalikan kepada ar-r hin. Namun, jika harga barang agunan tersebut lebih rendah daripada hutangnya, maka ar- r hin wajib menutupi kekurangannya. ƒ Set el ah serah t eri ma bar ang agunan berada di bawah kekuasaan al-mur tahin. Tetapi, mur tahin t idak boleh memanfaatkan barang agunan tersebut. Sebab, barang agunan tersebut pada dasarnya tetaplah milik ar -r hin, sehingga pemanfaatan barang tersebut menjadi milik dari ar -r hin. Oleh karena itu, ar-r hin berhak menyewakan bar ang agunannya, semi sal r umah, kendar aan , at au barang-barang lain yang ia agunkan, kepada orang lain atau kepada al-mur tahin. Ar -r hin juga berhak dan dibolehkan menghadiahkan manfaat barang agunan itu kepada orang lain maupun al-mur tahin, selama hal itu tidak mengurangi manfaat barang agunan tersebut. ƒ Jika barang agunan it u dijaminkan oleh ar -r hin pada transaksi hutang piutang qar d, di mana ar -r hin harus mengembalikan hut angnya dengan jenis dan nilai yang sama, seperti pada kasus peminjaman uang Rp.500 juta r upiah yang har us di bayar sebesar Rp.50 0 jut a, at au peminjaman atas beras 50 ton, yang harus dibayar dengan ber as 50 t on dan dengan j eni s yang sam a, maka, al - mur t ahi n t idak bol eh memanfaat kan bar ang agunan sedikit pun, walaupun hal it u dii jinkan oleh ar -r hin. Sebab, hut ang pi ut ang yang m enar i k suat u m anf aat termasuk dalam kategori riba. ƒ Namun jika barang agunan itu dijaminkan oleh ar -r hin pada t r ansaksi hut ang at as barang-bar ang yang t idak m em i l i ki padanan, at au sul i t di car i kan padanannya, misalnya hewan, kayu bakar, properti, dan barang sejenis yang hanya bisa dihitung berdasarkan nilainya, maka al- mur tahin boleh memanfaatkan barang agunan t ersebut atas ijin dari ar -r hin.