K ekhususan N abi M uham m ad dan Risalahnya

Bab 3 | Beriman Kepada Rasul-rasul Allah 39 t i dak mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia. Al lah Swt ber fir man, yang art i nya: “...Dan ingatlah akan har i ketika Kami bangkitkan pada t i ap-t iap umat seor ang saksi at as mer eka dar i m er eka sendi r i dan Kami dat an gkan kam u M uhammad menjadi saksi at as sel ur uh umat manusia. Dan Kami tur unkan kepadamu Al Kitab Al-Qur ’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan pet unjuk ser t a r ahmat dan kabar gembir a bagi or ang-or ang yang ber ser ah dir i.” [ QS An-Nahl 16: 89] c. Risalah yang dibawa oleh Nabi M uhammad Saw ditujukan untuk mempermudah dan memperingan beban umat manusia. Dengan demikian, salah satu keist imewaan agama I slam dibandingkan dengan agama yang lain adalah kemudahan dan kesanggupan manusia untuk memikulnya. Allah Swt berfirman, yang artinya: “yaitu or - ang-or ang yang mengikuti r asul, nabi yang ummi yang namanya mer eka dapati ter t ulis di dalam Taur at dan I njil yang ada di sisi mer eka, yang menyur uh mer eka menger jakan yang ma’r uf dan melar ang mer eka dari menger jakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mer eka segala yang baik dan menghar amkan bagi mer eka segal a yang bur uk dan membuang dar i mer eka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mer eka. M aka or ang-or ang y ang ber i man kepadany a, m em ul i akanny a, m enol ongny a dan m engi kut i cahaya yang ter ang yang ditur unkan kepadanya Al -Qur ’an, mer eka i t ul ah or ang-or ang y ang ber untung.” [QS Al-A’r f 7: 157] . K ekhususan N abi M uham m ad Saw “Aku diber i li ma perkara yang tidak diberi- kan kepada seorang Nabi pun sebel umku, dan t idaklah aku mengat a- kannya unt uk menyom- bongkan dir i. Aku diut us kepada sel ur uh umat manusi a, baik yang ber kulit mer ah dan hitam. Aku ditolong unt uk dij auhkan dar i ket akutan sejauh per ja- lanan satu bulan. Tel ah dihalal kan bagiku rampasan perang y ang t i dak dihalal kan bagi seor ang pun sebe- lumku. Semua bumi dija- dikan unt ukku seba-gai masjid dan suci. Aku diber i syafa’ah yang akan aku ber ikan kepada umat ku, y akni bagi siapa saja yang tidak meny ekut ukan Al lah dengan satu apapun”. [HR. Imam Ahmad] K h azan ah

C. Tanda-tanda Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah

Tanda-tanda beriman kepada nabi dan rasul Allah adalah sebagai berikut; 1. Membenarkan dan menyakini sepenuhnya kenabian dan kerasulan mereka. Menyakini kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad Saw harus diwujudkan dalam bentuk mengimani bahwa di samping sebagai manusia biasa, beliau Saw adalah seorang nabi dan r asul Allah; mengucapkan syahadat kenabian; mencintai dan mentaati beliau Saw. Sedangkan menyakini kenabian dan kerasulan para nabi sebelum Nabi M uhammad Saw diwujudkan dengan car a mengimani kenabian dan kerasulan mereka, membenarkan kisah-kisah mereka, menegakkan ajaran tauhid yang mereka bawa, dan Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 40 Ditutur kan dari Asy Sya’bi , dar i Jabir bi n ‘Abdullah RA, dar i Nabi SAW, bahw asany a i a ber kata: “ Sesu n g g u h n y a Umar mendat angi Nabi SAW dan berkata, “Kami telah mendengar hadis- hadis dar i Yahudi yang membuat kami t akj ub, l ant as bol ehl ah kami menulis sebagiannya? Nabi SAW menj a- w ab, “ Apakah kal i an mer asa ada yang kur ang dal am agama I sl am, sebagai m an a or an g Yahudi dan Nasr an i mer asa ada yang kur ang dalam agama mer eka? Sungguh, aku telah membaw a unt uk kalian y ang put i h suci. Dan seandai nya M usa AS masi h hi dup hi ngga sekar ang, maka tidak ada keluasan baginya, kecuali akan menjadi pengikut- ku”. [Imam Baihaqi, Sya’b Al- I man, juz 1 194] K h azan ah Kehar usan M engikuti N abi M uham m ad Saw mengambil pel aj aran dar i kisah-kisah mer eka. Adapun syariat yang diberlakukan untuk mereka tidak boleh diikut i dan dilaksanakan oleh umat I slam, kecual i j i ka dit et apkan menjadi syar i at Nabi M uhammad Saw, seper t i khit an, haj i , dan l ai n sebagainya. Sebab, syariat yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam adalah syariat Nabi Muhammad Saw, bukan syariat para rasul sebelum Nabi Saw. Ketentuan semacam ini didasarkan pada kaedah fikih, “syar ’u man qablan laisa syar ’an lan ” syar iat sebelum kita, bukanlah syar iat bagi kita. 2. M enyakini kebenaran risalah yang mereka bawa, dengan pembenar an yang past i t anpa di susupi ker aguan sediki t pun. Seorang M ukmi n waji b menyakini kebenaran risalah yang dibawa oleh rasul- rasul terdahulu dan Nabi Muhammad Saw, namun dia t i dak boleh mal aksanakan syariat mer eka [ l ihat penjelasan pada point 1]. Sedangkan sikap seor ang M ukmin t erhadap risalah Nabi M uhammad adal ah mengimani dan melaksanakannya secara menyeluruh dan sempurna dalam setiap aspek kehidupan. Seorang Mukmin wajib mengikatkan dirinya dengan sunnah Nabi Saw. Sebab, per buat an seor ang M ukmi n t idak akan per nah diterima oleh Allah Swt , jika tidak sejalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Nabi Saw bersabda, yang art inya: “Bar ang-siapa menger jakan suat u per buatan yang tidak sesuai dengan per intah kami, maka per buatan itu ter tolak.” [ HR I mam Bukhari dan Muslim] 3. M encint ai dan memuliakan para Nabi dan Rasul. Seorang Mukmin wajib memuliakan dan mencintai para Nabi dan Rasul, serta tidak pernah membeda- bedakan sat u dengan yang l ai n. Kecint aan dan pemuliaan t erhadap Nabi dan Rasul diwujudkan dalam bent uk menjaga kesucian dan kehormatan mereka, dan mendoakan mereka. Mencintai dan memuliakan Nabi Saw diwujud- kan dengan cara mencintai beliau melebihi kecintaan kita terhadap harta, keluarga, dan diri kita sendiri; menghormati keluarganya dan para sahabatnya. Nabi Saw bersabda, yang artinya: “Tidak beriman seorang hamba hingga aku lebih dicintai dar ipada keluar ga- nya, hartanya, dan seluruh manusia yang lainnya”. [HR Imam Bukhari dan Muslim] Mencintai dan memuliakan Nabi Muhammad Saw harus diwujudkan dalam bentuk menghidupkan sunnahnya, dan memeliharanya dari setiap bentuk penodaan, penist aan, dan penghinaan. Seorang Bab 3 | Beriman Kepada Rasul-rasul Allah 41 D. Contoh Perilaku yang Mencerminkan Keiman- an Kepada Rasul-rasul Allah Seorang yang beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt akan menampilkan perilaku-perilaku berikut ini: 1. Selalu menjaga tauhidnya dari setiap bentuk kekafiran dan kesyirikan. Pasalnya, seorang Mukmin memahami bahwa mi si di u t u sn ya par a Nabi dan Rasul adal ah un t u k menegakkan kalimat tauhid dan melenyapkan kesyirikan di muka bumi. Allah Swt berfirman, yang artinya: “ D a n sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyer ukan: “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah taghut itu”. Maka di antar a umat itu ada or ang- or ang yang diber i petunjuk oleh Allah dan ada pula di ant ar any a or ang-or ang y ang t el ah past i kesesat an bagi ny a. M aka ber j al anlah kamu di muka bumi dan per hatikanlah bagaimana kesudahan or ang-or ang yang mendustakan r asul-r asul”. [ QS An-Na l 16:36] 2. Bisa menarik pelajaran-pelajaran penting dari kisah-kisah para nabi dan rasul. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mer eka it u t er dapat pengajar an bagi or ang-or ang yang mempunyai akal. Al Qur an itu bukanlah cer ita yang dibuat-buat, akan tetapi membenar kan ki t ab-kit ab y ang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan r ahmat bagi kaum yang ber iman”.[QS Yusuf 12:111]. Pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah-kisah Nabi Saw adal ah k et eguhan dal am memegang dan mendakwahkan kebenaran, kesabaran dalam menanggung resiko-resiko dakwah, serta keimanan terhadap janji Allah Swt iqqah bi w a’dill h. Atas dasar itu, seorang Mukmin harus melengkapi dirinya dengan keteguhan, kesabaran, serta keimanan terhadap janji Allah Swt. 3. H i dup sejalan dengan sunnah Nabi M uhammad Saw. Wuj ud kei manan seor ang M ukmi n t er hadap Nabi M uhammad Saw adal ah mempr akt ek kan sun nah- sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, seseorang belum disebut Mukmin sejati jika dia tidak menjalankan syar i at Al l ah dan Rasu l - Nya dal am sel u r u h aspek kehidupan. Selain itu, seseorang tidak disebut mencintai Allah Swt jika dia tidak menjalankan sunnah Nabi Saw. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Katakanlah: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Mukmin dilarang mendustakan dan mengingkari sunnah Nabi Muhammad Saw. Sebab, siapa saja yang mengingkari sunnah Nabi Saw, dia telah keluar dari agama Islam. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 42 Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [ QS Ali- I mr n 3:31] Ket i k a menaf si r kan ayat i ni , I m am I bn u Ka r menyatakan, “Ayat ini mer upakan pembukti, “Siapa saja yang mengaku menci nt ai Allah Sw t , namun i a t idak ber jalan sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan oleh Nabi M uhammad Saw , maka or ang t er sebut hany a ber dust a saj a. Dir iny a diakui benar -benar mencint ai All ah, t at kala ia mengikut i ajar an yang di baw a oleh Muhammad Saw , baik dalam per kataan, per buatan, dan per set ujuan beliau Saw .” I bnu ‘Abbas RA berkata: “Ada seor ang laki-laki buta mempun y ai seor ang i st er i y ang suka mencel a dan menjelek-jelekkan Nabi Saw. Suatu saat, w anita itu kembali mencela Nabi Saw . Laki-laki itu melar angnya, namun ia tidak menggubr isnya. Bahkan, laki-laki itu juga ber usaha mencegahnya, namun ia tetap melakukannya. Pada suatu malam, w anita itu kembali menghujat dan mencela Nabi Saw . Laki-laki itu pun mengambil sebuah kapak dan dihujamkan ke per ut ister inya hingga mati. Pagi har inya, per ist iw a it u dikabar kan Allah Sw t kepada Rasulullah Saw , dan beliau Saw seger a mengum- pulkan kaum Muslim ser aya ber kata: “Dengan menyebut Asma Allah, aku berhar ap orang yang melakukannya –yang tindakannya itu benar--, berdiri.” Kemudian, aku melihat seorang laki-laki buta itu ber diri dan ber jal an mer aba-r aba hi ngga t iba di hadapan Rasulullah Saw.. Ia duduk dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah suami yang melakukan perbuatan itu. Semua ini aku lakukan kar ena ia suka mencela dan menjelek-jelekkan dir i mu. Aku t el ah ber usaha m el ar angny a dan sel al u mengingatkannya, namun ia tetap melakukannya. Dar i wanita itu aku mendapatkan dua orang anak yang cantik bagaikan mutiar a. Ister iku amat sayang kepadaku. Akan t et api, kemar in kembali mencela dan menjelek-jelekkan dirimu. Karena itu aku pun mengambil kapak; menebas dan menghujamkannya ke per ut ister iku hingga mati.” M endengar it u, Nabi Saw ber sabda, “Saksikanlah, bahwa darah wanita itu halal.” [HR Abu Dawud dan An-Nasa’i] Lar angan M encela N abi M uham m ad Saw K h azan ah Bab 3 | Beriman Kepada Rasul-rasul Allah 43 E. Mempraktikkan Perilaku Beriman Kepada Rasul- rasul Allah dalam Kehidupan Sehari-hari Keimanan kepada Rasul-rasul Allah Swt dapat dipraktekkan dalam perbuatan-perbuatan berikut ini; 1. Menjalankan sunnah Nabi Muhammad Saw dalam perilaku sehari-hari; mulai dari salat, zakat, puasa, haji, menerima t am u, bel aj ar m en gaj ar , m ak an , mi nu m, dan l ai n sebagainya. 2. Membaca salawat atas Nabi, sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad Saw, selepas salat, atau ketika berdzikir. M en doak an k el uar ga dan sahabat Nabi Saw, ser t a menci nt ai par a u l i m ul ama, yang ol eh Nabi di sebut sebagai w ar asatul anbiy ’ pewaris para Nabi. 3. Mendakwahkan Islam dan menegakkan amar makruf nahi mungkar di tengah masyarkat sebagaimana yang dilakukan oleh para Rasul Allah Swt. 4. Teguh memegang dan membela kebenaran, sabar dalam menerima cobaan dan resiko dakwah, serta tidak patah semangat dalam menghadapi permusuhan dan perlawanan dari orang-orang yang ingkar. R an gk u m an 1. I man kepada Rasul-rasul Allah Swt diwujudkan dengan cara membenarkan secara pasti ta diq al-j zim: Kenabian dan kerasulan mereka. Artinya, selain menyakini bahwa mereka adalah manusia biasa, mereka adalah nabi atau rasul Allah Swt. Risalah mereka, yaitu; menyakini bahwa risalah tersebut berasal dari Allah Swt, bukan ucapan atau karya mereka pribadi. 2. Keimanan terhadap para nabi dan rasul Allah Swt sebelum Nabi Muhammad Saw serta kesucian mereka dari segala macam aib dan nista. 3. Keimanan t erhadap Nabi M uhammad Saw meliput i kei manan t erhadap ken abi an dan ker asul an nya, keben ar an r i sal ahnya, kemaksumann ya, kesuciannya, serta sifat-sifat khusus yang beliau miliki. 4. Keimanan terhadap risalah Nabi Muhammad Saw harus direfleksikan dalam bentuk menjalankan syariatnya dalam seluruh aspek kehidupan. 5. Perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap rasul-rasul Allah adalah; menjaga dan meningkatkan keimanan dengan cara menjauhi kesyirikan dan kekafiran; bisa menarik pelajaran dari kisah-kisah para nabi dan rasul Allah dalam mendakwahkan risalah Allah Swt; hidup sejalan dengan sunnah Nabi Saw. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 44 6. Perbuatan sehari-hari yang mencerminkan perilaku beriman kepada rasul- r asul Allah adalah; 1 menjalankan sunnah Nabi M uhammad Saw dalam perilaku sehari-hari; mulai dar i salat , zakat, puasa, haji, mener ima t amu, belajar mengajar, makan, minum, dan lain sebagainya; 2 Membaca salawat atas Nabi, sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad Saw, selepas salat, atau ketika berzikir. Mendoakan keluaga dan sahabat Nabi Saw, serta mencintai para ulim ulama, yang oleh Nabi disebut sebagai w ar asatul anbiy ’ pewaris para Nabi, 3 Mendakwahkan I slam dan menegakkan aktivitas amar makruf nahi ‘anil mungkar di tengah masyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh para Rasul Allah Swt; 4 Teguh dalam memegang dan membela kebenaran, sabar dalam menerima cobaan dan resiko dakwah, serta tidak patah semangat dalam menghadapi per musuhan dan per l awanan dar i orang-orang yang ingkar. 1. Makna beriman kepada Nabi dan Rasul adalah: a. Membenarkan kenabian dan kerasulan para Nabi dan Rasul dengan pembenaran yang pasti tanpa disusupi keraguan sedikitpun. b. Membenarkan kenabian dan kerasulan para Nabi dan Rasul dan risalah yang mereka bawa berasal dari Allah Swt, dengan pembenaran yang pasti tanpa disusupi keraguan sedikitpun. c. Membenarkan bahwa para Nabi dan Rasul memiliki mukjizat dan mereka tidaklah terjaga dari dosa dan kesalahan. d. Menyakini bahwa para Nabi dan Rasul pasti mengalami kematian dan tempat mereka adalah surga. e. Salah semua 2. Definisi Nabi menurut pendapat I mam Abu Hanifah adalah: a. Nabi adalah orang yang diberi wahyu untuk dirinya sendiri, dan tidak diberi tugas untuk menyampaikannya kepada manusia b. Nabi adalah orang yang diwahyukan kepadanya syariat Rasul sebelumnya, dan dia diperintahkan untuk menyampaikan syariat itu kepada suatu kaum. c. Nabi adalah orang yang diutus untuk kaum tertentu, dan memiliki syariat baru d. Nabi adalah orang yang memiliki mukjizat akan tetapi tidak diberi sifat maksum. e. Salah semua 3. Berikut ini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul, kecuali: a. Fa anah d. Tablig b. iddiq e. Risywah c. Amanah 4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini 1 Tanda beriman kepada para nabi dan rasul adalah membenarkan kenabian dan kerasulan mereka. La t iha n Soa l Ba b 3

A. Ber ilah tanda X pada jawaban yang paling tepat. Kem udian, salinlah di

bu k u lati h an m u . Bab 3 | Beriman Kepada Rasul-rasul Allah 45 2 Hidup sejalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw adalah bukti keimanan kita kepada Nabi Muhammad Saw. 3 Teguh dalam memegang kebenaran, dan gigih dalam memperjuangkan agama Allah Swt, adalah perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Nabi dan Rasul. 4 Jumlah Nabi dan Rasul adalah 25 orang. 5 Nabi Muhammad saw memiliki sifat-sifat idiq, amanah, tablig, risywah, dan fa anah. Dari pernyataan-pernyataan di atas, pernyataan yang benar adalah; a. 1, 2, dan 3 d. 2, 4, dan 5 b. 2, 3, dan 5 e. 1, 2, 3, 4, dan 5 c. 2, 3, dan 4 5. Perbuatan yang mencerminkan keimanan kepada nabi dan rasul adalah sebagai berikut , kecuali: a. Hidup sesuai dengan petunjuk dan tuntunan Nabi Muhammad Saw. b. Gemar dan memperbanyak membaca salawat atas Nabi Muhammad Saw. c. M enjauhi sejauh-jauhnya semua perbuatan yang tidak sejalan dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw d. Aktif dan giat dalam mendakwahkan I slam kepada seluruh umat manusia. e. Menjalankan ajaran Nabi Muhammad Saw yang menyangkut masalah- masalah pribadi dan ritual saja. 6. Yang termasuk Nabi dan Rasul Allah Swt adalah: a. Adam, I dris, Nuh, I brahim, I smail, I shaq, Ya’qub, Yusuf, Yunus, Yusuf, Lu , Saleh, Hud, Dawud, Labarani, Sulaiman. b. Adam, I dris, Nuh, I brahim, I smail, I shaq, Ya’qub, Yusuf, Yunus, Yusuf, Lu , Saleh, Hud, Dawud, Sulaiman. c. Adam, I dris, Nuh, I brahim, I smail, I shaq, Ya’qub, Yusuf, Yunus, Yusuf, Lu , Saleh, Hud, Dawud, Hanbali, Sulaiman. d. Adam, I dris, Nuh, I brahim, I smail, I shaq, Ya’qub, Yusuf, Yunus, Yusuf, Lu , Saleh, Hud, Dawud, Bukhari, Sulaiman. e. Adam, I dris, Nuh, I brahim, I smail, I shaq, Ya’qub, Yusuf, Yunus, Yusuf, Lu , Saleh, Hud, Dawud, Maturidi, Sulaiman. 7 . Perintah untuk mengimani Nabi dan Rasul Allah Swt terdapat dalam: a. QS Al-Baqarah 2: 136 b. QS Al-Baqarah 2: 146 c. QS Al-Baqarah 2: 156 d. QS Al-Baqarah 2: 176 e. QS Al-Baqarah 2: 186 8. Berikut ini adalah Nabi-nabi yang termasuk Ulul Azmi, kecuali: a. Nabi Muhammad Saw dan I sa As b. Nabi Nuh As dan I brahim As c. Nabi Musa As dan Nabi Sulaiman As d. Nabi Muhammad As dan I brahim As e. Nabi Musa As dan Nabi I sa As. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 46

B. Jawablah per tanyaan-per tanyaan di bawah ini dengan singkat dan

jelas. 1. Apa yang dimaksud dengan mengimani para nabi dan rasul Allah Swt 2. Sebut kan kekhususan Nabi Muhammad Swt dibandingkan dengan nabi dan rasul sebelum beliau Saw 3. Apa yang dimaksud dengan ulul azmi , dan siapakah nabi dan rasul yang termasuk dalam ulul azmi? 4. Sebut kan 3 perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Nabi dan Rasul Allah Swt, dan sebutkan perbuatan sehari-hari yang mencerminkan perilaku t ersebut 5. Sebut kan sifat -sifat yang dimiliki ol eh para Rasul, dan berilah penjelasan singkatnya

C. D iskusikan dengan tem an-tem anm u hal-hal ber ikut ini :

„ Keimanan kepada para nabi dan rasul Allah Swt harus diwujudkan dalam bentuk; 1 mengimani kenabian dan kerasulan para nabi dan rasul Allah Swt, dan 2 mengimani bahwa risalah yang mereka bawa berasal dari Allah Swt, bukan buatan atau kreasi mereka sendiri. „ Nabi Muhammad Saw adalah seorang nabi dan rasul yang diutus Allah Swt kepada seluruh umat manusia. Beliau Saw juga ditetapkan Allah Swt sebagai nabi terakhir, penutup para nabi. Namun, saat ini muncul kelompok-kelompok sesat mengaku-ngaku telah mendapatkan tugas kenabian dan risalah dari Allah Swt. Kelompok ini juga menyakini bahwa pemimpin-pemimpin mereka adalah seorang nabi dan rasul yang dipilih Allah Swt. Kelompok ini juga menyebarkan ajaran- ajaran sesat yang mereka nyatakan sebagai ajaran I slam. 1. Bagaimana sikap kamu menanggapi realitas tersebut? Apakah kamu setuju, bahwa setelah Nabi Muhammad Saw, masih ada nabi atau rasul yang diutus Allah Swt? 2. Lalu, langkah-langkah apa saja yang akan kamu ambil untuk merespon kenyataan di atas, sebagai wujud keimanan kepada para nabi dan rasul Allah Swt? Doa Penutup Majelis Ilmu Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji syukur kepadaMu, aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepadaMu dan bertaubat kepadaMu ﻚــﻴﻟإ بﻮــﺗأ و كﺮﻔـــﻐﺘﺳأ ﺖــﻧأ ﻻإ ﻪـــﻟإ ﻻ نأ ﺪﻬــﺷأ كﺪــﻤﺤﺑو ﻢـــﻬﻠﻟا ﻚﻧﺎﺤﺒــﺳ َ َ ْ ْ َ ِ ِ ِ َ ِ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ِ ِ ّ ْ َ َ َ َّ ْ ْ َّ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ Bab 4 | Taubat dan Raja’ 47 Tujuan Pembelajaran: Setelah membaca bab ini, siswa diharapkan memahami arti taubat dan raja’, tata cara taubat yang benar, dan perilaku- perilaku yang mencerminkan taubat dan raja’. Setiap orang pasti pernah berbuat salah, sekalipun ia sudah sangat berhat i-hat i dalam hidupnya. Karena, manusia itu lemah dan ia tidak dijaga dilindungi oleh Allah dari kekhilafannya. Lal u, apa yang di per buat manusi a t er hadap kesalahannya? Patutkah kita tidak mengakui kesalahan kita sendiri? Lantas kita t idak peduli, pura-pura t idak t ahu, dan kemudian kita melupakannya? Bagaimanakah seharunya seorang Muslim menyikapi kesalahannya? Bagaimanakah tata cara bertaubat? Apakah Allah akan selalu mengampuni dosa-dosa hamba-Nya? Oleh karena itu, perkara ini menjadi amat penting bagi kamu untuk mempelajari bab ini. Gambar: Bertaubat Sumber: http1.bp.blogspot.com Kata Kunci: „ Taubat „ Raja’ „ Penyesal an „ Ampunan Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 48 A. Pengertian Taubat dan Raja’

1. Penger tian dan H ukum Taubat

Menurut bahasa Arab, taubat bermakna al-in bah w al iql ’ kembali dan mencabut. Sedangkan menurut istilah para ulama, t aubat adal ah kembal i kepada Al l ah unt uk mendapat kan ampunan-Nya dengan cara meninggalkan kemaksiatan. Hukum bertaubat atas segala kemaksiatan adalah wajib. Allah Swt berfirman: “Hai or ang-or ang yang ber iman, ber t aubatlah kepada Allah dengan taubat an nasuh taubat yang semur ni-mur ninya. M udah- mudahan Rabbmu akan menut upi kesal ahan - kesal ahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di baw ahnya sungai-sungai, pada har i ketika Allah t i dak menghinakan Nabi dan or ang-or ang mukmin yang ber sama dia; sedang cahaya mer eka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mer eka, sambil mer eka mengat akan: Doa Menuntut Ilmu Ya Allah, jadikanlah semua yang Engkau ajarkan kepada kami bermanfaat bagi kami, dan ajarkanlah kepada kami semua yang bermanfaat bagi kami, dan tambahkanlah ilmu kepada kami ﺎــﻤﻠﻋ ﺎــﻧدز و ﺎﻨﻌـــﻔﻨﻳﺎﻣ ﺎﻨﻤـــﻠﻋو ﺎﻨﺘـــﻤﻠﻋ ﺎــﻤﺑِ ﺎــﻨﻌﻔﻧا ـــﻠﻟأ ً ْ ِ ِ َ َ ْ ِ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ ّ ّ ّ َ َ َ َ َ ْ ْ َّ ُ Y± ayyuhal-la©³na ±man μ tμbμ ilall±hi taubatan na¡μ¥±n, ‘as± rabbukum ay yukaffira ‘ankum sayyi’±tikum wa yudkhilakum jann±tin tajr³ min ta¥tihal-anh±ru, yauma l± yukhzill±hun-nabiyya wal-la©³na ±man μ ma‘ahμ, nμruhum yas‘± baina aid³him wa bi’aim±nihim yaq μlμna rabban± atmim lan± nμran± wagfir lan±, innaka ‘al± kulli syai’in qad³run. Bab 4 | Taubat dan Raja’ 49 “Ya Rabb kami, sempur nakanl ah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [ QS At-Ta r m 66: 8] I mam Qur ubi ber pendapat , ayat di at as merupakan perint ah All ah kepada hamba-Nya unt uk melakukan taubat. Setiap orang diwajibkan untuk bertaubat atas dosa-dosanya dalam setiap waktu dan kondisi. Taubat yang di t er i ma Al l ah Swt adal ah t aubat nasuha. Para ‘ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan taubatan nasuha. Sebagian ulama mengartikan taubatan nasuha dengan,” t i dak mengul an gi dosa set el ah ber taubat; sebagaimana susu tidak akan pernah kembali pada kambingnya”. Ada pula yang mengartikan taubatan nasuha dengan taubat yang sebenar-benarnya. Gambar: Bergegaslah bertaubat Sumber: http3.bp.blogspot.com I slam memberikan tuntunan atau tata cara bertaubat. Tata cara t aubat dit ent ukan oleh jenis dosa yang dilakukan oleh seorang hamba. Dosa yang dilakukan manusia dibagi menjadi dua macam. Pertama, dosa karena melanggar hak-hak Allah; dan kedua, dosa karena melanggar hak manusia. Berkenaan dengan dosa karena melanggar hak-hak Allah, menurut I mam Nawawi tata cara taubatnya harus memenuhi tiga syarat , yait u: 1. bergegas meninggalkan dosa yang dilakukan 2. adanya penyesalan di dalam hati 3. harus bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut. Jika dalam pelanggaran itu ada kewajiban untuk meng-qa a’ atau membayar kafarat, maka taubatnya belum sempurna hi ngga qa a’ dan kaf ar at di t u nai kan. Cont oh nya, pelanggaran terhadap sumpah yang disengaja. Orang yang melanggar sumpah, selain harus melaksanakan tiga hal di I mam Qur ubi mengut ip pendapat Al-H asan, “Nasuha adal ah membenci dosa-dosa y ang ser i ng di l akukanny a, kemudian memohon ampunan kepada Allah ketika ia sadar ”. Al-Kalabi ber kat a, “ Taubat an nasuha adal ah peny esal an dalam hati, memohon ampun dengan lisan, menjauhkan dar i dosa, dan dengan suka hati tidak akan mengulangi lagi”. Menurut I mam I bnu Jarir at-Tabari, QS At-Tahr m 66:8 adalah peri nt ah unt uk meni nggal kan perbuat an dosa dan kembal i t aat kepada All ah, ser t a kembali kepada apa yang diridai oleh Allah Swt”. Beliau melanjutkan, “Yang dimaksud dengan taubatan nasuha adalah meninggalkan dosa dan tidak akan per nah mengulangi lagi selamanya.” Dari pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa taubatan nasuha adalah sebuah sikap seseorang terhadap perbuatan dosanya dengan penyesalan dalam hat i, memohon ampunan-Nya, dan bert ekad unt uk t idak mengulangi dosa tersebut selamanya. Sikap t ersebut dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.