5. Lar angan M enunda-nunda Pem bayar an H utang Bagi Yang Telah M am pu M em bayar

Bab 5 | Transaksi Ekonomi dalam Pandangan Islam 75

b.6 . Pem beri Pinjam an Disunnahkan M enangguhkan Tagih an , atau M em bebaskan Sebagian atau

Keselur uhan H utang Orang yang memberikan pinjaman disunnahkan unt uk menangguhkan tagihan hut angnya, atau membebaskan sebagian atau keseluruhan hutangnya. Tujuan penangguhan tagihan atau pembebasan hutang adalah untuk memperingan beban orang yang berhutang. Di dalam Al-Qur’an dan hadis sahih, Allah Swt dan Rasul-Nya mendorong umatnya untuk memberi tangguh atau membebaskan hutang. Firman Allah Swt yang artinya: “Dan jika orang yang ber hutang itu dalam kesukar an, maka ber ilah tangguh sampai dia ber kelapangan. Dan menyedekahkan sebagian at au semua ut ang i t u, lebih bai k bagimu, ji ka kamu mengetahui”. [QS Al-Baqarah 2: 280]. Sabda Nabi Saw yang artinya: “Bar angsiapa membe- r ikan penangguhan kepada or ang yang t engah ber ada dalam kesulitan atau membebaskannya, niscaya Allah akan menaunginya di baw ah naunganNya”. [ HR Ahmad dan Muslim dari Qatadah] .

3. Gadai Ar -Ra hn a. Penger tian dan H ukum Ar -r a hn

Menurut bahasa Arab, ar -r ahn gadai bermakna al-aubut t et ap dan ad-daw m langgeng t erus menerus. Adapun makna r ahn menurut syariat adalah menjadikan harta yang memiliki nilai dalam pandangan syariat sebagai jaminan at as hutang, agar pemilik hutang bisa membayar hutangnya dengan harga dari barang jaminan tersebut jika ia tidak bisa membayar hutangnya tepat pada waktu penunaiannya. Kebolehan melakukan gadai ar -r ahn ditetapkan oleh Al- Qur’an dan Sunnah. Allah Swt berfirman yang artinya: “Jika kamu dalam perjalanan dan ber mu’amalah tidak secar a tunai sedang kamu t i dak m emper ol eh seor ang penul i s, maka hendaklah ada bar ang tanggungan yang dipegang oleh yang ber piutang”. [QS Al-Baqarah 2: 283] Adapun di dal am hadi s, I mam Buk har i dan M usl i m meriwayat kan sebuah hadis dari ‘Aisyah Ra bahwasanya ia berkat a: “Nabi Saw per nah menggadaikan baju besinya di M adinah kepada seor ang Yahudi , dan bel iau mengambi l gandum dar i or ang t er sebut unt uk memenuhi kebut uhan keluar ga beliau Saw ”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim]

b. Rukun-r ukun Ra hn Gadai

Rahn gadai baru dianggap absah jika t elah memenuhi rukun-rukun r ahn. Rukunnya, yaitu: Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI 76 1 Pemberi jaminan r āhin dan penerima jaminan murtahin 2 Barang yang digadaikan 3 I jab qabul perkataan serah t erima

b.1. Syar at-syar at Pem ber i Jam inan dan Pener im a Jam inan

ƒ Ar -r āhin dan al-murtahin disyaratkan berakal. Transaksi gadai yang dilakukan oleh orang gila atau orang yang lemah akalnya tidak dianggap absah. Firman Allah Swt, yang artinya, “Dan janganlah kamu ber ikan har tamu itu kepada orang yang bodoh dan harta itu dijadikan Allah untukmu sebagai pokok penghidupan”. [QS An-Nis ’ 4: 5] ƒ Melakukan transaksi gadai atas kehendak dan kerelaan dirinya sendiri. Jual beli dianggap tidak sah jika dilakukan dengan paksaan. Sabda Nabi Saw yang artinya: “Sesungguhnya jual beli itu bar u dianggap sah jika ber dasar kan ker elaan” [HR Ibnu Hibban dan Ibnu Majah] ƒ Keadaan ar -r āhin dan al-murtahin bukanlah orang yang bodoh dalam hal transaksi mu’amalah. Lihat juga firman Allah dalam Surah An-Nis ’ 4:5. ƒ Telah mencapai usia balig. Gadai yang dilakukan oleh anak kecil dianggap tidak sah.

b.2. Syar at-syar at Bar ang dan H ar ga

ƒ Barang yang di per jual beli kan bukan t ermasuk barang haram dan najis, sepert i anjing, babi, khamer, bangkai, darah, berhala, dan lain sebagainya. I mam Bukhari dan M uslim meriwayat kan: “Jabir bin’Abdullah Ra mendengar Rasulullah Saw ber sabda pada har i penakl ukkan kot a M akkah, di M akkah, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah menghar amkan jual beli khamer, bangkai, babi, dan berhala”. [ HR I mam Bukhari dan Muslim] ƒ Barang yang diperjualbelikan adalah barang yang memiliki nilai menurut pandangan syariat dan boleh dijual. ƒ Barang yang diperjualbelikan adalah milik sendiri dan di bawah penguasannya. Tidak absah jual beli barang milik orang lain, atau akan dimiliki. Sabda Nabi Saw yang artinya: “Tidak ada talak kecuali pada ister i yang engkau miliki. Tidak ada pembebasan kecuali pada budak yang engkau miliki, dan tidak ada jual beli kecuali pada bar ang yang engkau miliki”. [HR Imam Abu Dawud]. Nabi Saw melarang seorang Muslim menjual barang yang bel um ada di t angannya. Sabda Nabi Saw yang artinya: ”Bar angsiapa membeli makanan, maka jangan menjualnya sebelum bar ang itu kamu ada di tanganmu”. [ HR. I mam Ahmad, Baihaqi, dan I bnu Hibban]