Bab 11 | Fikih Pengurusan Jenazah
193
Tata cara penyelenggaraan jenazah seorang Muslim harus mengikuti urut-urutan berikut ini:
1 M emandikan jenazah 2 M engkafani jenazah
3 M ensalatkan jenazah 4 M enguburkan jenazah
1. M em andikan Jenazah
a Syar at-syar at Jenazah yang akan Dimandikan
Jenazah yang hendak dimandikan harus memenuhi syarat- syarat berikut ini:
♦
Jenazah tersebut meninggal dalam keadaan Muslim. Jika seseorang meninggal dalam keadaan mur tad dari I slam,
maka tidak berlaku bagi mereka ketentuan penyelenggaraan jenazah menurut syariat I slam.
♦
Ada tubuhnya, meskipun potongan daging. Jika jasadnya hilang atau lenyap tak tersisa, tidak ada kewajiban untuk
memandikannya.
♦
M eni nggal bukan kar ena per ang di j al an Al l ah mat i syahid. Orang yang mati karena perang di jalan Allah,
tidak boleh dimandikan, akan tetapi langsung dikuburkan bersama dengan bajunya.
b Alat-alat yang Har us Disiapkan
♦
Meja besar untuk meletakkan jenazah
♦
Bak atau ember besar untuk menampung air
♦
Sabun dan kapur barus
♦
Selang air, gayung, sikat halus, kain penyeka, dan spons
♦
Kain tirai untuk menutupi jenazah dan tempat pemandian mayat agar tidak dilihat orang banyak.
c Tata Car a M emandikan Jenazah
♦
Membersihkan semua najis yang ada di badannya. Jika m em u ngki nk an , kot or an yang ada di dal am per u t
dikeluarkan dengan cara menekan perut jenazah, at au mengambilnya melalui dubur.
♦
Setelah najis yang ada di badan dibersihkan, merat akan mengguyurkan air ke seluruh t ubuh jenazah sebanyak
B. Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI
194
tiga kali. Jika dirasa masih kurang, boleh diguyur lebih dari tiga kali.
♦
Pada gu yu r an si r am an yang per t ama, j enazah di ber si hk an den gan sabu n hi ngga m er at a sel u r u h
t ubuhnya.
♦
Pada guyuran kedua, jenazah diguyur dengan air bersih unt uk menghilangkan sisa-sisa busa sabun yang masih
melekat di badan.
♦
Setelah tidak ada sabun yang tersisa, pada guyuran ketiga, jenazah diguyur dengan air yang telah dicampur dengan
kapur barus.
♦
Ket ika memandikan jenazah, yang didahulukan adalah anggot a-anggot a wudlu’ t er lebih dahulu, yakni, muka,
t angan , kepal a, dan kaki . Set el ah anggot a wudl u ’ diber sihkan, bar ulah kemudian membersihkan selur uh
anggota tubuh. Bagian belakang t ubuh jenazah, seperti pun ggun g dan pant at , di ber si h kan dengan car a
memi ringkan t ubuh mayat ke ki ri dan ke kanan, lalu dibersihkan.
♦
Dalam memandikan jenazah, disunnahkan mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan.
d Ketentuan Umum Bagi Or ang yang M emandi kan
Jenazah
♦
Laki-laki memandikan jenazah laki-laki, dan perempuan memandikan jenazah perempuan. Seorang wanita boleh
dimandikan oleh mahramnya yang laki-laki. Ketentuan ini didasarkan pada sabda Nabi Saw, “Jika kamu ‘Aisyah Ra
meninggal l ebih dahulu sebelum saya, saya akan memandikanmu”. [HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah].
♦
Orang yang memandikan jenazah hendaknya dipilih dari kalangan keluarga terdekat yang bisa dipercaya dan fakih
dalam urusan agama.
♦
Suami diperbolehkan memandikan jenazah isterinya, begitu juga sebaliknya, seorang isteri boleh memandikan jenazah
suaminya. Ket ent uan ini didasarkan pada hadit s yang diriwayatkan oleh Imam Daruqutni dari Asma’ binti Umaisy
Ra, bahw asanya Fatimah Ra ber w asiat supaya Ali Ra memandikannya apabila meninggal dunia”. [ H R I mam
Daruqutni].
♦
Orang yang memandikan jenazah dilarang menceritakan aib atau cacat tubuh dari jenazah. Larangan ini didasarkan
pada sabda Nabi Saw, “Bar angsiapa memandikan jenazah dan dijaganya keper cayaan dan tidak membuka r ahasia
sesuat u yang cacat pada jenazah kepada or ang l ain,