Potensi Perikanan Pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan kawasan konservasi laut di pulau pulau kecil

penduduk yang memeluk agama Kristen Protestan sebanyak 23.728 jiwa atau sebesar 74 dari total jumlah penduduk Raja Ampat, kemudian penduduk yang memeluk agama Islam sebanyak 8.265 jiwa atau sebesar 26 dan sisanya adalah penduduk yang memeluk agama Katholik yaitu sebanyak 55 jiwa dan Hindu sebanyak 7 jiwa BPS-KRA 2006.

4.5.3 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, umumnya masyarakat Raja Ampat merupakan lulusan SD 7.895 orang. Hanya sebagian kecil penduduk lulusan SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi PT. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan untuk tiap distrik selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 BPS-KRA 2006. Tabel 6 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di tiap distrik di Kabupaten Raja Ampat No Distrik Belum Sekolah Tidak Tamat SD Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan SD SLTP SLTA PT 1 Waigeo Selatan 280 421 974 249 626 293 2 Teluk Mayalibit 269 482 224 66 51 11 3 Waigeo Timur 152 46 310 29 69 4 Waigeo Utara 474 478 543 183 149 15 5 Kepulauan Ayau 383 578 358 96 94 6 Waigeo Barat 409 61 1.217 203 160 24 7 Kofiau 414 99 793 73 85 16 8 Samate 880 699 1.449 459 356 51 9 Misool 691 380 797 274 194 13 10 Misool Timur Selatan 942 238 1.230 375 316 27 Jumlah 4.894 3.482 7.895 2.007 2.100 450 Sumber: BPS-KRA 2006

4.5.4 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

Mayoritas penduduk Kabupaten Raja Ampat menggantungkan hidupnya dari sumberdaya alam yang ada di wilayah tersebut. Profil rumah tangga masyarakat di Kabupaten Raja Ampat didominasi oleh rumah tangga petani. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 3.987 jiwa 12, disusul kemudian sebagai nelayan sebanyak 2.633 jiwa. Selain nelayan atau petani, sebanyak 1.341 jiwa atau 4 penduduk Raja Ampat berprofesi sebagai PNSTNI kemudian 1.312 jiwa atau 4 berprofesi sebagai buruh atau karyawan pada perusahaan-perusahaan swasta, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 BPS-KRA 2006. Tabel 7 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kabupaten Raja Ampat No Distrik Mata Pencaharian Petani Nelayan pedagang Buruh Karyawan PNSTNI Lain-lain 1 Waigeo Selatan 89 548 9 68 930 3 2 Teluk Mayalibit 232 207 1 20 14 8 3 Waigeo Timur 317 14 5 31 4 Waigeo Utara 488 141 1 15 61 2 5 Kepulauan Ayau 102 505 10 15 6 Waigeo Barat 347 578 17 74 20 7 Kofiau 493 12 2 24 28 8 Samate 842 436 15 258 113 7 9 Misool 636 70 6 91 58 10 10 Misool Timur Selatan 441 122 33 747 71 1 Jumlah 3.987 2.633 84 1.312 1.341 31 Sumber: BPS-KRA 2006

4.5.5 Indeks pembangunan manusia IPM

Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia adalah indeks pembangunan manusia IPM atau human development index HDR. IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup longetivity, pengetahuan knowledge dan standar hidup layak decent living. Kinerja pembangunan manusia Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2006 tercermin pada angka IPM yang mencapai angka 62,3 Tabel 8. Pencapaian angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya 60,9. Pada tahun 2006 Kabupaten Raja Ampat berada pada peringkat 433, secara nasional, sedangkan pada tahun 2005 berada pada peringkat 419. Menurut katagori Perserikatan Bangsa Bangsa PBB, angka IPM Kabupaten Raja Ampat tahun 2006 berada pada katagori “menengah bawah” IPM antara 50,0 – 69,5 BAPPEDA-KRA 2006a; BPS-KRA 2006. Tabel 8 Angka IPM Kabupaten Raja Ampat, Sorong, Sorong Selatan tahun 2005-2006 KabupatenKota IPM Peringkat Nasional 2005 2006 2005 2006 1 2 3 4 5 Raja Ampat 60,9 62,3 419 433 Sorong 65,5 66,2 354 372 Sorong Selatan 63,1 63,9 403 419 Sumber: BAPPEDA-KRA 2006a dan BPS-KRA 2006

4.6 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat tanpa subsektor minyak dan gas bumi pada tahun 2007 mempunyai laju pertumbuhan sebesar 6,54 dan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2006 sebesar 7,85. Pertumbuhan ekonomi dengan migas pada tahun 2007 mempunyai laju pertumbuhan sebesar 2,74 dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006 sebesar 0,22. Dari Tabel 9 diketahui bahwa pada tahun 2003 dan 2004 laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Raja Ampat, untuk migas atau non migas sama dikarenakan subsektor migas baru muncul mulai tahun 2005 BAPPEDA-KRA 2006b; BPS-KRA 2006. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan sektor ekonomi yang ada selama kurun waktu satu tahun. Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah yang sedang giat-giatnya membangun dan untuk mengetahui besarnya laju pertumbuhan riil masing-masing sektor kegiatan ekonomi secara lebih rinci, serta sumbangan sektoral terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat tahun 2005 tanpa migas dapat dilihat pada Tabel 10 BAPPEDA-KRA 2006b; BPS-KRA 2006. Tabel 9 Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Raja Ampat Sumber: BAPPEDA-KRA 2006b dan BPS-KRA 2006 Tahun Laju Pertumbuhan Tanpa Migas Dengan Migas 1 2 3 2003 3,88 3,88 2004 6,30 6,30 2005 0,20 62,66 2006 7,85 0,22 2007 6,54 2,74