Pengembangan perikanan tangkap Pengelolaan Existing

113 keindahan panorama alam ditambah dengan keanekaragaman sumberdaya alam, terutama ekosistem terumbu karang merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan luar negeri. Jenis potensi pariwisata bahari yang utama di wilayah gugus pulau kecil Raja Ampat adalah wisata panorama alam, seperti pasir putih, gua, tebing-tebing karang, serta wisata diving. Daerah pengembangan pariwisata adalah di Pulau Kofiau, Misool, Waigeo Selatan dan Barat, serta Kepulauan Ayau. Potensi wisata yang dimiliki Raja Ampat sebagaimana dalam peta Lampiran 4, dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi peningkatan perekonomian masyarakat apabila dikelola dengan baik. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Raja Ampat dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan DKP-KRA 2006. Walaupun Kabupaten Raja Ampat memiliki potensi wisata yang sangat besar, namun sangat disayangkan potensi tersebut sampai saat ini masih belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan laporan Kabupaten Raja Ampat tahun 2005, sektor pariwisata hanya mampu menyumbang sebesar Rp. 45.600.000,00 atau 0,0003 dari total Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Raja Ampat yang sebesar Rp. 151.161.816.000,00 dengan PAD terbesar dari sektor perikanan. Pendapatan sektor pariwisata sebesar ini diperoleh dari pajak orang asingturis saja. Untuk menarik wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara, perlu adanya pembangunan sarana dan prasarana pariwisata oleh pemerintah Kabupaten Raja Ampat DKP-KRA 2006, BAPPEDA-KRA 2006a; BAPPEDA-KRA 2006b; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Issue utama pengembangan pariwisata di Kabupaten Raja Ampat adalah: 1 sarana dan prasarana pariwisata masih kurang; 2 saling klaim hak ulayat antara suku yang satu dengan suku yang lainnya sangat mengganggu pengembangan usaha pariwisata; 3 belum adanya perdes yang mengatur tentang pariwisata di Kabupaten Raja Ampat; 4 lemahnya pengawasan dan pendataan terhadap wisatawan yang masuk ke Kabupaten Raja Ampat sehingga pemasukan dari sektor pariwisata belum optimal; dan 5 sumberdaya manusia sangat terbatas DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007. 114

5.2.4 Pengembangan kawasan konservasi laut KKL

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat mengarahkan pengembangan sektor perikanan dan pariwisata yang berkelanjutan untuk mewujudkan misi Kabupaten Raja Ampat sebagai Kabupaten Bahari. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu strategi yang dikembangkan adalah pembentukan dan pengelolaan KKL, yang berupa SML atau KKPN Raja Ampat, yang berada disekitar Waigeo Barat. Kemudian dikembangkan pula KKLD di Kabupaten Raja Ampat yang berada di beberapa wilayah. Namun sayangnya semua KKL tersebut belum dikelola secara maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya-upaya pengelolaan yang maksimal secara kolaboratif antara berbagai lembaga, instansi, dan masyarakat yang ada di Kabupaten Raja Ampat DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Kawasan konservasi laut yang ada di Kabupaten Raja Ampat dan kondisinya sebagai berikut: 1 Suaka margasatwa laut SML atau kawasan konservasi perairan nasional KKPN SML di Kabupaten Raja Ampat ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 81Kpts-II93 tanggal 16 Februari 1993 dengan luas 60.000 Ha, yang kemudian sejak tahun 2008 dialihkan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan nama KKPN. Alasan penetapan kawasan perairan ini adalah karena perairan laut Raja Ampat dan sekitarnya memiliki potensi sumberdaya alam laut yang terdiri dari berbagai jenis terumbu karang, moluska, echinodermata , mamalia laut, penyu, ikan hias dan rumput laut. Selain itu di kawasan ini ditemui beberapa ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam laut yaitu adanya pemanfaatan jenis biota laut langka dan penangkapan ikan dengan bahan peledak DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007. Beberapa sumberdaya alam laut yang dilindungi di kawasan ini diantaranya adalah nautilus perongga Nautilus pompillius, keong terompet Charonia tritonis, keong kepala kambing Cassis cornuta, lola Trochus niloticus , kima Tridacna spp., akar bahar Antiphates spp., duyung Dugong 115 dugon , penyu belimbing Dermochelys coriacea, dan ketam kenari Birgus latro DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007. 2 Kawasan konservasi laut daerah Misool Timur Selatan KKLD Misool Timur Selatan sebagaimana terlihat pada Lampiran 5, ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2007 dengan luas 335.000 Ha, yang meliputi seluruh kawasan perairan dan pulau-pulau kecil di dalamnya. Alasan penetapan kawasan perairan ini adalah karena memilik potensi sumberdaya alam yang menarik baik di darat maupun perairan laut sekitarnya. Beberapa permasalahan yang mengancam kelestarian sumberdaya alam laut di kawasan ini adalah pengambilan telur penyu, lola Trochus niloticus, batu laga Turbo marmoratus dan pengeboman ikan, yang sebagian besar pelakunya datang dari luar Kepulauan Misool. Berdasarkan survei dijumpai beberapa jenis biota laut berstatus dilindungi di antaranya kima sisik Tridacna squamosa, kima besar Tridacna maxima, kima raksasa Tridacna gigas, kima lubang Tridacna crocea , serta penyu sisik Eretmochelys imbricata dan juga merupakan jalur lintasan duyung Dugong dugon dan paus whales DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. 3 Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Kofiau dan Boo KKLD Kofiau dan Boo sebagaimana terlihat pada Lampiran 6, meliputi seluruh pulau-pulau dan periaran di sekitarnya. Ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat No 66 Tahun 2007 dengan luas ± 170.000 Ha. Berdasarkan survei ditemui potensi sumberdaya alam laut yang secara umum terdiri dari terumbu karang, habitat duyung dan mangrove. Beberapa sumberdaya alam laut yang dilindungi ditemukan disana diantaranya lola Trochus niloticus, kima sisik Tridacna squamosa, kima besar Tridacna maxima, kima tapak kuda Hippopus hippopus dan duyung Dugong dugon. Di kawasan ini juga terdapat jenis penyu langka yaitu penyu hijau Chelonia mydas dan penyu sisik Eretmochelys imbricata DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Perairan Kofiau merupakan jalur migrasi beberapa jenis mamalia laut seperti paus pembunuh Orcinus orca dan paus sperma Physeter 116 macrocephalus . Mamalia laut yang sering terlihat juga adalah lumba-lumba hidung botol Tursiop truncates, lumba-lumba totol Stennella attenuata, spiner dolphin Stennella longirostris, pilot whale Globicephala macrorhyncus, paus pembunuh palsu Pseudorca crasidens dan paus ballen Ballenoptera sp.. Perairan Kofiau juga merupakan tempat pemijahan ikan kerapu. Di kawasan ini ditemui beberapa ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam laut yaitu adanya pemanfaatan jenis biota laut yang dilindungi, penangkapan penyu dan penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007. 4 Kawasan konservasi laut daerah Selat Dampier KKLD Selat Dampier sebagaimana terlihat pada Lampiran 7, meliputi perairan dan pulau-pulau di dalamnya, diantaranya Pulau Kri, Mansuar, Saonek, Arborek dan Teluk Gam. Ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2007 dengan luas 46.240 Ha. Potensi yang dimiliki KKLD Selat Dampier selain ikan ekonomis penting seperti maming napoleon, kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu, juga merupakan habitat lumba-lumba, manta ray, hiu berjalan, wobbegong, serta perlintasan beberapa paus, diantaranya paus pembunuh Orcinus orca dan paus sperma Physeter macrocephalus. Di kawasan ini masih ditemui beberapa ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam laut yaitu kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak bom, racun sianida, dan akar bore DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. 5 Kawasan konservasi laut daerah Teluk Mayalibit KKLD Teluk Mayalibit sebagaimana terlihat pada Lampiran 8, meliputi perairan teluk dan pulau-pulau di dalamnya. Ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2007 dengan luas 34.000 Ha. Potensi yang dimiliki Teluk mayalibit diantaranya adalah merupakan tempat pembesaran dan mencari makan ikan-ikan ekonomis penting seperti ikan lema Restraliger kanagurta, tenggiri Scromberomorus sp. dan bobara Caranx sp.; tempat hidup udang sebagai dasar rantai makanan ikan-ikan ekonomis penting; memiliki ekosistem