Pemetaan Proses Penelitian Pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan kawasan konservasi laut di pulau pulau kecil

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan sampelresponden yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampelresponden berdasarkan pada karakteristik tertentu, yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder, dengan data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner terhadap responden yang terdiri dari nelayan sampel, tokoh masyarakat, pengelola KKL, pengunjung wisata dan pegawai pemerintah daerah. Nelayan sampel dalam penelitian ini diperlukan untuk memperoleh data harga dan biaya penangkapan ikan dengan jumlah responden sebanyak 240 orang yang merupakan 30 dari jumlah nelayan di lokasi penelitian. Pemilihan responden tidak disesuaikan dengan alat tangkap dan daerah operasi penangkapannya, namun hanya nelayan perahu katinting dengan kapasitas 15 PK yang beroperasi di perairan Waigeo Selatan, Waigeo Barat, dan Waigeo Timur, khususnya di perairan sekitar KKL Kabupaten Raja Ampat. Responden yang diwawancarai adalah nelayan yang menangkap jenis ikan karang atau demersal di perairan Waigeo Selatan, Waigeo Barat, dan Waigeo Timur atau di sekitar KKL Kabupaten Raja Ampat. Data primer yang diperlukan meliputi: 1 Data biaya operasional penangkapan ikan yang terdiri dari biaya bahan bakar minyak bensinsolar, oli, es balokbungkus, biaya konsumsi makanan dan rokok selama melaut dan umpan; 2 Data biaya pemeliharaan armada tangkap kapalperahu penangkap ikan; 3 Data harga ikan dan penghasilan per trip dari kapal perahu katinting yang digunakan; 4 Persepsi responden nelayan, pengelola KKL, tokoh masyarakat dan pegawai Pemda tentang keberadaan KKL di lokasi penelitian, yang jumlahnya sekitar 30 dari populasi; 5 Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di lokasi penelitian. Data sekunder yang diperlukan bersifat urut waktu time series, meliputi data produksi landing dan input yang digunakan effort, harga per unit output harga ikan per kg per periode, indeks harga konsumen consumers price index dan data penunjang lainnya. Data sekunder ini diperoleh dari penelitian dinasinstansilembaga yang terkait dengan pengelolaan dan penelitian perikanan di lokasi penelitian. Dinasinstansilembaga itu meliputi: Biro Pusat Statistik BPS, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA, PPI, Tempat Pelelangan Ikan TPI, LSM lokal dan pusat, serta institusi lain terkait. Armada tangkap yang mendaratkan ikan karang atau demersal di PPI Sorong, sebagai lokasi pengambilan data sekunder diasumsikan homogen, sehingga dalam penelitian ini untuk mengukur dengan satuan yang setara, tidak dilakukan standarisasi effort antar armada.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis pressure state response PSR

Untuk melihat sejauh mana kondisi dari perairan di sekitar KKL Kabupaten Raja Ampat dilakukan analisis yang berkaitan dengan Driving Force, Pressure, Impact, State and Response DPISR yang ada, atau kemudian lebih diringkas menjadi Pressure, State, Response PSR Pinter et al. 1999. Driving force mengandung makna berbagai aktivitas manusia, proses dan pola di wilayah pesisir dan laut yang berbatasan, yang berdampak terhadap pembangunan KKL Kabupaten Raja Ampat. Sementara pressure biasanya diklasifikasikan sebagai faktor utama atau forces seperti pertumbuhan penduduk, konsumsi atau kemiskinan. Pressure pada lingkungan pesisir dan laut yang berbatasan dengan KKL dilihat dari perspektif kebijakan, biasanya dianggap sebagai starting point untuk melemparkan issue lingkungan, dan dari sudut pandang indikator, pressure ini menjadi lebih mudah dianalisis jika diperoleh dari monitoring sosio-ekonomi, lingkungan dan database lainnya. State adalah kondisi lingkungan yang disebabkan oleh pressure di atas, misalnya tingkat pencemaran, degradasi perairan pesisir dan lain-lain. State dari lingkungan ini pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia. Response adalah komponen framework PSR yang berhubungan dengan berbagai tindakan yang dilakukan oleh masyarakat, baik individual maupun secara kolektif untuk mengatasi dampak lingkungan, mengoreksi kerusakan yang ada atau mengkonservasi sumber daya alam. Respons ini dapat meliputi penetapan peraturan, pengeluaran biaya penelitian, pendapat masyarakat dan preferensi konsumen, perubahan strategi manajemen dan lain-lain Anna dan Fauzi 2007. Analisis PSR dilakukan di kawasan perairan sekitar KKL Kabupaten Raja Ampat dengan menggunakan teknik wawancara yang menggunakan kuesioner dan observasi berupa pengamatan langsung, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya Anna dan Fauzi 2007.

3.5.2 Analisis bioekonomi tanpa KKL

Dalam penilaian sumberdaya ikan, hal terpenting yang perlu diketahui adalah nilai estimasi tangkapan lestari dari stok ikan, yang idealnya dilakukan pada setiap spesies ikan stock-by-stock basis. Untuk mengetahui nilai estimasi tangkapan lestari, terlebih dahulu perlu diketahui produktivitas dari stok ikan, yang biasanya diestimasi dengan model kuantitatif. Produktivitas stok ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik biologi, iklim, maupun aktivitas manusia yang menyebabkan turunnya kualitas perairan melalui pencemaran, perusakan ekosistem pesisir serta pemutusan rantai makanan. Estimasi parameter model bioekonomi tanpa KKL menggunakan persamaam 2.1 sampai 2.6 yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya. Meskipun ada kekurangan dalam metode estimasi parameter, dalam penelitian ini teknik estimasi parameter yang digunakan adalah teknik estimasi parameter yang dikembangkan oleh Clarke, Yoshimoto dan Pooley 1992 atau sering dikenal sebagai metode CYP dengan persamaan:                1 1 2 ln 2 2 ln 2 2 ln           t t t t E E r q U r r qK r r U 3.1 Dengan meregresikan hasil tangkap per unit input effort, yang disimbolkan dengan U pada periode t+1, dan dengan U pada periode t, serta penjumlahan input pada periode t dan t+1, akan diperoleh koefisien r, q, dan K secara terpisah. Selanjutnya setelah disederhanakan persamaan 3.1 dapat diestimasikan dengan ordinary least square OLS melalui: ln 1 3 2 1 1       n n n n n E E C U C C U L 3.2 Sehingga nilai parameter r, q dan K pada persamaan 3.1 dapat diperoleh melalui persamaan berikut: 1 2 2 3 2 2 21 1 2 C r r r C C q C r K e q         3.3 Nilai parameter r, q, dan K kemudian disubstitusikan ke dalam fungsi logistic , untuk memperolah tingkat pemanfaatan lestari antar waktu. Dengan mengetahui koefisien ini, manfaat ekonomi dari ekstraksi sumber daya ikan ditulis menjadi: cE E r q pqKE          1  3.4 dimana p  harga ikan c  biaya penangkapan Dalam Sarkar dan Chattopadhayay 2003, memaksimalkan persamaan terhadap effort E akan menghasilkan:         pqK c q r E 1 2 3.5 Dengan tanda tingkat panen optimal sebesar:                pqK c pqK c rK h 1 1 4 3.6 yang dengan mensubstitusikan kedua hasil perhitungan optimasi tersebut ke dalam persamaan 3.6, akan diperoleh manfaat ekonomi yang optimal.

3.5.3 Analisis bioekonomi KKL

3.5.3.1 Model σ model sigma atau model luasan

Model bioekonomi KKL dengan model luasan model σ dibangun dengan terlebih dahulu memodifikasi fungsi produksi persamaan 2.2 sehingga menjadi: 1 h qxE    3.7 dimana σ = proporsi luasan kawasan KKL. Dengan adanya persamaan 3.7 maka dinamika stok pada persamaan 2.1 akan berubah menjadi: 1 1 d x x r x q x E d t K            3.8 Dengan mengasumsikan kondisi dalam keseimbangan, maka solusi dari persamaan 3.8 akan menghasilkan variabel x sebagai fungsi dari parameter biofisik dan variabel E . Hasil pemecahan ini jika disubstitusikan pada persamaan 3.7 menghasilkan persamaan yield effort yang mengandung parameter KKL, sebagai berikut Fauzi dan Anna 2005 dan Anna 2006: 1 1 h q E K q E r           3.9 Sementara itu, rente ekonomi yang dihasilkan dari penangkapan dalam kondisi sustainable di atas, adalah: 1 1 p q E K q E c E r             3.10 dengan nilai p dan c telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat upaya yang optimal, maka rente di atas diturunkan terhadap upaya sebagai berikut: 1 E π E p q K 2 p q K q E c r                 3.11 sehingga dihasilkan: 2 1 p q K c r E p q K            3.12 Model bioekonomi KKL ini dilakukan pada beberapa skenario ukuran KKL, relatif terhadap luas total area , atau selanjutnya disebut sebagai model σ sigma yang telah dikembangkan oleh Fauzi dan Anna 2005. Analisis juga dilakukan pada kondisi pengelolaan dengan instrumen MEY dan tanpa pengelolaan open access. Menurut Sanchirico dan Wilen 2001, perhitungan model dapat dilakukan dengan mensimulasikan luas KKL ke dalam perhitungan. Model bioekonomi KKL dengan luasan ini model σ dilakukan pada beberapa skenario ukuran KKL, yaitu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 relatif terhadap luas total area penangkapan ikan.