Kawasan Konservasi Laut Pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan kawasan konservasi laut di pulau pulau kecil
41 1 Melindungi daerah alami dan indah yang penting secara nasional dan
internasional untuk tujuan spiritual, ilmiah, pendidikan, rekreasi dan pariwisata;
2 Menjaga contoh daerah fisiografis, komunitas biotik, sumberdaya genetik dan spesies untuk memberikan stabilitas dan keragaman ekologis;
3 Mengelola pemanfaatan oleh pengunjung untuk tujuan inspirasional, pendidikan, budaya dan rekreasi pada tingkat yang akan mempertahankan
kawasan tersebut tetap sealamiah mungkin; 4 Menghilangkan dan kemudian mencegah eksploitasi dan pemanfaatan
yang tidak dikehendaki; 5 Mempertahankan penghargaan terhadap atribut ekologis, geomorfologis,
kesucian atau keindahan; 6 Mempertimbangkan kebutuhan penduduk lokal, termasuk pemanfaatan
sumberdaya secara subsisten sepanjang tidak berpengaruh buruk terhadap tujuan manajemen yang lain.
Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Kawasan ini harus berisi contoh yang mewakili mayoritas daerah-daerah
alami, fitur atau pemandangan dimana spesies tumbuhan dan hewan, situs habitat dan geomorfologis merupakan hal yang istimewa penting secara
spiritual, ilmiah, pendidikan, rekreasi dan pariwisata; 2 Kawasan ini harus cukup luas untuk memiliki satu atau lebih ekosistem
yang lengkap yang secara material tidak berubah oleh pemukiman manusia atau eksploitasi.
4 Monumen Alam Natural Monument. Kawasan konservasi jenis ini terutama ditujukan untuk konservasi bentukan alam yang khas. Kawasan konservasi
ini berisi satu atau lebih bentukan alam atau budaya yang khas, yang mungkin bernilai tinggi atau unik karena kelangkaannya, mewakili atau berkualitas
keindahan atau penting secara budaya. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi jenis ini adalah:
1 Melindungi atau melestarikan bentang alam yang sangat khas karena kekhasan
alamiahnya, keunikan
atau keterwakilannya,
danatau berkonotasi spiritual;
42 2 Dalam skala tertentu konsisten dengan tujuan jangka panjang,
menyediakan peluang untuk penelitian, pendidikan, interpretasi dan apresiasi publik;
3 Menghilangkan dan kemudian mencegah eksploitasi dan pemanfaatan yang tidak dikehendaki;
4 Menyebarluaskan kepada penduduk bahwa keuntungan manfaat dari kawasan lindung konsisten dengan tujuan-tujuan lain dari pengelolaan.
Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Kawasan ini harus berisi satu atau lebih bentukan alam yang penting dan
khas misalnya air terjun, gua, cekungan, hamparan fosil, bukit pasir sand dune
, dan bentang alam berikut dengan fauna dan flora yang khas mewakilinya; berikut juga dengan budaya khasnya seperti penghuni gua,
situs arkeologis atau situs alam yang merupakan warisan pusaka penting bagi penduduk lokal;
2 Kawasan ini harus cukup luas untuk melindungi integritas bentangan alam tersebut beserta lingkungan sekelilingnya yang terkait.
5 Kawasan pengelolaan habitatspesies. Kawasan konservasi jenis ini terutama ditujukan untuk konservasi melalui intervensi pengelolaan. Kawasan
konservasi ini mendapat intervensi yang aktif untuk tujuan pengelolaan guna menjamin pemeliharaan habitat danatau untuk memenuhi kebutuhan spesies
yang khas. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi jenis ini adalah: 1 Mengamankan dan mempertahankan kondisi habitat yang merupakan
prasyarat untuk melindungi spesies yang penting, komunitas biotik atau bentang fisik lingkungan dimana semua itu memerlukan manipulasi
khusus oleh manusia agar mencapai pengelolaan yang optimum; 2 Menfasilitasi penelitian ilmiah dan pemantauan lingkungan sebagai
aktivitas primer yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya berkelanjutan;
3 Mengembangkan kawasan terbatas untuk pendidikan publik dan apresiasi terhadap kekhasan habitat yang menjadi perhatian dan pekerjaan
pengelolaan kehidupan yang liar wildlife;
43 4 Menghilangkan dan kemudian mencegah eksploitasi dan pemanfaatan
yang tidak dikehendaki ; 5 Menyebarluaskan kepada penduduk bahwa keuntungan manfaat dari
kawasan lindung, konsisten dengan tujuan-tujuan lain dari pengelolaan. Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain:
1 Kawasan ini harus berperan penting dalam melindungi alam dan keberlangsungan
hidup spesies
termasuk diantaranya
daerah perkembangbiakan, lahan basah, terumbu karang, estuary, padang rumput,
hutan atau daerah pemijahan, termasuk daerah mencari makan biota laut; 2 Kawasan ini harus merupakan daerah dimana perlindungan terhadapnya
sangat penting untuk kelayakan hidup flora penting baik secara nasional maupun lokal, atau terhadap fauna penghuni atau yang singgah
bermigrasi; 3 Konservasi terhadap habitat dan spesies ini bergantung pada intervensi
aktif oleh otoritas pengelola, jika perlu melalui manipulasi habitat; 4 Luas kawasan harus bergantung pada kebutuhan habitat bagi spesies yang
akan dilindungi dan mungkin dari yang relatif kecil hingga sangat luas. 6 Kawasan perlindungan landscapeseascape. Kawasan konservasi jenis ini
terutama ditujukan untuk konservasi landscapeseascape dan rekreasi. Kawasan konservasi ini merupakan daratan, mungkin dengan pesisir dan laut,
dimana interaksi antara penduduk dengan alam selama ini telah menghasilkan suatu kawasan yang mempunyai sifat istimewa dengan nilai keindahan, nilai
ekologis danatau budaya yang tinggi dan sering pula dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Penjagaan interaksi tradisional ini sangat vital untuk
melindungi, memelihara dan mengikuti perkembangan kawasan tersebut. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi jenis ini adalah:
1 Memelihara keserasian interaksi alam dan budaya melalui perlindungan landscape
seascape dan keberlangsungan pemanfaatan lahan secara tradisional, pembentukan manifestasi kegiatan sosial dan budaya;
2 Mendukung aktivitas kehidupan dan ekonomi yang selaras dengan alam dan pelestarian kegiatan sosial dan budaya masyarakat yang menjadi
perhatian;
44 3 Mempertahankan keanekaragaman landscape, habitat, spesies dan
ekosistem yang terkait untuk menghilangkan jika perlu, dan kemudian mencegah pemanfaatan lahan atau aktivitas yang tidak sesuai dengan
tujuan; 4 Memberikan peluang untuk kegembiraan publik melalui rekreasi dan
wisata yang sesuai dengan tipe dan skala kualitas penting kawasan; 5 Mendorong aktivitas ilmiah dan pendidikan, yang akan menyumbangkan
kesejahteraan penduduk
dalam jangka
panjang dan
terhadap pengembangan dukungan publik akan perlindungan lingkungan;
6 Memberikan manfaat dan menyumbangkan kesejahteraan kepada masyarakat lokal melalui peraturan tentang hasil alam seperti hasil hutan
dan perikanan dan jasa seperti air bersih atau pendapatan dari wisata yang berkelanjutan.
Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Kawasan ini harus memiliki landscapeseascape pesisir dan pulau yang
berkualitas keindahan, dengan beraneka ragam habitat, flora, dan fauna yang terkait dengan manifestasi pola pemanfaatan lahan tradisional dan
unik dan organisasi sosial sebagai bukti pemukiman manusia serta budaya, cara hidup dan kepercayaan lokal;
2 Kawasan ini harus memberikan peluang kegembiraan publik melalui rekreasi dan wisata, dalam cara kehidupan dan aktivitas ekonominya yang
normal.
7
Kawasan lindung sumberdaya yang terkelola managed resource protected area
. Kawasan konservasi jenis ini terutama ditujukan untuk pemanfaatan ekosistem alam secara berkelanjutan. Kawasan konservasi ini berisi terutama
sistem alam yang belum dimodifikasi, yang kemudian dikelola untuk menjamin perlindungan dan pemeliharaan jangka panjang keanekaragaman
hayati. Sementara pada waktu yang sama memberikan aliran hasil alam secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kawasan ini juga harus
sesuai dengan semua batasan tentang sebuah kawasan lindung. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi jenis ini adalah:
45 1 Melindungi dan memelihara keanekaragaman hayati dan nilai-nilai alamiah
yang lain dalam jangka panjang; 2 Mengembangkan praktek pengelolaan yang ramah lingkungan untuk tujuan
produksi yang berkelanjutan; 3 Melindungi basis sumberdaya alam dari perubahan pemanfaatan lahan yang
lain yang mungkin dapat merusak kenekaragaman hayati kawasan; 4 Memberikan sumbangan kepada pembangunan regional dan nasional.
Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Paling tidak dua pertiga kawasan harus tetap dan direncanakan tetap dalam
kondisi alami, walaupun mungkin juga berisi sedikit daerah yang telah termodifikasi ekosistemnya, dengan daerah pertanian atau perkebunan yang
luas tidak boleh dimasukkan; 2 Kawasan ini harus cukup luas untuk menyerap pemanfaatan sumberdaya
secara berkelanjutan tanpa merusak nilai alamiahnya dalam jangka panjang; 3 Otoritas manajemen harus berada di tempat.
Berdasarkan kategori-kategori kawasan konservasi di atas maka KKL Kepulauan Seribu yang merupakan Taman Nasional Laut termasuk ke dalam
kategori 3. Menurut Salm et al. 2000, bahwa kategori 3 mempunyai tujuan primer pelestarian keanekaragaman spesies dan genetik, pemeliharaan jasa-jasa
lingkungan dan pariwisata, dengan tujuan sekundernya adalah penelitian ilmiah, perlindungan alam liar, perlindungan bentangan alambudaya yang khas dan
pendidikan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara umum pengelolaan konservasi
sumberdaya ikan belum optimal. Hal ini disebabkan antara lain: i orientasi pengelolaan konservasi sumberdaya ikan selama ini dititikberatkan pada
manajemen terestrial, serta kurang memperhatikan pengelolaan konservasi di bidang kelautan yang memiliki karakteristik konektivitas, keterwakilan, resistensi
dan resiliensi; ii pengelolaan konservasi sumberdaya ikan selama ini masih bersifat sentralistik dan belum banyak melibatkan pemerintah daerah dan
masyarakat setempat; iii terjadinya tumpang tindih pemanfaatan ruang dan benturan kepentingan antara berbagai pihak khususnya yang menyangkut
pemanfaatan KKL dan potensinya; iv data dasar potensi sumberdaya ikan masih
46 sangat terbatas; dan v masih banyak pelanggaran yang terjadi di KKL, seperti
penangkapan biota laut dengan menggunakan bahan peledak, penambangan terumbu karang secara liar, pembuangan limbah ke laut dan perdagangan ilegal
biota perairan yang dilindungi sebagai akibat dari penegakan hukum yang belum optimal Haryani et al. 2008.
Untuk mengatasi masalah-masalah pengelolaan KKL, Dahuri 2003 menyarankan enam program strategis yang perlu dilaksanakan, yaitu:
i melibatkan secara aktif peran masyarakat lokal di kawasan konservasi, ii perlindungan yang ketat di daerah zona inti dengan pembangunan lampu suar,
pemasangan pelampung buoy, serta peningkatan pengawasan dan penegakan hukum, iii pembentukan manajemen satu pintu misalnya otoritas KKL,
iv peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kawasan konservasi bagi bangsa Indonesia, v pengembangan mata pencaharian alternatif
bagi masyarakat lokal, dan vi pengembangan program penelitian dan monitoring, serta sistem informasi bagi pengelolaan kawasan konservasi.