Konservasi Sumberdaya Ikan Pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan kawasan konservasi laut di pulau pulau kecil

38 konservasi perairan nasional, 2 kawasan konservasi perairan propinsi dan 3 kawasan konservasi perairan kabupatenkota. Pada saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengembangkan kawasan konservasi perairan tingkat kabupatenkota, yang populer disebut sebagai kawasan konservasi laut daerah KKLD yang tersebar di berbagai wilayah kabupatenkota dan akan terus dikembangkan kawasan konservasi perairan nasional dan propinsi. Dari kewenangan penetapan kawasan konservasi perairan tersebut terlihat jelas bahwa paradigma yang diusung dalam penyelenggaraan konservasi sumberdaya ikan ini sudah mengakomodir prinsip-prinsip desentralisasi. Kondisi ini sangat berbeda dengan paradigma sebelumnya yang masih bersifat sentralistik. Selanjutnya jenis kawasan konservasi perairan dapat dibedakan atas: 1 Taman Nasional Perairan, 2 Suaka Alam Perairan, 3 Taman Wisata Perairan dan 4 Suaka Perikanan. Sedangkan tahapan penetapan kawasan konservasi perairan adalah: 1 usulan inisiatif, 2 identifikasi dan inventarisasi, 3 pencadangan kawasan konservasi perairan dan 4 penetapan kawasan konservasi perairan. Usulan inisiatif selain dari jajaran pemerintahan, dapat pula berasal dari masyarakat, sehingga dalam hal ini peran serta masyarakat sangat diutamakan dalam proses pengusulan suatu perairan untuk menjadi kawasan konservasi perairan. Sementara itu pembagian zonanya meliputi: 1 zona inti, 2 zona perikanan berkelanjutan, 3 zona pemanfaatan, dan 4 zona lainnya. Penetapan kawasan konservasi perairan bukan hanya untuk perlindungan dan pelestarian sumberdaya ikan, yang sarat akan tindakan pelarangan dan penutupan akses bagi masyarakat. Namun dapat pula kawasan konservasi perairan dimanfaatkan secara terbatas dengan pengaturan pada zona yang ditentukan. Sehingga masyarakat tetap diberikan akses untuk melakukan kegiatannya, dengan pemanfaatan kawasan konservasi perairan tersebut dapat berupa upaya: 1 penangkapan ikan, 2 pembudidayaan ikan, 3 pariwisata alam perairan, dan 4 penelitian dan pendidikan. Menurut Salm et al. 2000 bahwa marine protected area MPA atau kawasan konservasi laut KKL merupakan salah satu pendekatan yang penting di dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Selanjutnya berdasarkan International Union Conservation on Natural Resources IUCN terdapat 7 tujuh 39 kategori kawasan konservasi yang awalnya 10 kategori, Gubbay and Welton 1995 yaitu: 1 Reservasi alam secara ketat strict nature reserve atau cagar alam. Kawasan konservasi jenis ini adalah kawasan daratan danatau lautan yang memiliki ekosistem atau kenampakan fisiologis danatau spesies yang penting atau representatif yang terutama ditujukan untuk penelitian ilmiah danatau pemantauan lingkungan. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi perairan jenis ini adalah: 1 Mengawetkan habitat, ekosistem dan spesies dalam kondisi tidak terganggu sama sekali; 2 Mempertahankan sumberdaya genetik dalam kondisi yang dinamis dan evolutionary; 3 Mempertahankan proses-proses ekologis yang telah mantap; 4 Mempertahankan kondisi struktur landscape atau batuan; 5 Mengamankan contoh lingkungan alam untuk penelitian ilmiah, pemantauan lingkungan dan pendidikan; 6 Memperkecil gangguan melalui perencanaan dan pelaksanaan yang hati- hati pada aktivitas penelitian dan aktivitas lain yang diperbolehkan; 7 Membatasi akses publik; Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Kawasan ini harus cukup luas untuk menjamin integritas ekosistemnya dan memenuhi tujuan pengelolaan kawasan konservasi ini; 2 Kawasan ini harus secara nyata bebas dari intervensi manusia secara langsung dan mampu untuk dipertahankan seperti itu; 3 Konservasi keanekaragaman hayati kawasan ini harus dapat diperoleh melalui perlindungan protection dan tidak memerlukan pengelolaan yang besar dan aktif atau manipulasi habitat. 2 Kawasan liar atau suaka alam. Kawasan konservasi jenis ini terutama ditujukan untuk perlindungan alam liar. Kawasan konservasi ini adalah kawasan daratan danatau lautan yang luas yang belum dimodifikasi atau hanya sedikit modifikasi, meninggalkan sifat dan pengaruh alam, tanpa bekas jamahan manusia secara permanen atau nyata yang dilindungi dan dikelola 40 seperti itu untuk melestarikan kondisi alamiahnya. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi jenis ini adalah: 1 Menjamin bahwa generasi mendatang mempunyai kesempatan untuk menikmati kawasan yang belum terganggu oleh kegiatan manusia; 2 Mempertahankan atribut alam yang penting dan kualitas lingkungan dalam jangka panjang; 3 Menyediakan akses publik pada tingkat dan tipe yang dapat memberikan kesejahteraan fisik dan spiritual yang terbaik kepada pengunjung dan mempertahankan kualitas “keliaran alam” kawasan untuk generasi masa kini dan generasi masa mendatang; 4 Memungkinkan masyarakat lokal hidup dalam jumlah yang tetap rendah dan dalam keseimbangan dengan jumlah sumberdaya yang tersedia untuk mempertahankan cara hidupnya. Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Kawasan ini harus memiliki kualitas alam yang tinggi, digerakkan terutama oleh tenaga alam dengan gangguan manusia hampir tidak ada, dan sangat mungkin berlanjut memperlihatkan atribut seperti itu jika dikelola sesuai dengan tujuan; 2 Kawasan ini harus berisi nilai ilmiah, pendidikan, keindahan atau sejarah secara ekologi, geologis, fisiogeografis, atau lainnya yang nyata; 3 Kawasan ini harus menawarkan kesempatan yang istimewa untuk menikmati kesendirian, kondisi yang tenang, tidak tercemar, tidak memiliki transportasi bermotor; 4 Kawasan ini harus luas untuk kelestarian dan pemanfaatan yang memadai. 3 Kawasan Taman Nasional. Kawasan konservasi jenis ini terutama ditujukan untuk perlindungan ekosistem dan pariwisata. Kawasan konservasi ini adalah kawasan daratan danatau lautan yang dirancang untuk melindungi integritas ekologis satu atau lebih ekosistem untuk generasi sekarang dan mendatang, menghindari eksploitasi dan pemukiman yang tidak dikehendaki, menyediakan sebuah landasan spiritual, ilmiah, pendidikan, rekreasional dan kesempatan berkunjung dan semuanya harus selaras dengan lingkungan dan budaya setempat. Tujuan pengelolaan dalam kawasan konservasi ini adalah: 41 1 Melindungi daerah alami dan indah yang penting secara nasional dan internasional untuk tujuan spiritual, ilmiah, pendidikan, rekreasi dan pariwisata; 2 Menjaga contoh daerah fisiografis, komunitas biotik, sumberdaya genetik dan spesies untuk memberikan stabilitas dan keragaman ekologis; 3 Mengelola pemanfaatan oleh pengunjung untuk tujuan inspirasional, pendidikan, budaya dan rekreasi pada tingkat yang akan mempertahankan kawasan tersebut tetap sealamiah mungkin; 4 Menghilangkan dan kemudian mencegah eksploitasi dan pemanfaatan yang tidak dikehendaki; 5 Mempertahankan penghargaan terhadap atribut ekologis, geomorfologis, kesucian atau keindahan; 6 Mempertimbangkan kebutuhan penduduk lokal, termasuk pemanfaatan sumberdaya secara subsisten sepanjang tidak berpengaruh buruk terhadap tujuan manajemen yang lain. Beberapa panduan untuk memilih kawasan konservasi kategori ini antara lain: 1 Kawasan ini harus berisi contoh yang mewakili mayoritas daerah-daerah alami, fitur atau pemandangan dimana spesies tumbuhan dan hewan, situs habitat dan geomorfologis merupakan hal yang istimewa penting secara spiritual, ilmiah, pendidikan, rekreasi dan pariwisata; 2 Kawasan ini harus cukup luas untuk memiliki satu atau lebih ekosistem yang lengkap yang secara material tidak berubah oleh pemukiman manusia atau eksploitasi. 4 Monumen Alam Natural Monument. Kawasan konservasi jenis ini terutama ditujukan untuk konservasi bentukan alam yang khas. Kawasan konservasi ini berisi satu atau lebih bentukan alam atau budaya yang khas, yang mungkin bernilai tinggi atau unik karena kelangkaannya, mewakili atau berkualitas keindahan atau penting secara budaya. Tujuan pengelolaan di dalam kawasan konservasi jenis ini adalah: 1 Melindungi atau melestarikan bentang alam yang sangat khas karena kekhasan alamiahnya, keunikan atau keterwakilannya, danatau berkonotasi spiritual;