Pertumbuhan Ekonomi Pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan kawasan konservasi laut di pulau pulau kecil

97 yang ada untuk mengeksploitasi ikan dan produk laut lainnya masih dalam skala efisien DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006; Haryani et al. 2010.

5.1.2 State KKL Raja Ampat

Dari hasil analisis persepsi masyarakat menunjukkan wilayah perairan Kabupaten Raja Ampat kondisi perikanan tangkapnya cukup baik. Nelayan di perairan Kabupaten Raja Ampat dinyatakan jumlahnya bertambah dari persepsi 59 responden, sementara 25 menyatakan jumlah nelayan tetap, namun 16 responden menyatakan nelayan berkurang jumlahnya. Sementara untuk jumlah kapal, 78 responden menyatakan jumlah kapal penangkap ikan bertambah. Ini menunjukkan bahwa, input jumlah kapal dan jumlah nelayan yang melakukan kegiatan perikanan tangkap di wilayah ini, memang bertambah dari tahun ke tahun Haryani et al. 2010, sementara 16 responden menyatakan jumlah kapal tetap dan 6 responden menyatakan jumlah kapal berkurang Gambar 14. Gambar 14 Evaluasi kondisi perikanan tangkap di KKL Raja Ampat 98 Dari persepsi masyarakat akibat menangkap ikan di tempat lain yang lebih jauh, bahwa 56 responden menyatakan jumlah ikan yang ditangkap bertambah, 22 menyatakan jumlah ikan yang ditangkap menjadi berkurang dan 22 menyatakan jumlah ikan yang ditangkap tetap Gambar 14. Kondisi perikanan tangkap sebagaimana tersebut diatas cukup menguntungkan untuk pengembangan perikanan berkelanjutan. Namun dengan bertambahnya kapal dan nelayan seharusnya diikuti juga dengan kehati-hatian untuk tidak terjadi penangkapan ikan yang berlebihan Haryani et al. 2010; Fauzi 1998 dan 2005; Syaukani 2009. Persepsi masyarakat Raja Ampat juga memperlihatkan bahwa sebanyak 50 responden, menyatakan kondisi perairan semakin baik, belum mengalami pencemaran dalam besaran yang cukup signifikan, baik akibat limbah domestik maupun dari aktivitas pariwisata dan pelabuhan. Hanya sebanyak 16 responden menyatakan kondisi perairan semakin jelek dan 34 menyatakan kondisi perairan tetap Gambar 15. Hal ini sangat menguntungkan untuk pengembangan KKL dan perikanan berkelanjutan Haryani et al. 2009 dan 2010; Fauzi 2009; . Gambar 15 Evaluasi kondisi perairan di KKL Raja Ampat Secara umum perairan Raja Ampat juga belum mengalami degradasi sumberdaya alam yang cukup signifikan baik pada ikan, terumbu karang, mangrove dan lamun McKenna et al. 2002; DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007. Kondisi ekosistem yang ada bahwa 50 99 responden menyatakan kondisi terumbu karang semakin baik, 16 menyatakan kondisi terumbu karang semakin jelek dan 34 menyatakan kondisi terumbu karang tetap. Sedangkan berkaitan dengan luas terumbu karang, 50 responden menyatakan luas terumbu karang bertambah, 16 responden menyatakan luas terumbu karang berkurang, dan 24 responden menyatakan luas terumbu karang tetap Gambar 16. Persepsi terhadap kondisi ekosistem mangrove 66 responden menyatakan bahwa luas mangrove bertambah, 6 responden menyatakan luas mangrove berkurang dan 28 responden menyatakan luas ekosistem mangrove tetap. Mengenai kondisi ekosistem mangrove, 72 menyatakan kondisi ekosistem mangrove dalam keadaan semakin baik, 22 responden menyatakan kondisi ekosistem mangrove semakin jelek, dan 6 responden menyatakan kondisi ekosistem mangrove tetap Gambar 16. Kondisi ini diduga disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk pelestarian sumberdaya alam cukup baik DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006; Fauzi 2007. Gambar 16 Evaluasi kondisi terumbu karang dan mangrove di KKL Raja Ampat