Dalam  kondisi  open  access,  dimana  diberlakukan  KKL  sisa  daerah terbuka KKL yang open access, kondisi keseimbangan biomas adalah Fauzi dan
Anna  2005 dan Anna  2006: 1
M
c x
p q
 
3.13 Produksi pada kondisi open access pada wilayah sisa KKL adalah:
1 1
1
M
r c c
h p q
p q K
 
 
 
 
 
 
3.14 Dengan demikian  dapat diketahui effort pada kondisi open access sebagai
berikut: 1
1
M
c E
r p q
K 
 
 
 
 
 3.15
Pada model σ sigma ini parameter ekonomi, yaitu harga dan biaya, diasumsikan
konstan dan fungsi permintaan diasumsikan perfectly inelastic.
3.5.3.2 Model β model beta atau model spill over effect
3.5.3.2.1  Asumsi model
Model β  beta  dikembangkan  secara  keseluruhan  melalui  penelitian  ini,
dengan menggunakaan spill over effect dampak limpahan ikan sebagai indikator diberlakukannya KKL.  Penggunaan spill over effect dalam model sangat penting,
karena  keberhasilan  pengembangan  KKL  sangat  ditentukan  oleh  seberapa  besar spill over effect
ini terjadi. Secara  keseluruhan
model  β beta yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1  Dalam model ini tidak terjadi Lotka-Voltera effect, artinya tidak ada interaksi di antara spesies ikan yang dapat mempengaruhi model surplus produksi.
2  Kapal penangkap ikan dianggap homogen, sehingga perbedaan  stuktur biaya karena  perbedaan  kapal,  kapasitas  dan  kemampuan  crew  kapal    dapat
diabaikan. 3  KKL  dikembangkan  dengan  prinsip  spill  over  effect  atau  dampak  limpahan,
yang  diasumsikan  pada  kawasan  yang  dilindungi,  stok  ikan  akan  tumbuh dengan baik dan limpahan spill over dari pertumbuhan ini akan mengalir ke
wilayah di luar KKL.
4  KKL  yang dimaksud dalam  model  ini  adalah zona  inti  yang  merupakaan no take  zone
,  yaitu  wilayah  yang  dilindungi  secara  penuh,  sehingga  stok  ikan dalam  zona  tersebut  dapat  berkembang  dengan  alamiah  tanpa  ada  gangguan
dari luar. 5  Terdapat  2  dua  wilayah  di  lokasi  penelitian  yaitu  wilayah  KKL  dan  non
KKL,  yang  masing-masing  diasumsikan  memiliki  besaran  nilai  carrying capacity K
yang berbeda yaitu sebesar K
KKL
dan K
nonKKL
. 6  Ada  interaksi  diantara  KKL  dan  non  KKL,  sehingga  nilai  spill  over  effect
selanjutnya disebut β atau beta diasumsikan merupakan perbandingan K
KKL
dan K
nonKKL
. 7  Nilai  K
KKL
diasumsikan  lebih  kecil  dari  nilai  K
nonKKL
K
KKL
K
nonKKL
, sehingga  perbandingan  nilai  K
KKL
dan  K
nonKKL
atau  nilai  spill  over  effect β
merupakan nilai dengan kisaran 0  β  1.
8  Dampak  perkembangan  teknologi  technological  advances  effect  dianggap konstan,  sehingga  pengaruh  perkembangan  teknologi  penangkapan  tidak
diperhitungkan di dalam model. 9
Direct  mortality kematian ikan langsung akibat kegiatan destructive fishing dan  illegal  fishing  seperti  bombing  dan  penangkapan  ikan  dengan  racun
merupakan  faktor  eksogenus  yang  tidak  secara  eksplisit  dihitung  di  dalam model.
3.5.3.2.2   Pengembangan model
Analisis  bioekonomi  yang selama  ini telah dikembangkan untuk kawasan KKL sebagaimana telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, menggunakan model
fungsi  pertumbuhan  ikan  secara  logistic    sebagai  dasar  analisis  Fauzi  dan  Anna 2005.    Model  tersebut  tanpa  mempertimbangkan  spill  over  effect,  yang
merupakan aspek dominan dalam pengembangan KKL. Pada  penelitan-penelitian  terdahulu  belum  dapat  diketahui  berapa  besar
dampak  spill  over  terhadap  KKL.  Spill  over  sebenarnya  merupakan  aspek dominan  dalam  pengembangan  KKL  untuk  menjamin  pengelolaan  perikanan
berkelanjutan.  Oleh  sebab  itu  melalui  penelitian  ini dikembangkan analisis  baru dengan pendekatan bioekonomi untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, yang
selanjutnya  disebut    beta  model.    Model  ini  dikembangkan  dengan