mangrove .  Kerapatan  pohon  mangrove  di  Raja  Ampat  mencapai  2.350
batanghektar. Pada ekosistem mangrove di Raja Ampat juga ditemukan beberapa jenis  biota  yang  dikelompokkan  kedalam  krustacea  dan  moluska,  yang  memiliki
nilai  ekonomis  penting,  di  antaranya  udang  panaeid,  kepiting  bakau  Scylla serata
dan rajungan portunidae. Biota yang umum ditemukan di ekosistem ini adakah  ikan  blodok  Periopthalmus  sp.,  belanak  Mugil  dusumieri,  bandeng
Chanos  chanos,  kepiting  bakau  Scylla  serata,  dan  kerang  DKP-KRA    2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006.
Ekosistem  mangrove  di  Kabupaten  Raja  Ampat  menunjukkan  kondisi yang masih baik. Berdasarkan hasil survei dan analisis citra digital, luas mangrove
di Kepulauan Raja Ampat adalah ± 27.180 ha. Sedangkan luas sebaran mangrove untuk  masing-masing  pulau  besar  yang  ada  di  wilayah  Kabupaten  Raja  Ampat
adalah sebagai berikut: 1 Pulau Waigeo 6.843 ha, 2 Pulau Batanta 785 ha, 3 Pulau Kofiau 279 ha, 4 Pulau Misool 8.093 ha, 5 Pulau Salawati 4.258 ha.
Pulau Misool merupakan pulau yang memiliki sebaran mangrove terbesar, kemudian  diikuti  oleh  Pulau  Waigeo,  Salawati,  dan  Batanta.  Pulau  Kofiau
merupakan  kawasan  yang  memiliki  sebaran  mangrove  yang  lebih  sedikit dibandingkan  dengan  pulau-pulau  lainnya.  Dari  hasil  survei  inventarisasi  jenis
mangrove ,  di  Kabupaten  Raja  Ampat  terdapat  25  jenis  mangrove  dan  27  jenis
tumbuhan  asosiasi  mangrove.    Mangrove  di  Raja  Ampat  dimanfaatkan  oleh masyarakat  secara  tradisional  sebagai  lokasi  mata  pencaharian  keluarga,  yaitu
menangkap ikan, udang dan mencari kepiting. Selain itu, mangrove dimanfaatkan untuk  kebutuhan  kayu  bakar,  bahan  bangunan,  dan  sumber  obat-obatan
tradisional.  Sebagian  besar  penduduk  di  Kepulauan  Raja  Ampat  juga  telah mengenal pemanfaatan buah mangrove dari jenis Bruguiera gymnorrhiza sebagai
bahan  untuk  membuat  makanan  tradisional  DKP-KRA    2006;  Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006.
4.4 Potensi Perikanan
1  Ikan
Wilayah  Raja  Ampat  memiliki  kekayaan  laut  yang  tinggi,  didalamnya terdapat  ekosistem  terumbu  karang  dengan  keanekaragaman  tertinggi  di  dunia,
yaitu tercatat 540 jenis karang keras lebih dari 75  jumlah jenis karang keras di dunia.  Ekosistem  ini  menjadi  habitat  bagi  jenis-jenis  ikan  karang  yang  tercatat
sebanyak 1.074 jenis di Raja Ampat dan ikan komersil sebanyak 196 jenis. Di air tawar terdapat beberapa jenis ikan endemik, yaitu: a Melanotaenia misoolensis,
hanya ditemukan di Pulau Misool; b Melanotaenia batanta, hanya ditemukan di Pulau  Batanta;  dan  c  Melanotaenia  catherinae,  hanya  ditemukan  di  Pulau
Waigeo.  Di  air  laut terdapat  pula  beberapa  jenis  ikan  endemik,  yaitu:  a  Eviota raja
sejenis gobi; b Apogon ikan kardinal; dan c Hemiscyllium sejenis hiu. Selain itu terdapat pula ikan pari mantamanta ray Manta birostris dengan lebar
badan sekitar 670 cm dan berat maksimum mencapai 1.400 kg DKP-KRA  2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006.
2 Crustacea
Berbagai jenis crustacea banyak terdapat di wilayah perairan Raja Ampat, baik    berupa  udang  hias  maupun  udang  konsumsi.  Jenis  udang  yang  bernilai
ekonomi  tinggi  adalah  udang  barong  Panulirus  sp  yang  terdapat  di  ekosistem terumbu karang. Komoditas lainnya adalah kepiting Scylla serrata dan rajungan
Portunnus sp yang terdapat di daerah mangrove DKP-KRA  2006; Pemerintah
Kabupaten Raja Ampat 2006.
3 Mollusca
Berdasarkan hasil penelitian CII terdapat 600 jenis mollusca yang terdapat di  perairan  Raja  Ampat.  Beberapa  jenis  yang  bernilai  ekonomis,  antara  lain
kerang-kerangan,  cumi-cumi  Loligo  sp,  sotong  Sepia  sp,  gurita  Octopus  sp, teripang  dan  tiram  mutiara  Pinctada  sp.  Di  kawasan  ini  bahkan  terdapat  jenis
kima  raksasa  Tridacna  gigas  yang  berukuran  hingga  1,5  m  yang  dapat ditemukan  dengan  mudah.  Keberadaan  kerang  ini  menjadi  indikator  bahwa
kondisi  terumbu  karang  di  wilayah  ini  tergolong  sehat DKP-KRA    2006;
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006.
4  Rumput laut
Rumput  laut  banyak  terdapat  di  daerah  Distrik  Misool,  Samate  dan Waigeo  Utara.  Komoditas  ini  telah  dibudidayakan  oleh  masyarakat.    Jenis  yang
paling  banyak  dibudidayakan  adalah  Euchema  cottoni DKP-KRA    2006;
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006.
5  Satwa pesisir
Wilayah  Kabupaten  Raja  Ampat  juga  memiliki  kekayaan  satwa  penyu yang sebagian merupakan jenis yang dilindungi, seperti penyu sisik Eretmochelys
imbricata . Pada beberapa lokasi pantai berpasir dijadikan sebagai tempat bertelur
penyu  nesting  area.  Habitat  penyu  ini  mulai  terancam  akibat  adanya pengambilan  penyu  dan  telur-telurnya  secara  tidak  terkendali.  Satwa  lainnya  di
wilayah perairan Raja Ampat adalah mamalia laut, yaitu lumba-lumba Cetacean DKP-KRA  2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006.
4.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Jumlah  penduduk  Kabupaten  Raja  Ampat  pada  tahun  2004  sebanyak 32.055  jiwa,  yang  hampir  seluruh  penduduknya  menetap  di  tepi  laut  pantai.
Hanya  penduduk  Kampung  Kalobo,  Waijan,  Tomolol,  Waisai,  dan  Magey  yang tinggal jauh ke arah daratan Tabel 4 BPS-KRA  2006.
Tabel 4  Jumlah kampung, luas wilayah daratan, jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2006
No Distrik
Jumlah Kampung  Luas Km2 Jumlah
Penduduk Kepadatan
jiwaKm² 1  Waigeo Selatan
14 537
4.168 8
2  Teluk Mayalibit 9
1.118 1.511
1 3  Waigeo Timur
4 236
1.236 5
4  Waigeo Utara 9
672 2.781
4 5  Kepulauan Ayau
5 18
1.996 111
6  Waigeo Barat 10
944 3.335
4 7  Kofiau
3 196
2.17 11
8  Samate 13
1.576 6.8
4 9  Misool
8 1.509
3.412 2
10  Misool Timur Selatan 11
727 4.646
6
Jumlah 86
7.533 32.055
4
Sumber: BPS-KRA 2006 Jumlah penduduk belum termasuk pegawai PT Yellu Mutiara
Laju pertumbuhan penduduk Raja Ampat dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006, adalah 18,55 sehingga laju pertumbuhan rata-rata per tahun adalah
3,09.  Bila  dibandingkan  dengan  laju  pertumbuhan  penduduk  Indonesia  tahun
2000  yang  sebesar  1,49,  maka  laju  pertumbuhan  penduduk  Kabupaten  Raja Ampat masih lebih tinggi.  Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk
Papua  tahun  2000  yang  sebesar  3,22,  maka  laju  pertumbuhan  penduduk Kabupaten Raja Ampat masih lebih rendah BPS-KRA  2006.
4.5.1  Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki di Raja Ampat sedikit lebih banyak  dibandingkan  jumlah  penduduk  perempuan.  Jumlah  penduduk  laki-laki
mencapai 52,55 dari total  jumlah penduduk Raja Ampat. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tiap-tiap distrik dapat dilihat pada Tabel 5 BPS-
KRA  2006. Tabel  5  Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap distrik di Kabupaten
Raja Ampat
No Distrik
Jumlah Penduduk orang Laki-laki
Perempuan Total
1  Wagieo Selatan 2.204
1.994 4.168
2   Teluk Mayalibit 811
700 1.511
3   Waigeo Timur 654
582 1.236
4   Waigeo Utara 1.440
1.341 2.781
5   Kep. Ayau 1.030
966 1.996
6   Waigeo Barat 1.795
1.540 3.335
7   Kofiau 1.171
999 2.170
8   Samate 3.578
3.222 6.800
9   Misool 1.794
1.618 3.412
10   Misool Timur Selatan 2.387
2.259 4.646
Jumlah 16.864
15.191 32.055
Sumber: BPS-KRA  2006
4.5.2  Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan agama
Berdasarkan  piramida  penduduk  pada  tahun  2005,  hasil  proyeksi, penduduk  berusia  anak-anak  0–14  tahun  masih  besar  dan  jumlahnya  hampir
setengah  dari  total  penduduk  Kabupaten  Raja  Ampat  44.  Struktur  umur penduduk  Raja  Ampat  masih  didominasi  oleh  umur  anak-anak.  Penduduk  yang
berusia  antara  15-64  tahun  usia  produktif  mempunyai  beban  yang  besar  untuk menghidupi penduduk usia anak-anak ini BPS-KRA  2006.
Mayoritas  penduduk  di  Kabupaten  Raja  Ampat  beragama  Kristen Protestan, sedangkan yang lainnya beragama Islam dan Kristen Katholik. Jumlah
penduduk  yang  memeluk  agama  Kristen  Protestan  sebanyak  23.728  jiwa  atau sebesar  74  dari  total  jumlah  penduduk  Raja  Ampat,  kemudian  penduduk  yang
memeluk agama Islam sebanyak 8.265 jiwa atau sebesar 26 dan sisanya adalah penduduk  yang  memeluk  agama  Katholik  yaitu  sebanyak  55  jiwa  dan  Hindu
sebanyak 7 jiwa BPS-KRA  2006.
4.5.3  Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan  tingkat  pendidikan  terakhir  yang  ditamatkan,  umumnya masyarakat  Raja  Ampat  merupakan  lulusan  SD  7.895  orang.  Hanya  sebagian
kecil  penduduk  lulusan  SLTP,  SLTA,  dan  Perguruan  Tinggi  PT.  Jumlah penduduk  berdasarkan  tingkat  pendidikan  untuk  tiap  distrik  selengkapnya  dapat
dilihat pada Tabel 6 BPS-KRA  2006. Tabel    6    Jumlah  penduduk  berdasarkan  tingkat  pendidikan  di  tiap  distrik  di
Kabupaten Raja Ampat
No Distrik
Belum Sekolah Tidak Tamat
SD Pendidikan Terakhir yang
Ditamatkan SD
SLTP SLTA
PT
1 Waigeo Selatan
280 421
974 249
626 293
2 Teluk Mayalibit
269 482
224 66
51 11
3 Waigeo Timur
152 46
310 29
69 4
Waigeo Utara 474
478 543
183 149
15 5
Kepulauan Ayau 383
578 358
96 94
6 Waigeo Barat
409 61
1.217 203
160 24
7 Kofiau
414 99
793 73
85 16
8 Samate
880 699
1.449 459
356 51
9 Misool
691 380
797 274
194 13
10   Misool Timur Selatan 942
238 1.230
375 316
27
Jumlah 4.894
3.482 7.895
2.007 2.100
450
Sumber: BPS-KRA  2006
4.5.4  Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Mayoritas  penduduk  Kabupaten  Raja  Ampat  menggantungkan  hidupnya dari  sumberdaya  alam  yang  ada  di  wilayah  tersebut.  Profil  rumah  tangga
masyarakat  di  Kabupaten  Raja  Ampat  didominasi  oleh  rumah  tangga  petani. Jumlah penduduk  yang  bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 3.987  jiwa
12,  disusul  kemudian  sebagai  nelayan  sebanyak  2.633  jiwa.  Selain  nelayan atau  petani,  sebanyak  1.341  jiwa  atau  4  penduduk  Raja  Ampat  berprofesi