Kawasan konservasi laut Identifikasi Masalah

14 2 Degradasi lingkungan wilayah daerah aliran sungai inland pada pulau-pulau kecil; 3 Pencemaranpolusi; 4 Sedimentasi karena faktor alam akibat arusgelombang laut maupun faktor kegiatan manusia; dan 5 Erosi pantai akibat faktor alam dan aktivitas manusia. Kebijakan dan program pembangunan yang dilaksanakan di wilayah pulau-pulau kecil diharapkan mampu menjadi sebuah pedoman dalam mengatur, mengarahkan serta mengendalikan berbagai aktivitas masyarakat dalam upaya pemanfaatan sumberdaya kawasan pesisir di kepulauan secara terpadu integrated dan lestari. Dengan demikian sumberdaya pesisir akan mampu menunjang kegiatan investasi dan usaha masyarakat yang berkelanjutan sustainable. Adanya dampak positif dan negatif apabila wilayah pulau-pulau kecil dikembangkan, harus menjadi perhatian Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengembangan pulau-pulau kecil. Upaya meminimalisasi dampak negatif harus menjadi prioritas. Oleh sebab itu apakah pengembangan KKL di pulau- pulau kecil menguntungkan atau ideal? Atau dampak negatif yang ditimbulkannya dapat minimal? Penting dilakukan suatu upaya untuk pengembangan pulau-pulau kecil yang memberikan manfaat optimum baik secara biologi, sosial dan ekonomi, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat baik jangka pendek maupun panjang, serta dampak negatifnya menjadi minimal.

1.2.4 Pemodelan bioekonomi KKL di pulau-pulau kecil

Model yang dapat diadopsi sebagai dasar pengembangan KKL adalah model bioekonomi sumberdaya perikanan, dengan pemodelan yang sederhana. Model bioekonomi ini pada dasarnya merupakan pemodelan yang menyangkut bagaimana mengelola sumberdaya ikan secara optimal dan berkelanjutan, yang dimulai dengan model Gordon-Schaefer Gordon 1954 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Clark dan Munro 1975. Model untuk pengelolaan pulau-pulau kecil adalah model-model klasik yang mengkaji tentang perikanan dan pariwisata Brander dan Taylor 1998; Casagrandi dan Rinaldi 2002; Maanema 2003, atau Convergen Dual Track Model CD TRAM yang 15 mengkaji pengembangan pulau-pulau kecil, interaksi antara perikanan dengan ekosistem mangrove dan dampak kesejahteraannya bagi masyarakat Efrizal, 2005. Selain itu, Haryadi 2004 mengkaji tentang ada tidaknya manfaat sosial ekonomi KKL di kawasan pulau-pulau kecil dan Parwinia 2007 mengkaji tentang ko-eksistensi pariwisata dan perikanan dengan menggunakan analisis Konvergensi-Divergensi KODI serta Indra 2007 yang mengembangkan model bioekonomi perikanan akibat adanya eksternal shock serta kebijakan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perikanan. Selanjutnya, Fauzi dan Anna 2005 mengembangkan model valuasi ekonomi untuk menentukan apakah suatu KKL dapat dijadikan sebagai kawasan wisata dan sekaligus kawasan perikanan, yang juga mengembangkan model pengelolaan KKL melalui pendekatan bioekonomi dan pendekatan multiple use yang mengakomodasi kepentingan ekonomi di KKL. Dari berbagai contoh hasil penelitian pemodelan yang telah dikembangkan sebagaimana tersebut diatas, menunjukkan bahwa pemodelan yang dikembangkan hanya kajian bioekonomi saja, atau kajian di wilayah pulau-pulau kecil saja, atau di wilayah KKL saja, atau dampak kesejahteraan saja, atau interaksi pariwisata saja, tanpa melihat interaksi pulau-pulau kecil yang dikembangkan untuk KKL. Kemudian dari pemahaman adanya kompleksitas pengelolaan pulau-pulau kecil interaksi dengan KKL, mengharuskan pemikiran untuk mengembangkan suatu pemodelan yang dapat menjawab kondisi tersebut. Oleh sebab itu untuk menjembatani kelemahan-kelemahan dari model-model yang telah ada sebagaimana tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang menghubungkan antara manfaat biologi, sosial dan ekonomi dari pengembangan KKL di pulau-pulau kecil, antara lain melalui pengembangan pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan KKL di gugus pulau-pulau kecil.

1.3 Perumusan Masalah

Salah satu upaya penting yang mulai banyak diterapkan dalam mengurangi dampak degradasi sumberdaya ikan adalah pengembangan konservasi melalui pengembangan KKL. Langkah ini dipandang sebagai cara efektif untuk melindungi keanekaragaman hayati laut beserta nilai ekonomi yang terkandung di