123
5.2.6 Rencana pengembangan untuk pengelolaan terumbu karang
Perumusan rencana strategis pengelolaan terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat dilakukan dengan menggunakan analisis berdasarkan pada faktor-
faktor lingkungan strategis yang telah diformulasikan DKP-KRA 2006, sebagai berikut:
1
Memiliki keanekaragaman hayati terumbu karang yang tinggi.
2
Kondisi fisik perairan yang strategis dan cukup terlindung.
3
Kondisi komunitas karang yg masih “sangat baik”.
4
Memiliki kawasan konservasi laut.
5
Pengaruh sedimen dan pencemaran masih relatif kecil,
6
Adanya dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
7
Masyarakat yang partisipatif.
8
Belum tersedianya informasi daya dukung terumbu karang yang optimal.
9
Keterbatasan informasi teknologi yang efektif dan ramah lingkungan.
10
Keterbatasan sumberdaya manusia profesional untuk mengelola KKLD.
11
Kemampuan keuangan daerah terbatas.
12
Keterbatasan fasilitas infrastruktur.
13
Belum ada model formal untuk pembangunan berciri ekologi khusus.
14
Terumbu karang Raja Ampat telah lama dikenal dunia internasional.
15
Jumlah wisatawan asing cenderung meningkat.
16
Arah pengembangan wisata dunia yang berorientasi pelestarian lingkungan.
17
Dukungan industri pariwisata.
18
Hadirnya NGO asing yang berpartisipasi dalam pengelolaan terumbu karang.
19
Kegiatan destructive fishing dan illegal logging.
20
Pembangunan wilayah pesisir yang tidak terencana.
21
Kerentanan masyarakat terhadap pengaruh yang menjanjikan nilai ekonomi lebih tinggi walaupun sesaat.
22
Timbulnya konflik kepentingan pemanfaatan kawasan pesisir Alternatif-alternatif strategi yang merupakan rumusan rencana strategi
renstra pengelolaan terumbu karang Kabupaten Raja Ampat sebagai berikut:
124 1 Penguatan Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD.
2 Meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta, dan
pemerintah dalam pengelolaan terumbu karang.
3
Melakukan rehabilitasi dan pengaturan kegiatan pemanfaatan ikan di kawasan ekosistem terumbu karang dan sekitarnya.
4
Meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan kawasan terumbu karang.
5
Mengembangkan fasilitas infrastruktur terpadu yang menunjang pengelolaan terumbu karang.
6
Meningkatkan kerjasama dalam penyiapan tenaga kerja profesional untuk mengelola KKLD.
7
Penguatan sistem monitoring, controlling dan surveillance berbasis masyarakat.
8
Penegakan hukum secara terpadu.
9
Penataan zonasi wilayah pesisir dan laut.
10
Pemantapan kesadaran masyarakat tentang pentingnya terumbu karang bagi kehidupan.
11
Penguatan regulasi daerah terkait pengelolaan terumbu karang.
12
Pemberdayaan masyarakat pesisir.
13
Reposisi mata pencaharian masyarakat pesisir.
14
Pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang efektif, efisien dan ramah lingkungan.
Penyerasian koordinasi antar sektor dalam merencanakan pembangunan wilayah pesisir dan laut.
6 ASSESMENT NILAI EKONOMI KKL
6.1 Nilai Ekonomi Sumberdaya Terumbu Karang 6.1.1 Nilai manfaat ikan karang
Manfaat langsung dari ekosistem terumbu karang adalah manfaat dari jenis-jenis komoditas yang langsung diperoleh masyarakat dengan cara
mengambil dari alam, yang berupa kegiatan penangkapan ikan karang dan umumnya menggunakan peralatan sederhana. Kegiatan menangkap ikan bagi
sebagian besar masyarakat Kabupaten Raja Ampat selain dilakukan di kawasan terumbu karang, juga dilakukan di luar kawasan terumbu karang DKP-KRA
2006. Berdasarkan data volume produksi rata-rata per tahun, maka nilai pasar komoditas ikan karang di Kabupaten Raja Ampat adalah sebesar
Rp. 213.550.342.568.120,00 per tahun. Produksi rata-rata ikan karang di Kabupaten Raja Ampat adalah sebesar 628.200 ton per tahun, sedangkan harga
rata-rata ikan karang sebesar Rp. 25.377,00 per kilogram. Ikan karang ini diperoleh dari kawasan terumbu karang dengan luas 133.958 Ha, dengan hasil
valuasi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 13. Table 13 Nilai manfaat langsung terumbu karang dari penangkapan ikan karang
di Kabupaten Raja Ampat
No. Uraian
Nilai Kapitalisasi
1 Volume produksi rata-rata ton per minggu
3,49 2
Frekuensi hari kerjatahun hari per tahun 180,00
3 Volume produksi rata-ratatahun ton per tahun
628.200,00 4
Volume produksiHa ton 62.820,00
5 Harga rata-rata ikan Rupiah per kilogram
25.377,00 6
Luas terumbu karang Ha 133.958,00
7 Produksi ikan ton per tahun
8.415.241.560,00 8
Total nilai kapitalisasi Rupiah 13.553.585.068.120,00
9 Biaya operasionaltahun Rupiah
3.242.500.000,00 10
Nilai ekonomi total Rupiah 213.550.342.568.120,00
6.1.2 Nilai manfaat budidaya mutiara
Salah satu kegiatan yang dilakukan di perairan Kabupaten Raja Ampat adalah melakukan kegiatan budidaya mutiara. Mengingat potensi dan kualitas air
laut di kawasan ini sangat mendukung untuk melakukan budidaya mutiara. Hingga saat ini terdapat 5 perusahaan yang melakukan budidaya mutiara di
126 perairan Kabupaten Raja Ampat DKP-KRA 2006. Dari valuasi diperoleh hasil
bahwa rata-rata pendapatan bersih masing-masing perusahaan sebesar Rp. 44.382.373.200,00 per tahun, sedangkan biaya rata-rata yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp. 103.558.870.800,00 per tahun. Sehingga secara total diketahui nilai keseluruhan sebesar Rp. 221.911.866.000,00 per tahun Tabel 14.
Table 14 Nilai manfaat tidak langsung sumberdaya terumbu karang untuk budidaya mutiara di Kabupaten Raja Ampat
No. Uraian
Nilai Kapitalisasi
1 Total pendapatantahun Rupiah
147.941.244.000,00 2
Total biaya produksitahun Rupiah 103.558.870.800,00
3 Pendapatan bersihtahun Rupiah
44.382.373.200,00 4
Jumlah pelaku perusahaan 5,00
Nilai ekonomi total Rupiah 221.911.866.000,00
6.1.3 Nilai manfaat budidaya teripang
Dari kegiatan budidaya teripang di kawasan perairan Kabupaten Raja Ampat diketahui nilai manfaat yang diperoleh sebesar Rp. 240.592.505,20 per
tahun. Rata-rata produksi per tahun sebesar 1,56 ton, sedangkan harga per kilogram sebesar Rp. 154.167,00 Tabel 15.
Table 15 Nilai manfaat tidak langsung sumberdaya terumbu karang untuk budidaya teripang di Kabupaten Raja Ampat
No Uraian
Nilai Kapitalisasi
1 Rata-rata harga satuan Rupiahkilogram
154.167,00 2
Produksibulan ton 0,13
3 Produksitahun ton
1,56 Nilai ekonomi total
240.592.505,20
6.1.4 Nilai manfaat budidaya rumput laut
Jenis rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Raja Ampat adalah jenis Euchema cottoni, yang banyak terdapat di Distrik Misool, Samate dan
Waigeo Utara DKP-KRA 2006. Setelah dikuantifikasi kedalam nilai moneter, nilai ekonomi total dari budidaya rumput laut di Kabupaten Raja Ampat sebesar
Rp. 24.902.400,00 dan secara lengkap
dapat dilihat pada Tabel 16.
127 Table 16 Nilai manfaat tidak langsung sumberdaya terumbu karang untuk
budidaya rumput laut di Kabupaten Raja Ampat
No Uraian
Nilai Kapitalisasi
1 Produksi rata-ratapanen ton
41,04 2
Kegiatan budidayatahun 4,00
3 Jumlah pelaku perusahaan
79,00 4
Produksitahun ton 12,97
5 Rata-rata harga satuan kilogram
3.200,00 6
Total hasil penjualantahun 41.504.000,00
7 Biaya produksi diperkirakan 40 dari total nilai jual
16.601.600,00 Nilai ekonomi total Rupiah
24.902.400,00
6.2 Nilai Ekonomi Sumberdaya Mangrove
Nilai ekonomi sumberdaya mangrove dapat dilihat dari nilai ekonomi total yang dapat dihitung berdasarkan akumulasi seluruh manfaat yang diperoleh,
dikurangi dari seluruh biaya yang timbul Adrianto 2004. Pendekatan penilaian dilakukan dengan analisis harga pasar, dari seluruh manfaat dan biaya, yang
secara langsung dikeluarkan masyarakat untuk memperoleh manfaat mangrove. Dari hasil valuasi sumberdaya mangrove, diketahui total nilai ekonomi
mangrove adalah sebesar Rp.15.758.343.201.691,00 per tahun, yang diperoleh
dari sebaran mangrove di wilayah pesisir Pulau Waigeo Barat, Waigeo Selatan, Batanta, pantai timur Pulau Salawati, pantai selatan Pulau Kofiau, Pulau Babi,
pantai timur dan barat Pulau Misool yang luasnya mencapai 14.430 Ha DKP- KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007, dengan nilai
manfaat ekosistem mangrove secara detail dapat dilihat pada Tabel 17. Table 17 Kuantifikasi nilai manfaat ekosistem mangrove
No. Jenis Manfaat
Nilai ManfaatTahun Rupiah Persentase
1 Manfaat langsung 616.888.624.000,00
3,91 2 Manfaat tidak langsung
14.906.889.774.120,00 94,60
3 Manfaat pilihan 230.519.250.000,00
1,46 4 Manfaat keberadaan
4.045.553.571,00 0,03
Total 15.758.343.201.691,00
100,00
Dari Table 17, diketahui bahwa manfaat terbesar dari keberadaan mangrove
di Kabupaten Raja Ampat adalah manfaat tidak langsung, yaitu sebesar Rp.14.906.889.774.120,00 atau sebesar 94,60 dari total nilai ekonomi