Hasil Penelitian Terdahulu Pemodelan hybrid bioekonomi untuk pengembangan kawasan konservasi laut di pulau pulau kecil

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2008 sampai dengan Bulan September 2009. Penelitian dilakukan di wilayah gugus pulau-pulau kecil yang pemanfaatannya sebagai basis pengembangan KKL. Lokasi tersebut adalah di KKL Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, dengan gambaran peta jejaring KKL dan sebaran satwanya terlihat pada Gambar 10. Sumber: Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 Gambar 10 Lokasi KKL dan sebaran satwa di Kabupaten Raja Ampat Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian di KKL Kabupaten Raja Ampat, bahwa KKL Kabupaten Raja Ampat merupakan KKL yang cukup luas dan terdiri atas gugus pulau-pulau kecil, yang penetapannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dilakukan pada tanggal 12 Mei 2007. Pengembangan KKL Kabupaten Raja Ampat ini masih baru, sehingga management plan dan perangkat pengelolaan lainnya belum disyahkan dan masih dalam taraf finalisasi. Sementara itu kondisi sumberdaya ikan cukup baik dan belum overfishing, serta potensi dan keanekaragaman hayatinya cukup tinggi. KKL Kabupaten Raja Ampat ini merepresentasikan sistem pengembangan KKL di bawah fasilitasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang tujuan utama penetapannya adalah sebagai salah satu instrumen untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan. Fokus lokasi penelitian dilakukan di 6 enam desa di Distrik Waigeo Selatan, yaitu di Desa Yanbekwan, Desa Sawingrai, Desa Yen Buba, Desa Kapisawur, Desa Saporkren, dan Desa Saonek.

3.2 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis bioekonomi yang menyangkut sumberdaya ikan dan interaksi antara perikanan tangkap dan konservasi laut di pulau-pulau kecil. Bahasan tentang sumberdaya ikan, hanya mencakup analisis perikanan tangkap untuk jenis ikan karang atau demersal untuk spesies tertentu, antara lain ekor kuning Caesio spp., kuwe Caranx spp., lencam Lethrinus spp . dan kakap Lates spp.. Ikan-ikan tersebut merupakan jenis ikan karang atau demersal, yang dominan didaratkan melalui perahu di Pusat Pendaratan Ikan PPI Sorong, dengan asumsi bahwa 80 ikan yang didaratkan di Pusat Pendaratan Ikan PPI Kota Sorong berasal dari perairan Kabupaten Raja Ampat. Lingkup bahasan tentang keberlanjutan sumberdaya ikan di lokasi penelitian, dibatasi hanya melihat kondisi existing wilayah penelitian melalui analisis persepsi masyarakat. Hasil analisis kemudian dielaborasi sebagai present status untuk mengetahui keberlanjutan pengelolaan perikanan di wilayah penelitian, yang meliputi unit penangkapan jumlah dan jenis, nelayan, daerah penangkapan dan produksi total jenis. Analisis bioekonomi yang dilakukan merupakan analisis statik terhadap ikan-ikan karang atau demersal. Pemodelan bioekonomi KKL yang dikembangkan, dibatasi hanya pemodelan dengan luasan KKL dan spill over effect dalam kaitannya untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan. Bahasan tentang konservasi, hanya mencakup analisis mengenai manfaat dan peran KKL dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan. Bahasan tentang kondisi sosial ekonomi hanya mencakup analisis income masyarakat di sekitar lokasi KKL. Analisis terkait pulau-pulau kecil hanya dilakukan secara deskriptif saja, dengan kondisi biofisik ekosistem pulau-pulau kecil sebagai latar belakang pengambilan data untuk analisis. Analisis valuasi ekonomi digunakan untuk menunjukkan bahwa nilai ekonomi sumberdaya ikan di KKL cukup tinggi, sehingga analisis dilakukan terbatas pada jenis sumberdaya tertentu saja dan tidak mencakup seluruh sumberdaya yang dapat dikuantifikasi.

3.3 Pemetaan Proses Penelitian

Keseluruhan proses penelitian dipetakan dalam suatu diagram pada Gambar 11. Penelitian ini dibangun berdasarkan prinsip input, proses dan output. Input berupa tujuan penelitian, diuraikan lebih detail dalam 4 empat tujuan khusus yang masing-masing dijabarkan dalam beberapa indikator. Tahapan proses penelitian dilakukan dengan analisis data menggunakan beberapa metode pendekatan, yaitu: persepsi masyarakat terhadap kondisi umum perairan, KKL dan masyarakat; optimasi level inputoutput perikanan; dampak adanya KKL di pulau-pulau kecil terhadap peningkatan income masyarakat; dan memodifikasi model bioekonomi konvensional sehingga menjadi model hybrid bioekonomi yang lebih elastis untuk pengembangan KKL. Output penelitian ini merupakan kesimpulan hasil analisis, yang dapat mempengaruhi kebijakan mengelolaan KKL di pulau-pulau kecil. Pengaruh tersebut dapat digunakan untuk rekomendasi kebijakan pengembangan KKL di pulau-pulau kecil, yaitu pengelolaan KKL yang menguntungkan secara biologi, ekonomi dan sosial, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat dan dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan kebijakan pengelolaan perikanan berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati laut. Pemetaan proses analisis dari penelitian ini diuraikan lebih detail pada Gambar 12, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Penelitian ini dibangun dari tujuan umum untuk mengembangkan model hybrid bioekonomi untuk pengelolaan KKL di pulau-pulau kecil, berbasis perikanan tangkap yang dapat mensejahterakan masyarakat. 2 Tujuan umum kemudian dijabarkan menjadi 4 empat tujuan khusus yaitu: i menganalisis kondisi umum sumberdaya ikan, KKL dan masyarakat; ii menganalisis performance baseline sebelum penerapan KKL perikanan tangkap pada kondisi MSY, MEYsole owner dan open access, dibandingkan dengan performance setelah penerapan KKL di pulau-pulau kecil; iii menganalisis dampak sosial ekonomi pengembangan KKL terhadap nelayan perikanan tangkap; iv menyusun model bioekonomi KKL yang mempertimbangkan faktor dominan dalam pengelolaan KKL. 3 Setiap tujuan khusus, dijabarkan menjadi beberapa indikator yang terkait dengan metode analisis, yaitu: i pressure, state, respone PSR untuk analisis persepsi masyarakat terhadap kondisi umum sumberdaya ikan, KKL dan masyarakat; ii bioekonomi untuk mengetahui performance baseline perikanan tangkap sebelum dan setelah adanya KKL; iii valuasi ekonomi untuk mengetahui nilai sumberdaya ikan dalam bentuk moneter; iv direct source dan indirect source untuk mengetahui dampak adanya KKL terhadap income masyarakat; dan v memodifikasi model Gordon-Schaefer dan penggunaan asumsi model untuk pengembangan model hybrid bioekonomi. 4 Jenis data yang digunakan berupa data urut waktu time series, cross section dan data yang bersifat endogenous, yang diperoleh dari interaksi kedua jenis data tersebut di atas. Jenis data berupa dokumentasi, seperti peraturan pemerintah dan sejenisnya digunakan untuk mengkaji aspek kebijakan. Data yang telah dianalisis, kemudian menghasilkan: i persepsi masyarakat terkait present status sumberdaya ikan, KKL dan masyarakat; ii optimasi level inputoutput perikanan tangkap dan impact KKL terhadap income masyarakat; iii nilai moneter beberapa sumberdaya ikan di lokasi KKL; dan iv pemodelan hybrid bioekonomi dengan spill over effect sebagai faktor dominan. Selanjutnya dari keseluruhan hasil analisis, dijadikan sebagai bahan input data dan informasi untuk menyusun implikasi kebijakan, yang kemudian menghasilkan rekomendasi kebijakan. INPUT PROSES OUTPUT Kondisi umum perairan, KKL dan masyarakat Performance baseline sebelum penerapan KKL sumberdaya perikanan tangkap pada kondisi MSY, MEYsole owner, open access, dibandingkan dengan performance setelah penerapan KKL di pulau-pulau kecil Kondisi baseline sosial ekonomi masyarakat di sekitar wilayah KKL di pulau-pulau kecil Perubahan kondisi sumberdaya ikan dan perairan Perubahan kondisi dan aktivitas perikanan tangkap Nilai biomas, effort, produksi dan keuntungan pada sumberdaya perikanan tangkap dan luasan optimal KKL Nilai sumberdaya ikan, perubahan produktivitas perikanan tangkap dan perbandingan model bioekonomi luasan dan spill over affect Directindirect impact Pemetaan persepsi masyarakat di sekitar lokasi KKL di pulau- pulau kecil Analisis PSR Optimasi level inputoutput perikanan tangkap di wilayah KKL di pulau-pulau kecil, kuantifikasi nilai sumberdaya ikan dalam moneter dan efektifitas model bioekonomi untuk pengembangan KKL di pulau-pulau kecil Policy implication Rekomendasi kebijakan untuk pengembangan KKL di pulau-pulau kecil yang menguntungkan secara biologi, sosial, ekonomi dan dapat mensejahterakan masyarakat, serta dapat dijadikan acuan bagi pengembangan kebijakan pengelolaan perikanan berkelanjutan dan perlindungan keaneragaman hayati laut Ex-ante impact dan Ex-post impact Model bioekonomi konvensional Gordon Schaefer Spill over effect dalam pengembangan KKL melalui model Gordon Schaefer Pemodelan hybrid bioekonomi 65