118 Eretmochelys  imbricata,  penyu  belimbing  Dermochelys  coriacea,  duyung
Dugong  dugon,  serta  penyu  hijau  Chelonia  mydas  DKP-KRA  2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat  2006.
Potensi  fauna  pantai  yang  terdapat  di  Pulau  Sayang  dan  sekitarnya diantaranya  ketam  kenari  Birgus  latro,  soa-soa  Hydrosaurus  amboinensis,
burung  elang  laut  perut  putih  Haliaeetus  leucogaster,  dara  laut  kepala  putih Anour  minibus,  nuri  merah  kepala  hitam  Lorius  lory  dan  burung  raja  udang
Halcyon sp.. Jenis-jenis terumbu karang yang dijumpai di daerah ini diantaranya jenis  Acropora  sp.  dan  Porites  sp.  sedangkan  jenis-jenis  ikan  hias  diantaranya
jenis kupu-kupu Chaetodon spp., sersan mayor Abudefduf spp. dan ikan badut Amphiprion sp., kepe-kepe Pomacentrus spp. dan mujair laut Dascyllus spp.
DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat  2006. Biota laut langka-dilindungi yang terdapat di daerah ini adalah kima sisik
Tridacna squamosa, lola Trochus niloticus, kima raksasa Tridacna maxima, kima  tapak  kuda  Hippopus  hippopus,  akar  bahar  Antiphates  sp.  dan  keong
terompet Charonia tritonis.  Beberapa  ancaman  yang  ada  berupa  pengambilan biota  laut  yang  dilindungi,  penggunaan  bahan  peledak  oleh  nelayan  yang
menangkap  ikan  dan  pengambilan  daging  dan  telur  penyu  DKP-KRA  2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat  2006.
7  Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Ayau dan Asia KKLD Kepulauan Ayau dan Asia sebagaimana terlihat pada Lampiran 10,
meliputi  seluruh  daratan  dan  perairan  Kepulauan  Ayau  dan  Asia.   Ditetapkan berdasarkan  Peraturan  Bupati  No  66  Tahun  2007  dengan  luas  101.440  Ha  dan
kawasan ini terletak di daerah paling utara Kabupaten Raja Ampat dan merupakan kawasan terluar Republik Indonesia yang berbatasan dengan Negara Federal Palau
DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat  2006. Kepulauan  Ayau  secara  keseluruhan  memiliki  14  buah  pulau.  Di  sekitar
pulau Orbabo Besar, pulau Orbabo Kecil dan pulau Ayau dijumpai beberapa jenis biota  laut  yang  berstatus  dilindungi  diantaranya  jenis  lola  Trochus  niloticus,
kima besar Tridacna maxima, kima sisik Tridacna squamosa, kima tapak kuda Hippopus hippopus, batu laga Turbo marmoratus, ketam kenari Birgus latro,
119 dan penyu  belimbing Dermochelys coriacea. Kepulauan  Ayau terkenal sebagai
lokasi  pemijahan  dari  ikan  kerapu.  Kepulauan  Ayau  merupakan  kawasan  yang memiliki tutupan terumbu karang terluas di Kabupaten Raja Ampat dan memiliki
biota  khas  yaitu  cacing  “insonem”.   Selain  itu,  perairan  Kepulauan  Ayau merupakan  jalur  perlintasan  ikan  paus  DKP-KRA  2006;  Pemerintah  Kabupaten
Raja Ampat  2006. Perairan laut Kepulauan Asia dan sekitarnya memiliki potensi sumberdaya
alam  laut  yang  terdiri  dari  terumbu  karang,  beberapa  jenis  moluska, echinodermata
, ikan karang dan merupakan pantai tempat bertelurnya penyu hijau Chelonia  mydas,  penyu  sisik  Eretmochelys  imbricata,  serta  beberapa  jenis
biota  laut  yang  saat  ini  tergolong  langka  dan  dilindungi  seperti  kima  Tridacna sp.
, keong kepala hitam Cassis cornuta, keong terompet Charonia tritonis dan ketam  kenari  Birgus  latro.  Beberapa  ancaman  yang  mengganggu  kelestarian
sumberdaya alam  laut di kawasan  ini  yaitu pengambilan telur dan daging penyu, lola  Trochus  niloticus,  batu  laga  Turbo  marmoratus,  kima  sisik  Tridacna
squamosa ,  keong  terompet  Charonia  tritonis  dan  akar  bahar  Antiphates  sp..
Di kawasan ini pun masih terjadi praktek penangkapan ikan dengan menggunakan bom,  potasium,  dan  akar  bore  DKP-KRA  2006;  Pemerintah  Kabupaten  Raja
Ampat  2006. Issue
penting  pengelolaan  KKL  adalah:  1  Adanya  pengalifungsian sebagian  kawasan  konservasi  untuk  pengembangan  ibukota  kabupaten;  dan
2  Kurang  adanya  pengawasan  yang  rutin  terhadap  seluruh  kawasan  konservasi sehingga  mengakibatkan  terjadinya  perambahan  kawasan    DKP-KRA  2006;
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat  2006.
5.2.5 Rencana  induk  pengembangan  kelautan  dan  perikanan  Kabupaten
Raja Ampat
Arah  kebijakan  pengembangan  kelautan  dan  perikanan  Kabupaten  Raja Ampat adalah mendorong keseimbangan pengembangan dan pengelolaan ekologi,
ekonomi,  sosial  dan  kelembagaan  sektor  perikanan  dan  kelautan  dengan penekanan  pada  sinergitas  dan  harmonisasi  program  pengembangan  wilayah  di
120 Kabupaten  Raja  Ampat.  Pokok-pokok  kebijakan  pengembangan  kelautan  dan
perikanan Kabupaten Raja Ampat difokuskan pada upaya untuk: 1 Meningkatkan  produksi  dan  produktivitas  usaha  kelautan  dan  perikanan  di
arahkan pada dua aspek kunci yakni:
1
peningkatan  produksi  dan  produktifitas  sub  sektor  perikanan  yang  telah berkembang, utamanya perikanan tangkap dan perikanan budidaya;
2
pengenalan dan pengembangan diversifikasi model usaha baru berbasis sumberdaya dan usaha peningkatan nilai tambah hasil-hasil perikanan dan
kelautan yang belum berkembang dengan baik. 2 Membangun  keserasian  struktur  dan  pola  pengembangan  dan  pemanfaatan
sumberdaya  kelautan  dan  perikanan  antar  kawasan  dalam  Kabupaten  Raja Ampat.  Keserasian  terutama  diarahkan  pada  pemilahan  wilayah  aktivitas
utama  sektor  kelautan  dan  perikanan  yang  diharapkan  menjadi  andalan setiap kawasan. Pola penyerasian antara lain mencakup:
1
Penyerasian  tata  ruang  pesisir  antar  kawasan  berdasarkan  karakteristik lahan  dan  sumberdayanya  serta  prioritas  sektor  usaha  dan  komoditas
unggulan di masing-masing kawasan;
2
Mengembangkan  sistem  clustering  yang  mampu  mendorong  sektor kelautan  dan  perikanan  pada  masing-masing  kawasan  tumbuh  kembang
bersama.
3  Membangun  sarana  dan  prasarana  serta teknologi  penunjang  secara  rasional.
Upaya  peningkatan  sarana  dan  prasarana  dilakukan  secara  rasional  dengan mempertimbangkan keterkaitan antara aspek:
1
Kebutuhan  pengembangan  usaha  sektor  kelautan  dan  perikanan  daerah dan regional;
2
Kebutuhan masyarakat pemanfaat serta dunia usaha;
3
Keterbatasan lingkungan dan sumberdaya alam.
4  Mengembangkan  iklim  usaha  yang  lebih  mendorong,  melindungi  dan
memberikan  keleluasaan  lebih  besar  kepada  para  pengusaha  untuk  tumbuh berkembang dalam memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan di wilayah
Kabupaten  Raja  Ampat.  Komponen  iklim  usaha  yang  bersifat  teknis utamanya adalah:
121
1
Kepastian  hukum  dan  kejelasankesederhanaan  ketentuan  peraturan perundang-undangan yang kondusif dan tidak membebani ekonomi.
2
Tersedianya prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi investasi publik maupun swasta.
3
Sistem insentif yang secara efektif dapat merangsang kegairahan ekonomi di sektor perikanan dan kelautan.
4
Kebijakan makro ekonomi wilayah yang menunjang, khususnya dari segi ketersediaan  dan  kemudahan  akses  permodalan,  suku  bunga  yang  relatif
rendah.
5
Bantuan teknik dan subsidi pemerintah untuk program prioritas.
6
Citra aparat pembinafasilitator yang bersih good governance.
7
Kebijakan  pemasaran  untuk  membuka  akses  produk  kelautan  dan perikanan Kabupaten Raja Ampat ke pasar, dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip  peningkatan  nilai  dan  penerimaan  sektor.  Upaya-upaya yang  dapat  dilakukan  dalam  hal  ini  antara  lain:  identifikasi  peluang  dan
sasaran  pemasaran,  market  intelijen  dan  promosi  produk  kelautan  dan perikanan,  mengupayakan  peningkatan  kualitas  dan  daya  saing  produk
yang diminati oleh pasar.
5  Meningkatkan pemberian layanan prima fasilitasi kepada pelaku usaha, baik
layanan  administratif  perijinanpencatatanlegalisasiketetapan  fasilitas rekomendasiinformasi  kebijakan  maupun  layanan  bisnis  berupa  informasi
bisnis  yang  diperlukan  pasar,  peluang  usaha,  teknologi,  permodalan,  mitra- usaha  serta  sistim  dan  sarana  penunjang  yang  dapat  mendinamisasi  dan
memajukan  daya-saingnya  utamanya  dengan  mensosialisasikan  penggunaan teknologi informasi yang mutakhir.
6  Mengembangkan  kualitas  sumberdaya  manusia  di  wilayah  pesisir,  secara
khusus  diarahkan  pada  kemampuan  dalam  mengembangkan  usaha  sektor perikanan  dan  kelautan  secara  berkelanjutan,  sehingga  mampu  memenuhi
tingkat  kesejahteraannya.  Lebih  luas  lagi,  pengembangan  kualitas  SDM diarahkan  pada  penciptaan  kondisi  yang  kondusif  terhadap  pola  kehidupan
masyarakat yang mandiri dan berbasis kerakyatan di semua aspek kehidupan.
122 Sejalan  dengan  arah  kebijakan  pembangunan  dan  pengembangan  sektor
kelautan  dan  perikanan  di  Kabupaten  Raja  Ampat  yang  mengedepankan keselarasan  dan  keseimbangan  antara  aspek  ekologi,  ekonomi,  sosial  dan
kelembagaan,  maka dalam operasionalisasi kebijakan dibutuhkan kerangka dasar sebagai berikut:
1  Program  danatau  kegiatan  disusun  senantiasa  mempertimbangkan  aspek keberlanjutan  ekologis  atau  kemampuan  sumberdaya  pesisir  dan  laut.  Sifat
dinamis sumberdaya pesisir dan  laut dan kemampuan  lahan  merupakan salah satu  faktor  pembatas  yang  perlu  diperhatikan,  demi  keberlanjutan  usaha  dan
sumberdaya alam yang ada didalamnya. 2  Program  danatau  kegiatan  disusun  senantiasa  mempertimbangkan  aspek
keberlanjutan  sosial  dan  kelembagaan,  yakni  memperhatikan  karakter  dan struktur sosial masyarakat pesisir yang cukup unik dan beragam.
Berdasar  pada  kebijakan  pengembangan  sektor  kelautan  dan  perikanan DKP-KRA  2006,  maka  sasaran  pengembangan  kelautan  dan  perikanan  di
Kabupaten Raja Ampat adalah: 1  Peningkatan  produksi  dan  produktivitas  usaha  kelautan  dan  perikanan  di
Kabupaten  Raja  Ampat  yang  berorientasi  pada  keberlanjutan  ekologi, ekonomi dan sosial.
2  Pengembangan  kuantitas  dan  kualitas  sarana  dan  prasarana  kelautan  dan perikanan  di  wilayah  Raja  Ampat,  baik  yang  terkait  langsung  dengan
produksi  usaha  kelautan  dan  perikanan,  maupun  yang  terkait  dengan  upaya mendorong kesejahteraan masyarakat pesisir pada umumnya.
3  Peningkatan  kualitas  sumberdaya  manusia,  terutama  yang  terkait  dengan pengusahaan sumberdaya kelautan dan perikanan.
4  Pengembangan  investasi  dan  pemasaran  produk  kelautan  dan  perikanan, dengan sasaran utama pada pemanfaatan ruang pesisir dan sumberdaya alam
produktif  di  masing-masing  daerah,  industri  pengolahan,  dan  pemasaran produk dari cluster usaha secara bersama.
5  Kebijakan  dan  kelembagaan  yang  mendukung  semangat  pertumbuhan ekonomi  dan  kesejahteraan  regional  wilayah  pesisir  Kabupaten  Raja  Ampat
dan mengikis egoisme daerah dan sektoral.
123
5.2.6 Rencana pengembangan untuk pengelolaan terumbu karang
Perumusan  rencana  strategis  pengelolaan  terumbu  karang  di  Kabupaten Raja  Ampat  dilakukan  dengan  menggunakan  analisis  berdasarkan  pada  faktor-
faktor lingkungan strategis yang telah diformulasikan DKP-KRA 2006, sebagai berikut:
1
Memiliki keanekaragaman hayati terumbu karang yang tinggi.
2
Kondisi fisik perairan yang strategis dan cukup terlindung.
3
Kondisi komunitas karang yg masih “sangat baik”.
4
Memiliki kawasan konservasi laut.
5
Pengaruh sedimen dan pencemaran masih relatif kecil,
6
Adanya dukungan penuh dari  Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
7
Masyarakat yang partisipatif.
8
Belum tersedianya informasi daya dukung terumbu karang yang optimal.
9
Keterbatasan informasi teknologi yang efektif dan ramah lingkungan.
10
Keterbatasan sumberdaya manusia profesional untuk mengelola KKLD.
11
Kemampuan keuangan daerah terbatas.
12
Keterbatasan fasilitas infrastruktur.
13
Belum ada model formal untuk pembangunan berciri ekologi khusus.
14
Terumbu karang Raja Ampat telah lama dikenal dunia internasional.
15
Jumlah wisatawan asing cenderung meningkat.
16
Arah pengembangan wisata dunia yang berorientasi pelestarian lingkungan.
17
Dukungan industri pariwisata.
18
Hadirnya NGO asing yang berpartisipasi dalam pengelolaan terumbu karang.
19
Kegiatan destructive fishing dan illegal logging.
20
Pembangunan wilayah pesisir yang tidak terencana.
21
Kerentanan  masyarakat  terhadap  pengaruh  yang  menjanjikan  nilai  ekonomi lebih tinggi walaupun sesaat.
22
Timbulnya konflik kepentingan pemanfaatan kawasan pesisir Alternatif-alternatif  strategi  yang  merupakan  rumusan  rencana  strategi
renstra pengelolaan terumbu karang Kabupaten Raja Ampat sebagai berikut: