127 Table 16 Nilai manfaat tidak langsung sumberdaya terumbu karang untuk
budidaya rumput laut di Kabupaten Raja Ampat
No Uraian
Nilai Kapitalisasi
1 Produksi rata-ratapanen ton
41,04 2
Kegiatan budidayatahun 4,00
3 Jumlah pelaku perusahaan
79,00 4
Produksitahun ton 12,97
5 Rata-rata harga satuan kilogram
3.200,00 6
Total hasil penjualantahun 41.504.000,00
7 Biaya produksi diperkirakan 40 dari total nilai jual
16.601.600,00 Nilai ekonomi total Rupiah
24.902.400,00
6.2 Nilai Ekonomi Sumberdaya Mangrove
Nilai ekonomi sumberdaya mangrove dapat dilihat dari nilai ekonomi total yang dapat dihitung berdasarkan akumulasi seluruh manfaat yang diperoleh,
dikurangi dari seluruh biaya yang timbul Adrianto 2004. Pendekatan penilaian dilakukan dengan analisis harga pasar, dari seluruh manfaat dan biaya, yang
secara langsung dikeluarkan masyarakat untuk memperoleh manfaat mangrove. Dari hasil valuasi sumberdaya mangrove, diketahui total nilai ekonomi
mangrove adalah sebesar Rp.15.758.343.201.691,00 per tahun, yang diperoleh
dari sebaran mangrove di wilayah pesisir Pulau Waigeo Barat, Waigeo Selatan, Batanta, pantai timur Pulau Salawati, pantai selatan Pulau Kofiau, Pulau Babi,
pantai timur dan barat Pulau Misool yang luasnya mencapai 14.430 Ha DKP- KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007, dengan nilai
manfaat ekosistem mangrove secara detail dapat dilihat pada Tabel 17. Table 17 Kuantifikasi nilai manfaat ekosistem mangrove
No. Jenis Manfaat
Nilai ManfaatTahun Rupiah Persentase
1 Manfaat langsung 616.888.624.000,00
3,91 2 Manfaat tidak langsung
14.906.889.774.120,00 94,60
3 Manfaat pilihan 230.519.250.000,00
1,46 4 Manfaat keberadaan
4.045.553.571,00 0,03
Total 15.758.343.201.691,00
100,00
Dari Table 17, diketahui bahwa manfaat terbesar dari keberadaan mangrove
di Kabupaten Raja Ampat adalah manfaat tidak langsung, yaitu sebesar Rp.14.906.889.774.120,00 atau sebesar 94,60 dari total nilai ekonomi
128 mangrove.
Nilai ekonomi total NET ekosistem mangrove, merupakan nilai ekonomi yang terkandung dalam setiap sumberdaya yang ada di kawasan
ekosistem mangrove, baik nilai guna maupun nilai fungsional Adrianto 2004; Fauzi dan Anna 2005. Secara umum, mangrove memiliki dua nilai manfaat, yaitu
manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung dari sumberdaya mangrove
juga terdiri dari manfaat langsung yang dapat diekstraksi seperti untuk kayu bakar, bahan bangunan, ikan, udang, kepiting, dan sumberdaya lainnya yang
dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat disekitarnya. Manfaat langsung non ekstraktif yaitu, manfaat yang tidak bisa dinikmati secara langsung,
namun dengan keberadaannya dapat memberikan nilai kepuasan bagi setiap orang. Manfaat langsung non ekstraktif ini hanya digunakan untuk kegiatan wisata
di kawasan mangrove Adrianto 2004. Oleh karena mangrove merupakan suatu ekosistem unik yang hidup di
wilayah peralihan antara daratan dan laut, maka ekosistem ini memiliki fungsi penting, yaitu: fungsi pelindung, penahan abrasi pantai, sebagai perangkap
sedimen dan menyerap bahan pencemar perairan. Fungsi ekologis ekosistem mangrove
adalah sebagai habitat dan tempat berlangsungnya proses daur hidup spawning area, nursery area, feeding area biota-biota tertentu, seperti udang,
ikan, kepiting dan kerang-kerangan. Fungsi ekonomisnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan, kayu bakar, arang, obat-obatan dan bahan makanan Pramudji
dan Purnomo 2003; Adrianto 2004.
6.2. 1 Manfaat langsung ekosistem mangrove
Ekosistem mangrove secara tradisional telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat yang tinggal di daerah sekitarnya. Selain untuk
mencari ikan, udang dan kepiting, masyarakat juga mengambil kayunya untuk keperluan sehari-hari atau sebagai sumber mata pencaharian DKP-KRA 2006.
Akan tetapi, sampai saat ini, kawasan mangrove di Kabupaten Raja Ampat, belum digunakan sebagai tempat budidaya udang bagi masyarakat di sekitarnya, karena
masyarakat masih lebih banyak memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara alami di kawasan ekosistem mangrove DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten
Raja Ampat 2006 dan 2007. Nilai manfaat dari ekosistem mangrove dalam penelitian ini diperoleh dari manfaat penangkapan ikan, penangkapan udang,
129 penangkapan kepiting dan eksploitasi kayu untuk bahan bakar Adrianto 2004;
Dohar dan Anggraeni 2006. Nilai dari masing-masing manfaat tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Nilai manfaat langsung ekosistem mangrove di Kabupaten Raja Ampat
No Jenis Manfaat
Nilai Manfaat RupiahTahun Persentase
1 Penangkapan ikan 609.671.124.000,00
98,830 2 Penangkapan udang
1.120.000.000,00 0,182
3 Penangkapan kepiting 4.886.375.000,00
0,792 4 Kayu bakar
1.211.125.000,00 0,196
Nilai ekonomi total
616.888.624.000,00 100,000
Nilai manfaat di atas merupakan nilai manfaat yang dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat sekitarnya, yang dihitung dengan menggunakan
pendekatan harga pasar. Semakin besar jumlah produksi dari masing-masing sumberdaya di kawasan mangrove, maka nilai manfaat ekonominya akan semakin
tinggi pula. Begitu juga dengan jumlah masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya tersebut, semakin banyak jumlah masyarakat yang mengeksploitasi
sumberdaya di sekitar ekosistem mangrove, maka nilai manfaat ekonomi yang diberikan ekosistem mangrove terhadap masyarakat juga semakin tinggi Adrianto
2004; Fauzi dan Anna 2005; Dohar dan Anggraeni 2006.
1 Penangkapan ikan
Peranan ekosistem mangrove bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari seberapa besar atau seberapa banyak sumberdaya yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Akan tetapi jika kualitas ekosistem mangrove
mulai menurun, menyebabkan eksistensi dari sumberdaya tersebut semakin berkurang. Sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat sekitarnya Bengen 2003; Pramudji dan Purnomo 2003. Oleh karena itu peranan ekosistem mangrove bagi biota didalamnya sangat penting, yaitu
sebagai tempat asuhan, tempat naungan dan tempat mencari makan bagi berbagai jenis ikan dan udang.
Nelayan-nelayan lokal menggunakan peralatan tangkap yang sangat sederhana, sehingga produktivitas nelayan setempat masih tergolong rendah. Hasil