Ex -ante impact dan ex-post impact sosial dan ekonomi Analisis implikasi kebijakan

2 Salinitas Salinitas di lapisan permukaan perairan Raja Ampat berkisar antara 30 - 35‰, pada kedalaman 10 meter berkisar antara 32 - 35‰ dan di perairan tertutup Teluk Mayalibit berkisar antara 27,5 - 33,8‰. Rendahnya kadar salinitas di Teluk Mayalibit ini disebabkan oleh pengaruh masa air tawar dari darat yang mengalir melalui beberapa sungai yang masih aktif di teluk tersebut. Sebaran salinitas di bagian utara perairan Waigeo Utara berkisar antara 33 - 35‰. Tingginya kadar salinitas pada perairan ini disebabkan pengaruh masa air dari Samudera Pasifik. Sebaran parameter oseanografi di perairan Raja Ampat dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 DKP-KRA 2006. Tabel 2 Sebaran parameter oseanografi di perairan Kabupaten Raja Ampat permukaan No Parameter Kisaran Rata-Rata Minimum Maksimum 1 Suhu C 28,5 31,8 29,8 2 Salinitas ‰ 30 35 33,91 3 Derajat keasaman pH 7,2 8,4 8,08 4 Oksigen terlarut mgl 4 10,5 6,41 5 Kecerahan m 4 23 12,91 6 Kec. Arus mdet 0,88 0,11 7 Tinggi Gelombang m 1,7 0,14 – 0,52 Sumber: DKP-KRA 2006 Tabel 3 Sebaran parameter oseanografi di perairan Kabupaten Raja Ampat kedalaman 10 m No Parameter Kisaran Rata-Rata Minimum Maksimum 1 Suhu C 28,3 31,5 29,23 2 Salinitas ‰ 27,5 35 34,15 3 Derajat keasaman pH 7,6 8,4 8,06 4 Oksigen terlarut mgl 4,3 10,5 7,2 Sumber: DKP-KRA 2006 3 Derajat keasaman pH Nilai pH di perairan Raja Ampat pada kedalaman 0 m permukaan berkisar antara 7,2 – 8,4 dan untuk kedalaman 10 m berkisar 7,6 – 8,4 dengan rata-rata 8,08 dan 8,06. Nilai pH terendah pada kedalaman 0 m permukaan berada di perairan sekitar Saonek, hal ini diperkirakan karena lokasi ini berada tidak jauh dari ekosistem mangrove sehingga zat-zat hara dari ekosistem mangrove yang bersifat asam dapat mempengaruhi nilai pH pada kedalaman 0 m permukaan. Nilai pH terendah pada kedalaman 10 m juga berada di perairan Teluk Mayalibit, hal ini diperkirakan karena tingginya kekeruhan yang disebabkan oleh banyaknya bahan-bahan organik tersuspensi yang berasal dari daratan maupun dari proses sedimentasi. Secara umum rata-rata nilai pH di perairan Raja Ampat yang sebesar 8,08 permukaan dan 8,06 kedalaman 10 m masih tergolong baik DKP-KRA 2006. 4 Oksigen terlarut Sebaran nilai oksigen terlarut di perairan Raja Ampat berkisar antara 4,0 – 10,5 mgl pada lapisan permukaan dan 4,3 - 10,5 mgl pada kedalaman 10 meter. Dari hasil pengukuran nilai rata-rata oksigen terlarut pada kedalaman 10 meter lebih tinggi daripada di permukaan. Hal ini disebabkan kebiasaan fitoplankton yang berkelompok pada beberapa meter di bawah lapisan permukaan. Selain itu rendahnya nilai oksigen terlarut di lapisan permukaan disebabkan oleh tingginya penguapan pada siang hari DKP-KRA 2006. 5 Kecerahan Kecerahan di perairan Raja Ampat berkisar antara 4 - 23 m dengan rata- rata kecerahan 12,91 m. Kecerahan minimum berada di Teluk Mayalibit yang hanya mencapai 4 - 5 m. Kecilnya kecerahan di lokasi ini dipengaruhi oleh keadaan perairan yang berupa teluk, dimana pergantian masa air sangat lamban sehingga bahan-bahan tersuspensi yang ada cenderung tetap. Kecerahan maksimum berada di perairan daerah Kofiau yang mencapai 23 m. Hal ini diperkirakan karena lokasi ini berada pada kawasan perairan bebas cukup jauh dari daratan sehingga pengaruh bahan-bahan tersuspensi yang berasal dari aktivitas daratan sangat kecil DKP-KRA 2006. 6 Arus Pola arus di perairan Raja Ampat lebih banyak dipengaruhi oleh masa air dari Samudera Pasifik Barat Western Pacific Ocean, yang bergerak dari arah timur menuju barat laut North West dan sejajar dengan daratan Papua bagian