Pengembangan pariwisata bahari Pengelolaan Existing

116 macrocephalus . Mamalia laut yang sering terlihat juga adalah lumba-lumba hidung botol Tursiop truncates, lumba-lumba totol Stennella attenuata, spiner dolphin Stennella longirostris, pilot whale Globicephala macrorhyncus, paus pembunuh palsu Pseudorca crasidens dan paus ballen Ballenoptera sp.. Perairan Kofiau juga merupakan tempat pemijahan ikan kerapu. Di kawasan ini ditemui beberapa ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam laut yaitu adanya pemanfaatan jenis biota laut yang dilindungi, penangkapan penyu dan penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006 dan 2007. 4 Kawasan konservasi laut daerah Selat Dampier KKLD Selat Dampier sebagaimana terlihat pada Lampiran 7, meliputi perairan dan pulau-pulau di dalamnya, diantaranya Pulau Kri, Mansuar, Saonek, Arborek dan Teluk Gam. Ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2007 dengan luas 46.240 Ha. Potensi yang dimiliki KKLD Selat Dampier selain ikan ekonomis penting seperti maming napoleon, kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu, juga merupakan habitat lumba-lumba, manta ray, hiu berjalan, wobbegong, serta perlintasan beberapa paus, diantaranya paus pembunuh Orcinus orca dan paus sperma Physeter macrocephalus. Di kawasan ini masih ditemui beberapa ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam laut yaitu kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak bom, racun sianida, dan akar bore DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. 5 Kawasan konservasi laut daerah Teluk Mayalibit KKLD Teluk Mayalibit sebagaimana terlihat pada Lampiran 8, meliputi perairan teluk dan pulau-pulau di dalamnya. Ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2007 dengan luas 34.000 Ha. Potensi yang dimiliki Teluk mayalibit diantaranya adalah merupakan tempat pembesaran dan mencari makan ikan-ikan ekonomis penting seperti ikan lema Restraliger kanagurta, tenggiri Scromberomorus sp. dan bobara Caranx sp.; tempat hidup udang sebagai dasar rantai makanan ikan-ikan ekonomis penting; memiliki ekosistem 117 mangrove yang luas sebagai tempat pembesaran ikan dan memasok nutrien bagi perairan; dan habitat bagi berbagai jenis moluska. Teluk Mayalibit juga merupakan habitat bagi berbagai jenis crustacean diantaranya lumba-lumba putih belum diketahui jenisnya dan memiliki panorama alam yang unik, berbentuk seperti danau dengan sebuah pintu keluar masuk air yang sempit. Kondisi alam seperti ini menjadikan biota laut yang tinggal di dalamnya menjadi unik DKP- KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Beberapa kegiatan manusia yang mengancam kelestarian sumberdaya yang ada di Teluk Mayalibit diantaranya adalah penangkapan berlebihan untuk ikan-ikan yang sedang memijah. Teluk Mayalibit merupakan daerah pemijahan ikan lema Restraliger sp. dan beberapa jenis ikan ekonomis penting. Pengambilan berlebihan di saat ikan-ikan induk masuk untuk bertelur akan mengancam stok ikan-ikan ini di perairan sekitarnya. Di Teluk Mayalibit juga masih terdapat praktek penangkapan ikan dengan cara merusak seperti bom dan potasium DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Teluk Mayalibit merupakan perairan tertutup, keluar masuknya air ke perairan lepas sangat terbatas, hal ini mengakibatkan semua lumpur yang masuk akan mengendap dengan cepat dan merusak habitat tempat hidup biota laut. Kondisi perairan ini juga sangat tidak menguntungkan dari sisi pencemaran laut. Racun yang masuk ke perairan ini sangat sulit dikeluarkandibersihkan karena aliran air masuk-keluar yang tidak lancar. Sebagai konsumen kerang-kerangan, udang dan kepiting, masyarakat Teluk Mayalibit akan sangat terancam keracunan bahan-bahan pencemar karena sifat biota-biota tersebut yang mengumpulkan semua zat yang masuk ke tubuhnya DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. 6 Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Wayag – Sayang KKLD Kepulauan Wayag - Sayang sebagaimana terlihat pada Lampiran 9, meliputi pulau-pulau dan perairan sekitar Pulau Sayang dan Kepulauan Wayag. Ditunjuk berdasarkan Peraturan Bupati Raja Ampat Nomor 66 Tahun 2007 dengan luas 155.000 Ha. Pulau Sayang dan Pulau Piai merupakan tempat peneluran utama penyu hijau dan Pulau Wayag sebagai tempat peneluran penyu sisik. Diduga kawasan ini juga sebagai tempat mencari makan bagi penyu sisik 118 Eretmochelys imbricata, penyu belimbing Dermochelys coriacea, duyung Dugong dugon, serta penyu hijau Chelonia mydas DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Potensi fauna pantai yang terdapat di Pulau Sayang dan sekitarnya diantaranya ketam kenari Birgus latro, soa-soa Hydrosaurus amboinensis, burung elang laut perut putih Haliaeetus leucogaster, dara laut kepala putih Anour minibus, nuri merah kepala hitam Lorius lory dan burung raja udang Halcyon sp.. Jenis-jenis terumbu karang yang dijumpai di daerah ini diantaranya jenis Acropora sp. dan Porites sp. sedangkan jenis-jenis ikan hias diantaranya jenis kupu-kupu Chaetodon spp., sersan mayor Abudefduf spp. dan ikan badut Amphiprion sp., kepe-kepe Pomacentrus spp. dan mujair laut Dascyllus spp. DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Biota laut langka-dilindungi yang terdapat di daerah ini adalah kima sisik Tridacna squamosa, lola Trochus niloticus, kima raksasa Tridacna maxima, kima tapak kuda Hippopus hippopus, akar bahar Antiphates sp. dan keong terompet Charonia tritonis. Beberapa ancaman yang ada berupa pengambilan biota laut yang dilindungi, penggunaan bahan peledak oleh nelayan yang menangkap ikan dan pengambilan daging dan telur penyu DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. 7 Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Ayau dan Asia KKLD Kepulauan Ayau dan Asia sebagaimana terlihat pada Lampiran 10, meliputi seluruh daratan dan perairan Kepulauan Ayau dan Asia. Ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati No 66 Tahun 2007 dengan luas 101.440 Ha dan kawasan ini terletak di daerah paling utara Kabupaten Raja Ampat dan merupakan kawasan terluar Republik Indonesia yang berbatasan dengan Negara Federal Palau DKP-KRA 2006; Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2006. Kepulauan Ayau secara keseluruhan memiliki 14 buah pulau. Di sekitar pulau Orbabo Besar, pulau Orbabo Kecil dan pulau Ayau dijumpai beberapa jenis biota laut yang berstatus dilindungi diantaranya jenis lola Trochus niloticus, kima besar Tridacna maxima, kima sisik Tridacna squamosa, kima tapak kuda Hippopus hippopus, batu laga Turbo marmoratus, ketam kenari Birgus latro,