Syarat-syarat APD Perlakuan setelah alat pelindung diri digunakan

454 pembersihan harus dilaksanakan. Alat pelindung diri harus di lokasi dimana alat-alat itu kemungkinan besar akan dipakai, dan disimpan baik-baik agar tidak memburuk dan rusak. Perawatan dan kontrol terhadap alat pelindung diri penting agar fungsi alat pelindung diri tetap baik, misalnya alat pelindung diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap contridge, alat pelindung diri dapat menularkan penyakit bila dipakai bergantian. Alat pelindung diri harus tetap dipelihara agar selalu dalam kondisi yang baik, tetap bersih dan terawat. Alat pelindung diri pada saat tidak dipakai harus disimpan dengan baik untuk mencegah kerusakan dan hilang. Alat pelindung pernapasan harus dibersihkan dan di cek secara teratur. Kedua hal ini perlu dilaksanakan terhadap pelindung yang digunakan secara periodik dan disediakan sebagai peralatan darurat. Harus ditetapkan secara jelas jadwal penggantian filter-filternya. Alat pelindung pernapasan yang telah digunakan dapat digunakan lagi oleh orang lain asalkan alat itu dibersihkan secara seksama dan dibasmi hamanya. Sarung tangan pelindung harus dijaga kebersihannya, jika sarung tangan itu tidak bersih pada bagian dalamnya, akan lebih berbahaya. Sarung tangan karet dapat menyebabkan eksim, oleh karena itu digunakan bila benar-benar sangat diperlukan. Suatu kemungkinan untuk terjadi suatu resiko yang timbul dari pencucian pakaian pelindung, pakaian itu tidak boleh dibawa pulang untuk dibersihkan. Setiap pencucian pakaian pelindung yang tercemar harus diberitahukan akan bahaya-bahaya yang mungkin timbul dari pencemaran itu. Tempat pakaian harus diberikan dan fasilitas ganti pakaian harus disediakan untuk mencegah pencemaran dari pakaian pelindung kepada pakaian pribadi dan fasilitas lainnya. Segala macam sabuk pengaman diharuskan diuji oleh ahli 455 sebelum digunakan dan paling sedikit 6 enam bulan sekali diuji kembali. Beban dapat mencapai 250 Kp Kilo pond = 240 kg dan harus digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundangan. Sebelum digunakan kedua sabuk dan tali harus diperiksa, tidak boleh ada yang putus benangnya dalam kelim, tali tidak ada sobekan, karatan. Pembersihan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk. Sabuk pengaman harus disimpan dalam keadaan tergantung pada tempat kering, gelap dan ventilasi yang baik. Tali harus disimpan dalam keadaan terbuka dan harus digulung padat. Alat pelindung telinga, jika digunakan agar selalu dalam keadaan bersih dan disimpan pada tempat yang aman, memasukkan sumbat telinga harus dengan tangan bersih. Bila ear muff sudah Ionggar atau sumbat telinga menjadi keras dan rusak, mintalah segera penggantinya. Alat pelindung diri yang disupply oleh perusahaan, harus ada sertifikat dari distributornya. Untuk menjamin bahwa perawatan alat pelindung diri telah dilakukan sesuai dengan rencana, diperlukan adanya catatan. Catatan tersebut harus memberikan informasi seperti : ƒ Kapan dan perawatan apa yang telah dilaksanakan; ƒ Bila dilakukan tes, apa dan bagaimana hasilnya; ƒ Bila ada kerusakan, kerusakan apa dan perbaikan apa yang dilakukan Informasi tersebut harus dengan mudah didapat dan dimengerti oleh yang memerlukan. Upaya perlindungan tenaga kerja merupakan upaya untuk mencapai suatu tingkat produktivitas yang tinggi dimana salah satu aspek adalah upaya keselamatan kerja termasuk Iingkungan kerja. Potensi bahaya yang berasal dari Iingkungan kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah faktor fisik kimia biologi, psikologi dan fisiologi. 456 Faktor Iingkungan kerja yang berasal dari bahan-bahan kimia seperti adanya kebocoran-kebocoran cairan, tumpahan atau dampak bahan kimia dalam berbagai bentuk seperti debu, gas, cairan, asap dan fume dapat mencemari udara Iingkungan kerja maupun mencemari Iingkungan masyarakat. Berdasarkan pasal 3 ayat 1 UU No. 11970 bahwa syarat-syarat keselamatan kerja termasuk pengawasan terhadap Iingkungan kerja harus dilaksanakan di tempat kerja. Untuk mengurangi resiko ataupun potensi bahaya dari Iingkungan kerja perlu adanya upaya pengendalian Iingkungan kerja yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

6.1.5. Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

Terdapat lima faktor penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu:

A. Faktor Fisik 1. Faktor Kebisingan

a Pengertian dan Batasan Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai suatu rangsangan pada telinga, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai suatu kebisingan. Kwalitas bunyi ditentukan oleh frekwensi dan intensitasnya, intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel DB. Frekwensi dinyatakan dengan jumlah getaran perdetik atau herz, yaitu jumlah gelombang yang diterima oleh telinga setiap detiknya Telinga manusia dapat mendengar bunyi mulai 457 frekwensi 20 ski 20.000 Herz. Bunyi dengan frekwensi 250 ski 3.000 Herz sangat penting, karena frekwensi tersebut manusia dapat mengadakan komunikasi dengan normal. Berdasarkan sifatnya bunyi yang menyebabkan kebisingan dapat dibagi : ¾ Kebisingan kontinue ¾ Kebisingan impulsif ¾ Kebisingan terputus-putus ¾ Kebisingan impaktif b Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja dan lingkungan kerja dapat dibagi yaitu : 1 Pengaruh terhadap alat pendengaran Tuli konduktif terjadi karena gangguan hantaran suara dari daun telinga ke foramen ovate. Tuli perseptif disebut juga dengan istilah tuli sensori Neural, hal ini diakibatkan karena kerusakan pada cochlea dan syaraf pendengaran atau otak. 2 Efek kebisingan kepada daya kerja Kebisingan mempunyai efek merugikan pada daya kerja, pengaruh-pengaruh negatif demikian adalah sebagai berikut; Gangguan kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki, maka dari kebisingan itu sering mengganggu walaupun terdapat variasi besarnya gangguan atas jenis dan kekerasannya. ƒ Komunkasi dalam pembicaraan. Gangguan Komunikasi dalam pembicaraan akan didapat pembicaraan harus dilakukan dengan berteriak, hal ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan menimbulkan terjadi kesalah-pahaman dalam komunikasi. ƒ Efek pada pekerjaan