PETUNJUK UNTUK OPERATOR UTILITAS PABRIK

386 4. Jarak batangan penyangga api harus teratur dan bila bengkok harus segera diluruskan. 5. Pemasukan udara dijaga agar nyala api baik. 6. Kebocoran oven harus dicegah agar tidak ada udara luar masuk.

B. Oven dengan bahan bakar gas

1. Burner harus selalu bersih dan dipelihara secara rutin. Semua bagian pengatur harus mudah digerakkan. Pengontrol udara pada injektor seringkali macet oleh kotorankorosi atau rusak. 2. Penutup oven harus bebas, bekerja baik dan rapat, agar udara luar tidak masuk. 3. Pengendalian udara yang tepat harus selalu dijaga agar nyala api baik. Untuk lebih tepat dilakukan analisa gas asap. Akan lebih membantu para Operator bila dilengkapi alat pencatat CO2. 4. Pada blast furnace yang umumn ya bekerja dengan nyala api non luminous, nyala api yang panjang dan lemah, menunjukkan terlalu banyak gas. Aliran gas harus dikecilkan, hingga nyala api lebih pendek dan berwarna kekuning- kuningan. Atau menambah suplai udara hingga terdengar nyala api terkuat. Nyala api kekuning -kuningan dan cerah adalah yang paling baik. Makin cerah makin baik. 5. Sekali burner disetel dengan menghasilkan nyala yang baik, jangan diubah-ubah lagi. 6. Klep pada cerobong harus disetel untuk memperoleh kesetimbangan aliran dalam dapur. Cara pengetesan: Hembuskan asapdekatkan nyala api kecil pada lubang di dinding oven. Bila asap tidak terisap masuk atau lidah api nyala tidak menuju ke lubang, maka letak “damper” betul. 387 7. Bila oven tidak dipakai, saluran gas, udara dan damper harus ditutup.

C. Oven dengan bahan bakar minyak.

1. Viskositas minyak harus benar. 2. Minyak harus bebas air, karena dapat menunda pembakaran dan membentuk asap tebal. 3. Burner harus dilengkapi dengan katup berskala yang menunjukkan besar-kecilnya aliran minyak. 4. Burner harus dibuka dan dibersihkan secara teratur, sebaiknya tiap penggantian shift. 5. Bila oven dimatikan, burner harus dipindahkan untuk melindungi dari panas radiasi. 6. Celah lubang burner harus dicek secara periodik.

D. Aturan umum untuk penghematan bahan bakar:

1. Dengan alat yang ada harus dibuat rencana agar beban oven selalu penuh. 2. Nyala api harus selalu dijaga berada dalam oven. Agar dicegah terjadinya pembakaran di luar oven atau pada aliran gas asap. 3. Pintu-pintu harus selalu dijaga dalam kondisi baik dan tertutup rapattidak bocor. 4. Penggunaan bahan bakar harus disesuaikan dengan kondisi pembakaran. 5. Jumlah bahan bakar harus selalu dicatat, demikian juga dengan berat bahan yang dipanaskan. 6. Kebocoran pada dinding oven adalah penyebab besarnya kehilangan panas. Dinding oven harus selalu disemir dengan bahan tertentu antara lain campuran tanah liat dan semen api untuk mencegah bocoran udara. 388

5.8. LABORATORIUM PENUNJANG INDUSTRI KIMIA

Laboratorium adalah suatu tempat untuk melakukan percobaan kimia. Pada waktu membuat rancang bentuk desain laboratorium, aspek keselamatan atau keamanan orang – orang yang akan bekerja didalam laboratorium tersebut sangat perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perancang agar laboratorium kimia menjadi tempat yang lebih aman bagi orang yang bekerja di dalamnya 1. Jika laboratorium kimia dilengkapi dengan meja demonstrasi, letak meja demonstrasi berjarak tidak kurang dari 2 m dari meja demonstrasi ke peserta demonstrasi. 2. Lantai laboratorium kimia tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan, dan tahan terhadap tumpahan bahan-bahan kimia yang biasa ada di laboratorium kimia. 3. Jenndela harus didesain sedemikian sehingga dalam keadaan jendela terbuka tirai gorden jendela dapat dibuka dan ditutup tanpa terganggu oleh jendela. Jendela harus dapat dibuka dan ditutup, tanpa orang harus naik ke tempat duduk atau meja. 4. Setiap ruang laboratorium kimia dilengkapi dua pintu yang ukurannya cukup besar dan yang membuka ke luar, diposisikan dekat ujung-ujung ruang. Lebih baik lagi jika kedua pintu tersebut terletak menyilang ruang. Ini diperlukan untuk memudahkan orang yang jumlahnya banyak di dalam laboratorium keluar dari dalam ruang jika terjadi bencana. Keperluan akan pintu membuka keluar memudahkan orang-orang di dalam ruang laboratorium mendobrak pintu ke luar dalam keadaan darurat 5. Setiap ruang laboratorium kimia memerlukan ventilasi sistem pertukaran udara yang baik, lebih-lebih laboratorium yang kegiatan di dalamnya menghasilkan berbagai jenis gas. Laboratorium kimia yang banyak menghasilkan gas sebaiknya dilengkapi juga dengan ventilasi paksa forced ventilation menggunakan kipas angin listrik untuk membantu ventilasi alamiah, dan lemari asap. 6. Saluran listrik, gas, dan air ke laboratorium kimia harus memiliki saklar atau keran pusat yang mudah dicapai orang yang bekerja di 389 laboratorium, sehingga aliran listrik, gas, atau air dapat segera dihentikan jika terjadi bahaya. 7. Setiap ruang laboratorium kimia harus dilengkapi dengan alat-alat pemadam, kebakaran yang sesuai, yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau. 8. Setiap ruang laboratorium kimia harus dilengkapi sekurang- kurangnya dengan satu kotak PPPK yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau pula. Gambar 5-18. Ruang Laboratorium Kimia

5.8.1. Ruang Tempat Menyimpan Alat dan Bahan

Cara untuk menyimpan alat dan bahan untuk laboratorium, yaitu: 1. Semua alat dan bahan disimpan di dalam ruang khusus menggunakan lemari danatau rak penyimpanan. Sebaiknya ruang alat terpisah dari ruang bahan-bahan kimia. 2. Alat dan bahan kimia sebaiknya ditempatkan di dalam ruang yang terpisah, kecuali jika alat-alat itu terbuat hanya